Bagian 2: Their names, Aruni & Giyan

104 26 3
                                    

"Tante minta tolong ke Giyan untuk selalu temenin Aruni ya. Dia anaknya pendiem banget. Apa-apa nggak berani ngomong. Tante takut kalau semisal dia dijahatin temennya terus dia diam aja."

Giyandra Wardhana, bocah SMP umur empat belas tahun menatap tajam ke arah bocah perempuan seusianya yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Giyan?"

"I...iya, Tante Sita."

Wajah wanita seusia maminya itu langsung menunjukkan ekspresi lega.

"Tante tuh senannggggggg banget waktu kamu jadi pindah kesini. Aruni jadi ada teman sebaya."

Lagi-lagi Giyan hanya tersenyum.

"Eh? Ini dahi kamu kenapa? Habis jatuh?"

"I...iya ini gara-gara..."

"Biasa, Sit. Anak cowok mainnya bar-bar. Jatuh waktu main," sahut Ranti-maminya Giyan-dari dapur lalu datang ke ruang tamu dengan membawa camilan dan teh.

"Kaya habis ditonjok ya?" ucap Sita dengan muka serius.

"I...iya emang habis di...." Kalimat Giyan terputus ketika Maminya memberikan sinyal agar dirinya lebih baik diam.

"Untung ya, Sit aku ikutin saran kamu buat ambil rumah ini. Rumahnya enak. Bakalan betah kayaknya aku disini. Apalagi tetanggaan sama bestieku dari zaman SMA hehehe."

Obrolan ibu-ibu akhirnya berlanjut. Menyisakan anak mereka yang hanya bisa diam sambil menatap satu sama lain.


👊🏻


"Pinter juga ya lo aktingnya di depan Tante Sita. Pendiem apanya? Gue aja ditonjok," dumel Giyan. "Mana Mami ngebelain lo lagi. Mentang-mentang pengen punya anak cewek!"

"Siapa suruh lo isengin gue?" jawab Aruni lalu duduk di samping Giyan yang sedang memainkan kakinya di pinggiran kolam renang di halaman belakang rumahnya.

"Gue tuh cuma mau ambil capung di kepala lo. Eh, gue malah ditonjok. Bukannya bilang makasih!" dongkol Giyan.

"Kita tuh baru kenal beberapa hari. Jangan sok asik deh."

"Dih?" Giyan bergidik.

Hening.

Giyan menoleh, menatap Aruni yang masih menatap ke depan.

"Ya udah kenalan dulu biar bisa sok asik."

Aruni tampak kaget dengan ajakan perkenalan yang tiba-tiba itu.

"Nama gue Giyan."

Mukanya agak meragukan, kalau kata Aruni.

"Aruni," jawab Aruni akhirnya.

"Nama lo cantik banget."

Pipi Aruni memanas. Terlihat dengan jelas perempuan itu paling tidak bisa dipuji karena bakalan malu sendiri.

"Salting ya?" ledek Giyan.

"GAK."

"Iya tuh salting. Kiw-kiw."

BYURR!

Aruni langsung melarikan diri setelah mendorong Giyan masuk ke kolam renang.

Ekstrovert vs Homebody Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang