[12]

312 50 7
                                    

Kue Putu

Langit warna jingga khas sore hari menjadi objek pengelihatan Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit warna jingga khas sore hari menjadi objek pengelihatan Felix. Sewaktu dia baru keluar dari kamar mandi, pemandangan dari luar jendela berhasil nyuri atensinya.

Ga pake lama dia ngambil kamera dslrnya dan buka pintu balkonnya. Langit sore itu langsung difoto sebanyak-banyaknya buat kenang-kenangan.

Sangking sibuknya liatin langit, dia sampe ga sadar tiba-tiba ada tangan kokoh yang meluk dia dari belakang. Felix ga kaget, udah kebiasaannya Chan kalo Felix lagi apa gitu tiba-tiba nge back hug.

"hey, what are you doing?" Tanya Chan. Kemudian dia nyuri-nyuri ciuman di leher Felix. Dia ngambil kamera yang dipegang Felix, terus ngeliat hasil jepretannya, setelah itu naruh kameranya di meja deketnya.

"nothing... hhh" Felix menghela napas kemudian  nyenderin kepalanya ke dada bidang dibelakangnya. Keduanya bungkam.

Suasana hening seketika. Karena kedua oknum itu lagi menikmati pemandangan matahari yang seolah-olah tenggelam ke bawah laut. Tangan Chan yang tadinya megang pembatas balkon, bergerak mengelus perut besar Felix.

"Ga kerasa ya bae, dulu perut kamu masih rata banget sekarang udah gede aja" ucap Chan memecah keheningan.

"hm! iya aku juga ngerasanya juga cepet banget. dulu aku masih bisa lari-larian kalo sekarang, naik tangga aku aja udah ngos-ngosan" balas Felix antusias. Dia dongak natap Bangchan yang juga balik natap dia.

oh iya chan, aku belum siapin nama" ucap Felix tiba-tiba.

"ehh, aku juga belum kepikiran, kasih nama apa enaknya?" Chan berhenti ngusap perut Felix, sekarang dia ganti ngusap dagunya sambil mikir nama yang bagus.

"kasih nama voldemort aja biar kayak yang di harry Potter. Keren tau lix" Felix otomatis geplak bahu kanan Chan.

"GAK!! Yakali anak aku disamain sama om om ga punya hidung, ga sudi aku" ucap Felix ngegas. Gamau anaknya disamain sama Voldemort yang hidungnya rata itu.

"iya iya, bercanda doang kok sayang" ucap Chan melas sambil ngusap-ngusap bahunya yang barusan di pukul Felix. Kurus-kurus gitu geplakannya sakit cuy.

Keadaan hening lagi, karena kedua manusia itu sibuk memikirkan nama untuk anak mereka.

Sekedar info, waktu check up kandungan kemarin dokternya bilang kalo anak diperut Felix itu perempuan. Mendengar hal itu, Chan sampe loncat-loncat kesenengan karena dia keturutan punya anak perempuan.

Felix diem sambil natap langit yang mulai menggelap. Maniknya memandang lurus ke arah pantai depannya.

"Christine Bang" Felix menoleh ke arah Chan yang tiba-tiba mengucap secara spontan.

"Christine? Kok ada nama kamunya ya?" Bangchan ketawa kecil dengernya. Iya juga sih, nama inggrisnya Chan itu Chris, nanti anaknya Christine. Mirip mirip lah.

"tapi simpel juga, nanti aku kalo manggil kalian cuma perlu teriak 'Chris' aja haha!"

Berujung mereka berdua ketawa bersama. Ga tau dimana letak lucunya, tapi mereka tetep bahagia nikmatin momen berduaan.

Tangannya masih sibuk mengusap-usap calon anaknya yang masih dilapisi perut Felix. Tinggal menunggu kurang lebih satu bulan lagi dia bisa liat anaknya secara langsung. Makin ga sabar deh, penasaran anaknya mirip siapa.

Tiba-tiba Chan jongkok di depan perut Felix. Tangannya dia letakin di samping sisi pinggang Felix.

"hai baby Chae, baik-baik ya di perut mommy, daddy udah ga sabar ketemu kamu" Tepat setelah ngomong begitu, Chan majuin kepalanya, nempelin bibir perut Felix.

Lihat hal tersebut, Felix tersenyum tipis. Hatinya menghangatkan melihat interaksi papa dan calon anaknya.

"eugh!"

"Kenapa lix?!" Tanya Bangchan panik. Dia langsung berdiri sewaktu Felix tiba-tiba meganggin perutnya.

"eh, ini baby Chae nya nendang chan" mendengar hal itu, Bangchan masang ekspresi senang. Membungkuk kan badan mendekat ke arah perut Felix.

"kamu juga ga sabar ketemu daddy sama mommy ya baby?" Tangannya dia taruh di perut Felix. Terus kerasa lagi tendangan dari debay nya. Chan anggep itu jawaban 'iya'.

Ga kehitung berapa banyak kebahagiaan yang Chan dapetin. Intinya dia bakal jaga baik-baik keluarga kecilnya. Chan ga akan segan mukul orang yang nyakitin kesayangannya.

Bangchan natap mata Felix yang berkaca-kaca. Tersirat kebahagiaan di manik cerah Felix. Chan bangkit terus nyium lembut bilah manis istrinya.

Ciuman lembut itu menjadi semakin panas. Ketika Felix mau lepasin tautan bibir mereka karena napasnya udah habis, chan malah nahan tengkuknya pake tangan kanannya.

Padahal Felix udah hampir megap-megap, dia mukul dada bidang Chan. Sesaat kemudian tautan bibir itu terlepas.

"hahh.... Hahhh" Felix langsung hirup udara sebanyak-banyaknya. Sebelum dia merinding denger suara Chan-

"can we drive tonight?" Bisik Chan tepat di telinga Felix. Felix mematung sambil masang mimik wajah takut-takut mau.

Wajahnya udah merah, dia nyembunyiin senyum malunya. Kepalanya mengangguk pelan. Chan udah natap dia seakan-akan serigala yang udah nemuin targetnya.

Sedetik kemudian, bangchan langsung nyatuin bilah bibir mereka. Ga cuma nyatuin bibir aja, mereka juga main lidah. Ciuman itu perlahan turun ke rahang Felix.

Chan menciumi rahang bawah istrinya sembari tangannya menelusup ke dalam bathrobe yang Felix gunakan. Tangan Chan mengusap punggung Felix. Dan jangan lupakan kalau mereka masih memakai bathrobe.

"mmhh" lenguh Felix sambil gigit bibirnya.

"c-chann, pindah ke dalam aja" ucap Felix. Tangannya mencengkram kuat bathrobe yang Chan pakai.

Pada akhirnya kedua orang yang akan menjadi orangtua itu beralih ke dalam dan ga lupa masang tulisan 'do not disturb' di gagang pintu biar ga ada orang yang ganggu. Semoga aja ga ada yang keganggu gara-gara suara laknat mereka.

.
.
.

[To Be Continue]
Tidakkkk, aku ga bisa bikin adegan gituannnnnn

Kue Putu - Chanlix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang