"Sudah ya, jangan terlalu lama berpikir. Waktu kita hampir habis. Tanganku sudah gatal ingin menekan tombol enter dan membiarkan sederet bukti tentang hobi unikmu itu tersebar luas di facebook page milik komunitas sosial di mana keluargamu cukup berpengaruh, Anwar." Zelda menguap kesekian kali.
Anwar menunduk lesu sebagai tanda menyerahkan diri atas pertarungan yang baru terjadi antara mereka. Zelda menawarkan kesepakatan dengan mengancamnya.
"Jadi, apa yang kau inginkan?"
"Jadilah calon suamiku. Aku perlu menunjukkan batang hidungmu pada Kakek sampai lelaki tua itu menyerah untuk menjodohkanku dengan pria pilihannya," tegas Zelda.
Anwar tertawa kecil. "Andai calon suamimu tahu bahkan kau selicin ular, aku tidak yakin pria itu tetap akan menikahimu. Bahkan aku yakin tidak akan ada pria yang sanggup hidup bersamamu meski pura-pura, Zelda."
"Maka dari itu, aku membutuhkan bantuanmu, Anwar. Berbaik hatilah sedikit. Lagipula aku memiliki chat percakapan malam-malam kita. Kakek pasti percaya bahwa kau dan aku memang sepasang kekasih."
Anwar bergidik.
"Enam bulan, tidak lebih. Kau harus melepaskan aku, Zelda."
"Enam bulan, tidak kurang tidak lebih."
"Baiklah, aku setuju." Anwar menggerak-gerakkan sepasang tangannya yang sudah diborgol sejak semalam. Andai ia tahu ternyata dirinya hanya dijebak seperti anak rusa, sudah tentu Anwar tidak akan menginjakkan kakinya ke Indonesia.
"Kau sudah setuju, Anwar?"
Anwar mengangguk.
"Kau tidak akan lari dari tanggung jawab?"
"Ini janji lelaki, Zelda." Anwar memandang perempuan itu dengan tatapan serius, "Sekarang lepaskan borgol ini dari pergelangan tanganku dan kita berbicara layaknya orang dewasa yang akan berbisnis."
"Baiklah, kalau begitu." Zelda lalu mengetuk sesuatu pada meja untuk memberi tanda pada kedua sahabatnya yang bersiaga di kamar samping agar mereka membantu melepas borgol Anwar.
Sesaat kemudian, dua sahabat Zelda sampai di ruangan kamar bulan madu yang tadinya Anwar kira akan ia nikmati bersama Zelda. Zelda yang dipikir Anwar adalah perempuan bersahaja asli Indonesia. Ternyata berhasil menjebak dirinya dalam skenario yang biasa terjadi dalam film-film romansa.
[Penampakan kamar bulan madu yang dikira Anwar akan menjadi tempat peraduannya bersama Zelda. Sumber: unsplashdotcom/ VisualSofdana]
Anwar memandang sengit pada Dru, salah satu sahabat Zelda yang semalam berhasil membanting tubuhnya ke lantai dalam sekali tebas. Meski tubuh Anwar jangkung besar tapi badan Dru yang atletis justru lebih terampil bela diri.
Berteriak pun tidak ada gunanya dalam cottage yang sudah dipesan Zelda untuknya. Anwar mengingat siang kemarin saat perempuan itu menjemputnya dengan manis di pintu kedatangan luar negeri dengan setelan rok selutut dan kemeja ketat khas anak remaja.
Bayangan liar tentang Zelda yang berseragam dan imajinasi seksnya mengembara tidak karuan. Anwar kalah total. Zelda dan antek-anteknya berhasil menjebak Anwar dalam skenario kotor mereka.
Satu hal yang membuat Anwar penasaran, mengapa Zelda memilihnya sebagai calon suaminya? Apa Zelda tidak khawatir dirinya akan melakukan sesuatu yang liar terhadap perempuan itu?
Mendadak lamunan Anwar ditarik pada kenyataan saat ini. Antek Zelda yang lain, perempuan berambut sebahu dengan tatapan tegas dan tampak lebih berbahaya dibanding pria di sampingnya menyerahkan pena pada Anwar.
Anwar menerima pena yang diserahkan Aira.
"Di sini," ucap Aira sambil menunjuk beberapa kotak yang sudah ditempel materai untuk ditandatangani Anwar sesuai kesepakatan mereka.
Anwar mengangguk lemah.
"Terakhir, di sini." Aira menunjuk lembar terakhir sambil memberi isyarat pada Zelda. "Selamat, kalian kini resmi menjadi pasangan. Baca ulang klausul yang ada di dalamnya, kau dilarang melakukan kontak fisik atau pelecehan terhadap Zelda. Aku akan memburumu sampai ke ujung bumi, Bung."
Anwar kembali mengiyakan perkataan Aira. Ia tidak memiliki tenaga lain untuk membantah, menolak, atau bahkan membela diri. Energi sudah diserap habis oleh perempuan berbulu domba bernama Zelda.
"Ayo, Sayang. Cepat berpakaian, aku tidak sabar mengenalkanmu pada Kakek. Ingat kau harus bersikap manis. Jangan menggunakan bahasa Indonesia terlalu sering. Bersikaplah seperti orang asing." Zelda menghampiri Anwar yang terduduk lesu seraya menyerahkan kaos bersih pada lelaki itu.
"Darimana kau tahu aku bisa berbahasa Indonesia dengan fasih?" Anwar penasaran.
Zelda tergelak, "Aduh, Anwar. Kau bodoh atau apa ya? Sudah tentu aku tahu kau fasih berbahasa Indonesia. Bukankah kau sering ke Jakarta untuk mengurus urusan perizinan dengan Departemen Perdagangan dan mengunjungi beberapa perkebunan di Sumatera karena perusahaanmu memiliki kerjasama dengan Dinas terkait?"
Anwar tersentak. Zelda mengetahui info lain tentang bisnisnya. Padahal, Anwar tidak pernah mengatakan pada Zelda bahwa sebetulnya ia adalah pengusaha Turki yang sering ke Indonesia. Baru kali ini, Anwar merasa kalah telak. Sialan!
"Kau tahu, Anwar? Perusahaan agribisnis milik Kakekku selalu kalah tender dengan perusahaan milikmu. Kini saatnya kau berbagi rahasia agar perusahaanku juga bisa memenangkan tender seperti Aydem Food and Corporation," usul Zelda dengan manis.
Anwar hampir tersedak. "Poin itu tidak ada dalam perjanjian, Zelda."
Zelda menahan geli, "Loh, kata siapa tidak ada dalam perjanjian? Kau yang tidak jeli membaca, Anwar Aydem. Aku sudah menyasar dirimu sejak lama. Kau kini terperangkap bersamaku, mengerti?"
Anwar mematung dan menelan ludah karena kini terjebak bersama perempuan berbisa macam Zelda.***
Add this book to your library! Love and Vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bossy Wife [Tamat50BabFullKryaKrsa]
RomanceZelda memanfaatkan Anwar dengan pernikahan kontrak. Saat kebohongan terungkap, Zelda pergi agar Anwar bahagia. Anwar yang terlanjur cinta berusaha mendapatkan Zelda kembali. Berhasilkah keduanya bersatu? *** ©️inacarra, 2022.