Infeksi Usus - Part 1

78 2 0
                                    

Hari ini adalah hari senin, dimana seluruh umat dibumi ini tidak menyukai hari ini karena mereka harus memulai kembali aktivitas seperti semula setelah weekend, begitu pula dengan Adinatha's.

Pagi ini, terlihat Maudy sedang memasak sarapan bersama beberapa maid disana. Ketika sedang memasak Maudy dikejutkan oleh kecupan yang diberikan secara tiba-tiba oleh Marcel sang kepala keluarga.

"Mas ih, aku kaget. Jangan gitu dong. Malu tau diliatin sama maid." Kesal maudy pada suaminya itu. Yang dimarahi pun hanya bisa tertawa jahil.

"Ayah kenapa sih pagi-pagi udah gangguin bunda, ntar bunda ngambek ayah yang repot bujuk loh." Ujar anak keduanya Anthony. Marcel yang mendengar suara anak keduanya itupun merespon tidak peduli dan membuat Anthony kesal dibuatnya.

Ditengah perdebatan ayah dan anak itu, anak pertama Adhinata Cristie atau biasa dipanggil Kak Titi oleh keluarganya. Melakukan ritual pagi ya itu mencium bunda dan ayahnya dipagi hari. Dan ketika ingin mencium adik keduanya langsung mendapat penolakan mentah-mentah.

"Kenapa sih kak? Aku ngak mau dicium ah. Udah pada gede juga kita. Kalau mau cium, itu sih adek aja. Atau ngak di Nicho aja dah." Kesal Anton. Orang yang merasa disebut namanya pun tidak terima, baru saja ia memasuki area ruang makan sudah mendengar kata-kata menyebalkan seperti itu.

"Enak aja, Aku juga udah gede ya kak. Udah mahasiswa semester akhir. Kalau mau cium, itu si adek pasti seneng dia." Ujar Nicho dengan santai.

"Selamat pagi semuanya, adek datang." Orang yang disebut Nicho pun datang dengan senyuman lebar seperti biasanya. Dia mencium satu persatu keluarganya tanpa terlewatkan. Karna memang menurutnya itu ritual yang sangat membahagiakan.

"Pagi adek, gimana tidurnya nyenyak kan semalam?" Tanya maudy pada anak bungsunya itu.

Yang ditanya pun segera menjawab dengan eyesmilenya "iya tidur adek nyenyak banget."

"Bagus dong, adek berangkat sama ayah aja oke hari ini? Bunda sama kak titi ada prakteknya siang, terus Bang Anton juga ada kontrol lapangan, kak Nicho harus bimbingan." Ujar Marcel pada Jeremy.

Jeremy pun mengangguk paham "ngak apa-apa kok yah, aku berangkat sama supir juga bisa. Kan biasanya juga gitu."

"Sama ayah aja dek, kan ayah juga sekalian mau kekantor. Searah juga." Ujar Cristie yang sedang membantu ibunya menata meja makan. Jeremy pun mengiyakan perkataan kakaknya tanpa menolak.

"Yaudah ayok sarapan, ntar pada telat loh. Ini hari senin. Adek juga bekalnya udah bunda siapin, nanti jangan lupa dibawa. Oke?" Ujar Maudy. "Oke bunda" perintah itu diterima dengan baik oleh jeremy.

Mereka pun makan dengan hikmat tanpa bersuara sedikitpun. Dan setelah selesai mereka semua segera berangkat untuk memulai kegiatan masing-masing.
————————
Di gerbang sekolah

Mobil yang ditumpangi oleh Jeremy dan ayahnya pun telah sampai disekolah anak tersebut. Jeremy segera berpamitan dan segera memasuki gerbang sekolah karna sebentar lagi akan memasuki jam masuk sekolah.

Saat berjalan dikoridor menuju kelasnya, Jeremy tidak sengaja bertemu dengan sahabatnya yaitu Nathan, Chandra, dan Juna. Jeremy segera menghampiri mereka
"Selamat pagi, tumben udah nyampe aja jam segini?" Tanya Jeremy karena tidak biasanya ketiga sahabatnya ini sudah ada disekolah sepagi ini.
"Lu yang tumben anjir, biasanya pagi-pagi udah disekolah. Ini udah mau masuk baru nyampe?" Sergah Chandra dengan heran, dan disetujui oleh dua orang lainnya.
"Hehehe, tadi lama dirumah soalnya pada ribut dulu sama para abang kakak." Jawabnya dengan cengengesan.
"Udah yuk, masuk kelas dulu. Bentar lagi bel, ntar telat lagi masuk kelas." Ajak Nathan dan disetujui oleh teman-temannya. Mereka pun segera menuju kelas dan segera menyiapkan diri untuk pelajaran pertama.
——————
Waktu Istirahat

Keempat sekawan itu segera menuju kantin setelah mendengar bel istirahat berbunyi. Walaupun Jeremy membawa bekal sendiri dia tetap memakannya bersama sahabatnya dikantin. Untuk ketiga sahabatnya memang tidak ada larangan dari keluarga mereka untuk makan apapun yang ada dikantin, sedangkan Jeremy diwanti-wanti untuk lebih hati-hati memilih makanan yang akan dimakannya dan maka dari itu lebih baik dibawakan bekal oleh Maudy. Namun, hari ini Jeremy ingin sedikit bandel dengan mencoba membeli makanan dikantin.

"Eh, Rio. Mau makanan gratis ngak?" Ujar Jeremy pada teman sekelasnya itu.
Yang ditanyapun segera menjawab "Mau. Emang apaan?" Tanya Rio.
"Makan bekal gua mau ngak? Soalnya pengen jajan makanan kantin." Rio yang memang senang makan apalagi itu makanan gratis tentu saja dengan senang hati menerima bekal temannya tersebut.
Nathan yang melihat Jeremy memberi bekalnya pada Rio pun menatap heran "eh, kalau lu kasi bekal lu ke Rio, lu makan apa Je?"tanya Nathan heran.
Jeremy pun segera memasang wajah cengengesannya "pengen beli bakso, telur gulung, sama alpukat kocok. Boleh ya?" Tawar Jeremy.
Chandra, Juna, dan Nathan pun menghela nafas lelah seakan mengerti jika temannya ini ingin mencoba makanan yang selama ini mereka makan hampir setiap hari.
"Yaudah, gua pesen dulu. Lu duduk sini aja. Gua pesenin yang lu mau sekalian dengan pesanan mereka juga." Ujar Juna pada mereka. Jeremy pun mengangguk senang.

Akhirnya, setelah menunggu sekitar 10 menit, makanan yang dipesan oleh mereka pun sampai diatas meja. Jeremy segera mengambil alih pesanannya, dia sangat tergiur dengan telur gulung yang terlihat menggoda karena saus khasnya. Dia pun menyantap telur gulung itu dengan semangat dan sambil menyeruput alpukat kocoknya.
"Pedes ngak je?" Tanya Chandra. Jeremy pun mengangguk "tapi enak kok, masih bisa dimakan.".
"Baksonya kalau pedes jangan dimakan loh ya?" Peringat Chandra pada Jeremy. Jeremy pun mengangguk. Setelah selesai memakan telur gulungnya, Jeremy pun segera menyantap baksonya, yang sialnya terasa lebih pedas daripada telur gulungnya. Karna ia lupa memberitahu pada Juna untuk tidak memberi banyak sambal didalam baksonya. Tapi dia tidak peduli. Tetap menghabiskan makan itu dengan bahagia.

—————
Jam 01.00 pagi

Ditengah tidur nyenyaknya, tiba-tiba Jeremy terbangun merasakan sakit pada perutnya. Sakit seperti ingin mengeluarkan sesuatu, akhirnya karena tidak bisa ditahan, diapun pergi ke kamar mandi. Setelah 5 menit kemudian dia keluar dari tempat tersebut. Dia kembali membaringkan dirinya dikasur, namun 10 menit kemudian dia kembali merasakan sakit yang sama pada perutnya, dia pun dengan segera pergi ke kamar mandi untuk buang air besar kembali. Kejadian itu berulang-ulang terjadi, setelah 7 kali bolak-balik ke toilet. Jeremy tersadar bahwa ada yang tidak beres dengan perutnya itu, perutnya terasa sakit yang melilit dan terasa sangat perih. Bahkan untuk duduk saja dia merasa perih karena anusnya sangat kesakitan akibat terlalu sering memaksakan diri buang air besar. Ada keinginan didirinya untuk memberitahukan kepada ibunya, namun dilihatnya jam dinding dikamarnya menunjukan pukul 3 pagi, dia pun mengurungkan niatnya tersebut. Dan mencoba memaksakan dirinya kembali untuk tidur. Mungkin karena saking lelah tubuhnya itu, dia pun mulai kembali bisa memejamkan matanya.

Namun, 4 jam kemudian. Pada jam 5 pagi, Jeremy kembali merasakan perutnya lebih sakit dari yang pertama dia rasakan. Dan dengan keadaan lemas dan keringat dingin terus mengucur dari kepalanya dia kembali ke kamar mandi untuk melakukan buang air besar, kali ini ia lakukan sambil menangis karena sakitnya sudah tidak bisa ia tahan. Setelah selesai dia kembali merebahkan tubuhnya ditempat tidur dan sambil meremas badcover yang ada ditempat tidurnya untuk melampiaskan rasa sakitnya dan masih dengan terisak lirih. Namun perutnya semakin menjadi, karena tidak bisa menahan ia kembali ketoilet sambil menangis dan membungkuk, karena perutnya terasa sangat sakit. Jeremy lebih memilih untuk tidak kembali ketempat ditidurnya dan lebih memilih tidur diatas kloset di kamar mandinya karena takut akan buang air besar ditempat tidurnya.

——————
TBC

Adinatha's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang