6; Saran

2.5K 159 7
                                        

Gusti:
Gue dah nyampe
Lo dimana?

Lagi mau jalan
Gue ajak anak

Gusti:
Tasya?
Gue ajak Kalila soalnya

Iye

"Papa, aku mau pakai lipstik dulu!"

Rigel menoleh, mendapati si bungsu yang sudah siap dengan rok selutut berwarna pink tanpa lengan, lalu di pundaknya tersampir tas selempang bergambar Barbie, juga kacamata berbentuk love yang menghiasi mata bulat buah biji lecinya. Rigel geleng-geleng. Nyentrik sekali gaya anak gadisnya ini. "Nggak perlu pakai lipstik, Adek. Adek udah cantik kok."

"Iih kurang cantik, Papa," rungut Tasya, cemberut.

"Cantik. Percaya sama Papa," yakinkan Rigel.

"Beneran?" tanya Tasya, memastikan.

Rigel berjongkok menyamai tinggi si kecil. Ia anggukkan kepala sambil diikuti senyum tipis. "Beneran, Putri Jelita."

"Terima kasih, Papa," ucap Tasya, melabuhkan kecupan sayang di pipi sang papa. Buat senyum di wajah Rigel kontan mengembang. "Tapi aku bilang dulu sama Uti, kalau aku tidak jadi ikut dinner." Rigel mengerutkan alis, tapi sedetik kemudian bibirnya tampak berkedut menahan tawa. Astaga. Bisa-bisanya bocil satu ini ngomongin dinner. "Aku boleh pinjam handphone Papa tidak?" izinnya kemudian.

"Boleh." Rigel berikan ponsel berlogo gigitan apel miliknya ke si bungsu.

Diterima si bocah. "Tapi aku tidak tahu caranya bicara melalui chat, Papa."

"Voice note?" tebak Rigel.

"Hm?" Tasya keliatan bingung. "Aku tidak tahu namanya, Pa. Tapi aku pernah bicara melalui chat di handphone Ate Cinta."

"Iya, itu namanya voice note," timpal Rigel. "Sini Papa arahin." Ia ambil lagi ponselnya lalu ia cari nomor Bundaterakhir komunikasi dengan ibu mertuanya beberapa menit yang lalu. Bibir Rigel menukikkan senyum, membaca ulang sebaris pesan dari Bunda tentang rencananya minggu depan. Ia tekan tombol mic, diarahkan ke dekat mulut si bungsu.

Dengan tatapan lugunya gadis kecil itu berkata, "Utiiii, aku mau minta maaf, aku tidak jadi ikut dinner, soalnya aku mau ikut Papa."

Tidak butuh waktu lama, pesan balasan diterima.

"Iya, Putri Jelita. Tidak apa-apa. Have fun ya."

Setelahnya, Rigel ajak putri kecilnya ke salah satu kafe, untuk menemui Gusti Omar Sutanto alias sahabatnya yang berprofesi sebagai pengacara, untuk mengonsultasikan perihal perceraian. Dan sahabatnya itu nggak sendirian, dia datang bersama putri keduanya yang seumuran dengan Tasya. Namanya Kalila Arunadha Sutanto—yang centil dan hebohnya sebelas duabelas seperti Tasya.

Liat saja!

"Tasya!" seru Kalila.

"Kalila!" balas Tasya.

Kalila yang tadinya asyik mengobrol dengan si Ayah langsung turun dari kursi, berlari menghampiri Tasya yang dengan semangat mendekatinya. Lantas, sepasang bocah SD itu saling berpelukan, dan berakhir cipika cipiki tanpa menyentuh kulit—mirip Karina dan Ayu kalau ketemu.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang