"Oi, ada yang mau lanjut sampe tengah malem nggak?"
Suasana sebuah kafe yang malam itu sedang digunakan untuk acara reunian sebuah SMA semakin ramai meskipun jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Kafe itu memang sudah disewa penuh untuk acara tersebut.
"GASSS!"
"Nggak. Gue mau pulang duluan."
Jawaban berbeda tersebut terlontar secara bersamaan membuat suasana mendadak menjadi sepi.
"Kalian berdua nih ya dari dulu.....haduh!"
"Jadian deh kalian. Lagi sama-sama jomblo, 'kan?"
"Ogah!"
"Tuh! Tuh!" Seseorang menunjuk dua orang didepannya itu dengan heboh. "Barengan lagi, 'kan ngejawabnya."
"Ogah gue dapet cewek yang suka masuk angin kayak dia."
"Emang gue mau jadian sama cowok yang suka kelayapan kayak lo?"
"Biasanya yang kayak gini bakalan nikah sih. Taruhan sama gue," ucap seorang cewek lalu meneguk minumannya sampai habis.
"Nyenyenye."
Suasana kembali normal. Dua orang yang tadinya jadi spotlight hanya berpandangan sambil mencibir.
"Run, mau pulang sekarang? Mau gue anter nggak?"
Tiba-tiba salah satu dari mereka menoleh.
"Nggak! Aruni balik sama gue. Orang kita satu rumah."
Dua orang itu, Aruni dan Giyan, sepasang cowok dan cewek, benar-benar sukses membuat seisi ruangan heboh.
"KALIAN KUMPUL KEBO????"
🐂🐂🐂
"Lo tuh bisa nggak sih sekali-sekali kalau ngomong difilter dulu? Gue tuh males tahu nanggepin anak-anak yang kepo!" Aruni turun dari motor sambil ngedumel sepanjang perjalanan.Giyan membuka helm lalu menata rambutnya santai. "Ya tinggal nggak usah diladenin. Beres."
"Lo sama gue tuh beda, Yan!" Aruni semakin kesal. "Gue nggak bisa mengabaikan hal-hal kayak gitu."
"Berarti masalanya di lo," tutup Giyan membuat Aruni terdiam.
Cowok itu masuk ke rumah duluan. Aruni paham dia kesal terlihat dari hentakan kakinya.
"Kenapa sih, Run?" tanya Giyan tiba-tiba. "Lo malu kah temenan sama gue?"
"Yan, maksud gue..."
Ceklek. Pintu terbuka.
BRUGH. Pintu ditutup.
Lalu tiga detik kemudian, pintu sengaja dibuka sedikit dari dalam.
Aruni menghela nafas panjang. Giyan dan sifat kekanak-kanakannya.
🐂🐂🐂
Aruni masuk ke dalam rumah. Iya, rumahnya Giyan. Di dalam rumah itu dia melihat banyak foto keluarga Giyan....dan juga foto dirinya. Ya, foto dirinya dan Giyan selama sekolah. Cerita mereka sangat panjang. Intinya mereka telah bersama dalam waktu yang lama. Pertengkaran yang seperti ini sebenarnya bukan sesuatu yang besar karena nanti Giyan akan membaik sendiri.
Dari atas terdengar pintu kamar Giyan terbuka. Kedua mata Aruni bertemu pandang dengan cowok itu ketika dia turun dari tangga. Mukanya masih masam dan bibirnya cemberut. Dia mengubah langkahnya ke dapur untuk membuka kulkas.
"Yan..."
Cowok itu berhenti minum air dan masih membelakangi Aruni.
"Laper."
Dia membalikkan badan dan menatap Aruni. "Mau makan apa?"
Aruni tersenyum.
Kim Gyuvin [boysplanet & zerobaseone]
as Giyandra WardhanaSullyoon [nmixx]
as Aruni Laksita
"Run, ongkirnya mahal."
Aruni yang sedang sibuk nonton TV menoleh, "Terus?"
"Split bill ya?"
"Split bill tai emang ujung-ujungnya gue yang bayar."
"Lo jangan bikin gue kelihatan jadi cowok redflag dong!" Giyan gak terima. Padahal baru aja baikan.
"Iya, udah, cepetan pesen."
"Males. Gue beli nasgor depan komplek aja!"
"Ya udah," kata Aruni lagi. Energinya udah habis.
Giyan siap-siap keluarin motornya.
"Yan, jangan sampe lo pulang bawa nasi goreng se abang-abangnya." Aruni harus kasih reminder soalnya Giyan emang kelewat friendly. Pernah dia ketemu abang tukang cilok di depan komplek terus besoknya dia bawain Aruni ikan lele. Iya, ikan lele yang masih segar. Dia cerita dengan menggebu-gebu kalau dia dapat circle baru bapak-bapak mancing mania lewat perantara abang tukang cilok itu. Meskipun kalau ada hari dimana dia nt alias nice try alias lagi gak mujur dapat ikan, Giyan bakalan bete sepanjang hari.
Giyan mencibir terus dia langsung tancap gas.
[2 Jam Kemudian...]Aruni ngedumel sambil mencuci peralatan bekas makan mie rebus. Gak jadi makan nasi goreng soalnya Giyan belum balik.
Akhirnya sekitar jam sepuluh malam, motor Giyan memasuki rumah. For your information, Giyan pamit beli nasgor jam delapan malam.
"Bagus. Baru balik jam segini lo bantuin abangnya jualan kah?"
"Hehehe. Iya, run. New skill unlocked."
Rasanya Aruni pengen gebuk cowok itu.
Giyan cengengesan sambil menyerahkan bungkusan nasi goreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekstrovert vs Homebody
Teen FictionAruni merasakan bahwa tempat ternyaman di dunia adalah di balik selimut alias di dalam kamarnya. Ia merasakan dunia sangat berbahaya di luar sana sehingga sebisa mungkin Ia membatasi diri untuk berlama-lama berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan...