Misunderstanding

2.8K 133 13
                                    

"Jaemin, kemarilah." yang mempunyai nama pun langsung menolehkan kepala dan menghampiri orang tersebut.

"Ya, Tuan Lee. Ada yang bisa aku lakukan?" orang tersebut tersenyum dan menepuk bahu Jaemin pelan.

"Kau antarkan minuman itu pada pria yang disana." Jaemin langsung mengikuti arah tunjuk bos nya sekilas dan mengangguk. Bos Jaemin bernama Lee Jeno dan biasa di panggil Tuan Lee oleh para pekerja di bar elit milik pria itu.

Mengambil nampan minum dengan perlahan, Jaemin langsung melangkahkan kaki jenjang nya.

"Permisi Tuan, ini pesanan Anda." ucap Jaemin sambil meletakkan minuman tersebut dan tersenyum. Tidak tahu jika pria tersebut terus memandang nya dengan dalam.

Sampai Jaemin kembali menegakkan tubuh, tatapan mereka bertemu.

Bola mata si manis terlihat bergetar. Berbanding terbalik dengan pria itu yang terlihat tersenyum miring.

"Kemari, duduk disini." ucap pria itu sambil menepuk paha nya. Jaemin yang tidak ingin, langsung meninggalkan pria itu—mantan kekasihnya.

"Satu kali lagi kau melangkahkan kaki jenjang mu itu, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan." sontak ucapan pria itu membuat langkah Jaemin terhenti.

"Menjauh lah dari hidupku. Hubungan kita sudah selesai." baru ingin melangkahkan kakinya kembali, tangan si manis di tarik hingga terduduk dipangkuan mantan kekasih.

"Aku tidak pernah setuju dengan itu, sayangku." Pria itu menghirup wangi tubuh Jaemin dengan dalam.

"Tapi kau mengkhianati aku, Mark Lee brengsek!" Jaemin menatap Mark dengan tajam. Tatapan yang biasa lembut, berubah dengan cepat.

"Tidak cukup kah semua hal yang aku berikan padamu? Aku... mencintai mu, bajingan!" tatapan Jaemin berubah berkaca-kaca. Manik indah itu terlihat menahan tangis.

Pemilik bar tersebut hanya memandang dari jauh. Melihat sang sahabat, Mark dan pekerja barunya dari seminggu yang lalu.

Tentu Jeno tahu dengan masalah kedua anak Adam tersebut. Mark selalu bercerita dengannya dan Jeno tidak pernah melihat sang sahabat terlihat begitu frustasi hanya karena seorang laki-laki manis.

Jaemin terlihat mencengkeram jas kantor yang Mark pakai hingga terlihat kusut. Air matanya mulai mengalir saat mengingat Mark bercumbu dengan pemuda manis lain.

Jaemin masih mengingat bagaimana Mark mencium bibir pemuda manis yang bernama Zhong Chenle dengan nafsu. Tangan Mark juga meraba tubuh Chenle. Mungkin jika Jaemin tidak menyenggol vas bunga hingga terjatuh berkeping-keping, mereka akan melakukan hubungan seks di ruang kantor milik sang dominan. Mereka juga terlihat saling menginginkan. Membuat si manis Na sangat kecewa bercampur sedih.

"Kau belum mendengar penjelasan dari ku sayang. Aku tidak mungkin melakukan itu tanpa alasan. Aku mengakui jika aku salah, tapi itu tidak seperti yang kau pikirkan." Jaemin menangis dan Mark mengelus punggung si manis dengan lembut.

"Aku takut semakin sakit jika mempertahankan hubungan kita. Aku takut jika kau membohongi ku, dan apa yang aku pikirkan itu benar nyatanya." Jaemin menatap Mark dengan wajah yang memerah.

"Jika kau masih tidak percaya padaku, ayo temui Chenle. Biar kau tahu dan percaya jika itu tidak seperti yang kau pikirkan." Mark merasa geram dan mencoba untuk tidak terpancing amarah.

Dengan cepat, Jaemin bangun dari pangkuan Mark dan mulai melangkahkan kaki. Membuat Mark merasa marah dan menatap punggung si manis dengan tajam.

"Jeno, bawa kekasih ku ke kamar yang aku pesan." ucap Mark lewat panggilan telepon dan langsung memutuskan sambungan.

오직 너 | Markmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang