Catatan 3 - Lolo: Sasa

103 15 1
                                    

Gue bersumpah nggak ada yang lebih lebay dari orang tua gue. Nama Kendilo Rajata yang mereka sematkan pada diri gue adalah bukti nyatanya. Kendilo Rajata artinya KESAYANGAN DONI FLORA RAHMAT JALINAN CINTA.

Nggak cukup sampai di situ, bahkan nama panggilan gue ternyata juga hasil dari kelebayan mereka berdua. Gue nggak bisa berkata-kata saat tahu kalau Lolo adalah kependekan dari Love-Love. Udahlah, dunia emang cuma milik mereka berdua, yang lain cuma ngontrak.

Dan nggak lama lagi, sejarah akan kembali terulang. Kelebayan mereka emang nggak pernah ada habisnya.

"Raisa aja, sih, Pap. Nanti panggilannya Sasa."

"Nggak ah, pasaran. Udah banyak nama Raisa. Anak magang di kantor namanya Raisa. Staff Finance juga namanya Raisa. Warga Bandung udah banyak yang namanya Raisa, Mam."

"Ya emang kenapa? Nggak akan ketuker juga meskipun namanya banyak yang sama."

"Papap lebih suka Gianna, artinya Tuhan Maha Baik."

"Raisa aja, ih!"

"Raisa apaan coba artinya?"

"Flora Doni Sayang. Nanti dipanggil Sasa, it means sayang-sayang."

Gue memejamkan mata sebelum kembali menatap keduanya yang masih asik berdebat. "Hello ... Mam, Pap, can you hear me?"

Keduanya kompak menoleh, "Kenapa, Lo?" Mamam bertanya.

Gue meletakkan iPad di samping badan, "Aku boleh kasih saran nggak?"

"Nama buat adik," gue melanjutkan sebelum mereka bingung.

Mata Mamam berbinar. Tangannya mengelus perut besarnya. "Apa sayang, apa?"

"Saran aku, namanya nggak usah ada unsur aneh-anehnya." Gue meringis, "Nggak perlu juga nyambung-nyambungin nama Mamam sama Papap. Kayak ... nggak usah lah, singkat-singkat Doni Flora sayang cinta selalu selamanya dan lain-lain."

Keduanya mengerjap bersamaan. Sampai akhirnya Mama cemberut, "Kenapa, sih? Mamam sama Papap, kan, emang saling sayang?"

Papap mengangguk setuju.

"Iya, aku tahu." Gue menghela napas panjang. "But it's sounds cringe ... sorry." Duh, nggak rela deh gue kalau adik gue nantinya harus merasakan hal yang sama kayak gue.

Mata Mamam melebar, "Cringe?! Enak aja! Mamam sama Papap bikin kamu sama adik tuh pakai cinta, ya! Pakai kasih sayang!"

Papap mengangguk lagi. Mendukung ucapan Mamam yang sejujurnya too much information. Ya kalau nggak cinta dan saling sayang mah mereka nggak bakalan nikah, kan? "Iya, bener. Udah Mam, kita namain Raisa aja. Tadi apa panggilannya? Sasa?"

Pengen gunting nama gue dari KK aja rasanya.

***

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA."

Gue menatap jengah Nino dan Bang Utuy yang masih sibuk tertawa terpingkal-pingkal. "Bisa berhenti nggak, tolong!"

Nino mengangkat sebelah tangannya, "Bentar ... bentar ... gue masih mencoba mencerna ucapan lo."

"Rahmat jalinan cinta hahahahaha anjing lucu banget hahahahaha." Sebelah tangan Bang Utuy memukul-mukul karpet, sedangkan sebelahnya lagi memegangi perutnya. Suaranya nyaris hilang karena terlalu lama tertawa.

Gue meraih bantal dari tempat tidur Nino kemudian menjadikannya tumpuan dada. Gue tengkurap dan mulai scrolling timeline Twitter. Mengabaikan Nino dan Bang Utuy yang masih terus menertawakan kekonyolan nama gue.

Catatan Akhir Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang