Chapter 2

24 2 1
                                    

Tidur nyenyak Narine terusik saat suara tirai ranjangnya terbuka, dan cahaya matahari menerpa wajah sayunya. Ada beberapa pelayan di kamarnya tengah sibuk menyiapkan sesuatu, tubuh Narine juga di paksa berdiri dan pakaiannya dilucuti, tidak ada sepatah kata pun dari para pelayan di sana.

"Pagi-pagi begini ada apa? Dan bisakah tidak sembarang langsung masuk ke ruanganku?" Hanya hening yang di dapati oleh Narine, para pelayan tidak menghiraukannya dan sibuk menggosok tubuh Narine yang sekarang berada di bak mandi.

"Apa kalian mendadak tuli?" Narine memutar bola matanya muak.

"Hari ini, yang mulia Lara akan di nobatkan sebagai ratu Tyrion. Acara ini hanya dilakukan oleh internal kerajaan, pastikan hal ini tidak bocor dari mulut anda." Narine tersenyum mengejek, lihatlah mulut pelayan di depannya ini. Tapi Narine memilih diam dan membiarkan para pelayan mengerjakan tugas mereka.

15 menit berlalu kini Narine sudah rapih dengan gaun putih miliknya, rambut merahnya juga di sanggul dengan cantik. Para pelayan yang membantunya bersiap juga sudah pergi, Narine melangkah ke arah pintu kamarnya, saat membuka pintu ternyata Alteir sudah berdiri di sana menunggu Narine keluar.

Berada dekat seperti ini dengan Alteir sangat tidak nyaman, berbeda sekali saat bersama Atlas. Alteir sama sekali tidak memancarkan aura menenangkan dari kebanyakan malaikat, entahlah bagaimana mereka berdua bisa bersaudara.

"Dimana Atlas?"

"Jangan bicara padaku." Alteir menjawab dengan ketus, mata merahnya melirik Narine dengan tajam. Jelas sekali dia sangat tidak suka dengan Narine, tapi Narine juga tidak suka pada Alteir. Tidak. Narine tidak suka semua orang di Tyrion.

"Makanya aku bertanya dimana Atlas, biar Atlas saja yang menemaniku."

Tubuh tinggi Alteir berbalik menghadap Narine, tangannya yang sedingin es mencengkeram rahangnya.

"Ssssttttt suaramu sangat bising di telinga, kau pikir Atlas mau mengawasimu setiap hari, hah?" Setelah mengatakan itu tanpa permisi Alteir menarik tangan Narine, dan memaksanya berjalan lebih cepat.

"Jadilah penurut dan diam, bisakah gerakan kakimu lebih lebar? Aku tidak punya waktu seharian untuk ini."

Gaun putih panjang yang Narine kenakan terinjak-injak olehnya, pria sialan ini menyeretnya bagai binatang. Dengan sekuat tenaga Narine menarik tangannya dan berhasil melepaskan cengkraman tangan Alteir.

"Gila! Kau pikir itu tidak sakit?!" Narine mengusap pergelangan tangannya yang nyeri, tapi bukannya iba Alteir malah kembali mencengkeram tangan Narine.

"Acaranya akan di mulai!"

"Lepaskan!" Jadilah aksi tarik-menarik antara Narine dan Alteir, bodoh dan memalukan bukan? Tentu saja! Tapi para pelayan yang berlalu-lalang seperti tidak menganggap mereka ada.

"Sudah aku duga pasti terjadi sesuatu." Atlas dengan tangan yang terlipat di depan dada, menghentikan Narine dan Alteir.

"Yang mulia kemarilah, acaranya akan segera di mulai." Atlas mengulurkan tangannya pada Narine, yang dengan senang hati Narine terima dan pergi meninggalkan Alteir yang masih bermuka marah.

***

Acara penobatan yang di lakukan di aula utama kerajaan Tyrion hanya di hadiri oleh para tetua, Mereka saling berbisik mengatakan kata-kata kutukan untuk Lara. Serangkaian tata cara penobatan dilakukan, dan kini tiba saatnya Narine memberikan mawar perak pada Lara.

Lara mendekat dengan wajah bingung, mungkin dia bertanya-tanya kenapa Narine juga berada di sana. Tangan Narine bergerak melepaskan mawar perak dari kepalanya, saat mahkotanya sudah beralih di kepala Lara. Warnanya langsung berubah hitam pekat, dinding istana bergetar kecil dan perisai putih di sekitar Tyrion mulai menghilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE KING's SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang