Takdir

25 0 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

Rembulan menerangi pepohonan yang menjulang tinggi, kabut awan perlahan menyelimuti menandakan dinginnya cuaca di hutan tersebut. Suara burung hantu dan samar-samar bunyi angin yang menghempas dedaunan terdengar dengan jelas. Di antara pepohonan terombang ambing seorang lelaki mungil nan imut yang tercekam perasaannya. Ya betul, dia lelaki bernama Build Jakapan Puttha.

Sambil berurai air mata, ia terus berjalan tanpa arah. Kondisi Build 10 jam lalu sangat berbeda dari sekarang, beberapa jam lalu ia masih tersenyum dan tertawa bersama rekan-rekan pendakian nya menuju puncak gunung di Chiangmai ini. Total ada 5 orang termasuk Build dalam kelompok pendakian ini. Build merupakan mahasiswa tingkat akhir salah satu kampus di Bangkok yang aktif mengikuti kegiatan yang sedang trend saat ini yaitu mendaki gunung. Total sudah lebih dari lima kali ia berpartisipasi mendaki bersama rekan kampus nya.

Namun naas nya, ternyata pengalaman itu seolah-olah belum cukup bagi Build untuk lolos dari bencana "tersesat dari rombongan". Semua berawal saat Build sang pencinta kucing melihat seekor kelinci yang menggemaskan, lantas ia mengejar kelinci itu sehingga menyebabkan dirinya sendiri tersesat dan tak tau dimana letak teman-temannya. Lebih menyedihkan lagi dia benar-benar sendirian, kelinci yang menjadi penyebab semua ini justru entah hilang pergi kemana.

"Hiks.. Hiks.. TOLONG! TEMAN-TEMAN KALIAN DIMANA?!?!" Build berteriak entah untuk kesekian kalinya. Padahal ia sudah tau tak ada yang akan menjawabnya.

Build sangat kebingungan, jalan yang ia lewati seperti lingkaran yang mana tak ada perubahan, berjam-jam ia melangkah selalu kembali ke tempat semula. Akhirnya karena ia sangat lelah, Build tak bisa menahan lagi tubuh nya untuk berbaring. Dengan di alasi dengan kain alakadarnya yang ada di tas nya ia beristirahat, persetanlah ia tak peduli apa yang akan terjadi saat ia terlelap disini, toh ia pikir dirinya memang tak akan tertolong lagi jadi biarkan dirinya mati dengan tenang.

Sreet.. Sreek.. Sreet.. Sreek..

Baru saja Build mencoba untuk menutup mata, terdengar suara langkah yang semakin berjalannya waktu semakin terdengar kuat. Build dalam hati hanya mencoba merutuki diri, seharusnya dia tadi mencari tempat lain yang lebih tersembunyi dari tempat ini. Sekarang ia pasrah dan memejamkan mata kalau kecurigaannya nanti benar suara itu berasal dari langkah makhluk buas.

Tapi mengapa bayangan cerita mencekam yang Build kira tidak kunjung terjadi juga, ia bingung dan sedikit demi sedikit merasa mungkin makhluk itu tak melihat Build, sungguh beruntung bantin nya. Akhirnya ia membuka matanya dan mendudukkan tubuhnya sambil mengedarkan pandangan memastikan apakah benar diri nya sudah tak terancam.

Betapa kaget nya Build melihat seseorang berdiri diam membeku sambil menggendong tas besar ala pendaki tak jauh dari dirinya sedang menatap Build heran sekaligus kaget. Dia lelaki yang berperawakan tinggi seperti dirinya namun jauh lebih berotot dibanding Build. Wajah nya tirus dan tegas dengan tulang pipi yang menonjol yang merupakan perpaduan yang tampan.

"Kamu siapa?" Tanya Build membuka suara.

Orang itu tak menjawab, ia hanya berjalan tertatih mendekati Build. Fakta nya orang ini semakin dilihat semakin menakutkan.

"Tolong jangan sakiti aku!!!" Pinta Build sambil menutupi wajah nya.

Build pikir orang ini adalah hantu yang akan membunuh nya. Sambil menangis Build berdoa agar tuhan mengampuni dosa-dosanya,

Bruuk.. Lelaki itu duduk tepat di samping Build. Kemudian tertawa.

"Hey. Kenapa kamu? Tenang saja aku bukan orang jahat." Ucap orang itu.

Sweet ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang