Prolog

4 4 0
                                    

Mora berdegus kesal,sedari tadi nita dan kina tak kunjung datang katanya cuman pergi ke kantin sebentar.
Tapi rasanya sudah satu setengah jam keduanya tak kunjung datang,tega bener.

Karna mora merasa bosan ia memutuskan ke kantin saja melihat kedua sahabat sejoli nya,anak anak di kelas juga hanya tersisa satu sampai empat orang saja.

Di sepanjang jalan menuju kantin mora hanya sibuk melihat kesana kemari melihat kedua manusia tak serupa tapi sama itu.
Tetap saja nihil keduanya tak ada di kantin,kemana mereka pergi?apa mereka membohongi mora? Tidak mungkin.

Karna mora sedikit kebelet ia langsung cap cus saja ke toilet,lebih baik buang air kecil dari pada buang buang waktu mencari hanya untuk melihat kedua manusia itu.

Di sepanjang jalan menuju toilet,mora hanya melihat benda gepeng di tangannya itu,sedikit tertawa melihat insta story orang orang yang lucu padahal mah gak lucu garing!.

Brukkk...

Gadis itu tak sengaja menabrak orang di depan nya,ini sebab dari tadi ia hanya mementingkan benda gepeng itu dari pada jalannya sendiri.

Kedua bola mata itu bertemu,sial malaikat dari mana ini?ganteng nya melebihi batas standar,ingin langsung ngajak nikah aja ayo bawa ke KUA,mata gelap gue serasa bertemu cahaya ilahi anjir.

Karna mora adalah anak baik dan imuts ia segera menundukkan kepalanya dan berterima kasih eh maksudnya meminta maaf.

"Maaf kak" ucapnya. Laki laki itu tak menjawab pertanyaan mora ia malah menatap kalung berlogo buglon itu,kenapa harus kalung itu yang di liat coba?harusnya kan wajah cantik nan berseri milik mora yang di liat,mana logo kalungnya sudah tidak utuh lagi kan malu maluiin.

Mata laki laki itu tak lepas dari mata kalung milik mora ini,apa ada yang salah dengan kalung itu?apa ia berniat menertawai mora karna tak mampu membeli kalung baru lagi? Tidak tau saja dia,ini pemberian anak kecil waktu ia ulang tahun di masa umur 6 tahun sudah tak ada lagi yang menjualnya,langka.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat detik.

Lima detik.

Enam detik.

Tujuh detik.

Delapan detik.

Sembilan detik.

Sepuluh detik.

Sial laki laki itu tak mengarahkan pandangannya melihat kalung mora,ada apa orang di depannya ini sungguh tidak jelas untung ganteng kalo gak udah gue jewer tuh teliga sampe copot.

Mora menutupi kalungnya,ia tak enak jika laki laki itu hanya memandang kalung itu,tak ada niat apa melihat kecantikan mora yang infinite ini?.

Ketemu. Batin laki laki itu dengan senyum yang terukir indah di bibirnya.

"Kenapa lo liatin kalung gue? Mau lo colong trus lo jual? Apa jangan jangan...lo mau ketawa karna mata kalung gue udah gak utuh?"

Laki laki itu tersenyum miring. Ia menarik tangan mora.
Tentu mora merasa aneh dengan manusia kutub utara di depannya ini.

"Gue mau tanya sama lo" akhirnya laki laki itu membuka suara emasnya,damengnya gak ngotak,usus lo aja gak tercernanya.

"Tanya apa?"

"Lo bukan pemilik tubuh ini kan?!"

Mora menajamkan pendengarannya apa ia tak salah dengar? Kenapa laki laki itu tau atau hanya ia iseng aja atau ia mengarang nya?.

"Sotoy" ucapnya dengan nada lumayan di tekankan.

"Lo bukan mora atau pemilik tubuh ini,lo putri kan?"

Mora diam membeku apa yang baru saja di katakan pria ini,bagaimana bisa ia tahu bahwa mora ini adalah putri,apa dia seorang peramal.

"Putri siapa ya btw?" Ucapnya pura pura tak tahu.

"Lo adelia putri,cewek yang sangat suka mie ayam,teh kotak dan satu lagi lo sangat suka gambar buglon"

Mora ingin mengatakan bahwa yang di katakan laki laki itu benar, tapi kenapa ia bisa mengenali putri?.

Mora mengangguk ragu.

"Kenapa lo bisa tau? Cuman gue seorang yang terdampar di dunia baru ini"

"Gue arka narendra."
_______________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang