Tweniwan (mkecil)

580 60 8
                                    

    ' ayah..... Erim kangen.... '

    ' ayah gak kangen Erim? '

    ' ayah udah lama ayah gak jemput Erim di penangkaran... '

    Suara kecil itu tergiang di gendang telinga Seulgi yang baru saja mendaratkan kakinya di Bandara Soekarno-Hatta,

    Mata minimalis nya tertutup erat mendengar suara anak kecil yang dia rindui, Iya, Yerim. Anak orang yang jadi motivasi buat dia kerja, beuh apalagi emaknya. Mata Seulgi udah terlope-lope kalo denger tentang dia.

    Tapi......

   

   

    Clenting....

    Suara notifikasi email Seulgi berbunyi, email dari atasannya membuat senyum Seulgi luntur,

    Iya

    Suho

    Siapa lagi?!

   

    Dikirim lah layangan permintaan penjemputan kepada supir pribadinya, si Jisoo untuk menjemputnya, dan hasilnya adalah nihil, Seulgi menatap ponselnya berkali-kali, Jisoo hanya dalam mode berdering. Bukan.. Maksudnya, dia yang selalu ada bagaimanapun keadaannya.

   

    Tak perlu banyak pilihan akhirnya Seulgi langsung cuzz naik greb, ya meskipun susah payah naik motor. Tapi Seulgi adalah orang yang paling bodo amat dengan dirinya, maksudnya barang-barangnya.

   



    ~










   

    Seulgi membuka rumah mereka bertiga, dan masih dengan keadaan kosong, lampu rumah masih padam, dan dia yakin Jisoo maupun Wendy masih belum kembali,

    " kok? Kosong? ",

    Seulgi tahu ada yang tidak beres dengan semua ini, dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan berebah sebentar, yakali aja ada kabar dari Jisoo or Wendy.

   

    Clenting....

   

    Notifikasi WA bersuara memecah keheningan malam dari kamar gelap Seulgi, Seulgi menyaut HP nya membuka layar kuncinya,

   

    Jisoo...

   

   

    Itu...

   

    Jisoo...

   

   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• 𝘼 𝙆 𝙎 𝘼 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang