nineteen⚠️

12.2K 946 77
                                    

Tadinya mau up besok atau malem minggu, but mumpung akunya lagi seneng dan baru selesai nugas, jadi hari ini aja ya.

Oh iya, thanks before, untuk kalian yang udah ngasih semangat gue buat kuliah wkwk, luv /terharu beneran😔💛 [mntal sy lmah klau mnyngkut koleeyah]

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

———

Disclaimer!🔞

Minor DNI, NSFWharsh kiss and sex. Pilah pilih bacaan kamu ya.

———

Tubuh Renjun membeku, jantungnya kian memompa dengan cepat, bahkan tangannya yang selesai mengaitkan kancing terakhir pada piyama yang dia pakai, masih bergantung di sana.

Sontak, dia balik tubuhnya untuk menatap Jeno yang masih setia berdiri di belakangnya.

"Jeno.."

Salah satu alis Jeno terangkat bingung, reaksi kaget di wajah Renjun jelas menyita atensinya.

"Kenapa melihatku dengan tatapan seperti itu?"

"O-oh, tidak apa.. kau sudah pulang ya."

"Ya, aku di sini sekarang."

Renjun tersenyum kikuk mendengar itu, debaran di dada kian melaju seiring dengan atmosfer yang mencekam sedikit demi sedikit.

Salah satu tangan Jeno yang tadinya bersarang di pinggang ramping si Huang, kini perlahan terangkat guna membelai wajah lelah kekasihnya itu.

Raut yang tadinya terlukis sebuah senyum kecil, kini perlahan berubah dengan mata yang menatap si Huang penuh intimidasi.

"Ada beberapa hal yang aku benci di dunia ini, salah duanya adalah seorang pembohong dan pembangkang."

Mata Renjun bergerak panik, gestur gugup jelas ketara di depan Pria Lee itu, tangannya yang semula menggantung, kini perlahan menyentuh bahu si dominan dengan gemetar.

"Jeno--akh."

Rematan di pinggang kanannya, membuat Renjun mengehentikan niatnya untuk angkat suara.

"Hm.. kau tahu Renjun, biasanya yang seperti itu harus diapakan?"

Tangan Renjun meremat bahu Jeno sebagai isyarat rasa takutnya, dia tahu hal selanjutnya bisa saja bukan sesuatu yang baik.

"Jen, begini--mmh."

"Beraninya mengulangi hal yang sama!"

Rematan Jeno para rahang Renjun berhasil kambali membuat si mungil itu bungkam, wajah si Huang kini mendongak guna menatap mata dominannya.

"Dasar anak keras kepala!" Jeno merendahkan suaranya, mengunci binar yang mulai berkaca itu dengan tatapan tajam, "itu perbuatan buruk, bukan?"

Kepala Renjun mengangguk guna menyetujui pertanyaan jeno, manik cantik itu kian berkaca-kaca hingga menumpuk liquid bening di pelupuknya, menatap Jeno dengan binar yang bergetar takut.

"Jawab aku dengan mulutmu, sialan!"

"I-iya.."

Jeno terkekeh sarkas, jujur menahan amarah yang sudah berada di ubun-ubun, rasanya sulit setengah mampus, tapi kalau diladeni si Renjun ini yang akan berakhir tidak baik

Rematannya pada rahang Renjun dia lepas dengan kasar.

Lengan si mungil, Jeno tarik dari sana, membawa tubuh yang lebih kecil menuju ke arah ranjang, sebelum akhirnya dia hempas hingga si Huang terduduk di samping ranjang itu.

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang