⋆★⋆ ════════ ⋆★⋆
Surai kecoklatan bergelombang dek angin yang menghembus itu dibiarkan disapa dengan suasana malam itu. Matanya lekap memandang aksa malam itu yang dihiasi dengan kerlipan-kerlipan yang menjadi penyinar bagi sang langit. Cahaya rembulan menjadi sinar harapan lelangit bagi sang cakerawala.
Bibirnya mengukir senyuman nipis. Tangannya diangkat ke langit lalu dituju ke arah rembulan malam itu. Gadis itu mula menyesuaikan kedudukan bulan dalam genggamannya, seakan bulan itu ialah tujuan hidupnya.
Saat itu, gadis itu menangkap sang bintang berkelip-kelipan seperti sedang mengkagumi rembulan yang menjadi perhatian dalam malam gemerlapan itu.
Dan, si gadis tahu, gambaran di atas langit itu bagaikan suatu keadaan di mana bintang-bintang itu seperti manusia yang mendambakan sang pria iaitu sang bulan.
Air mata mula berjuraian jatuh mengalir ke pipi seperti mengetahui tentang kepedihan itu. Dia ketawa perit, tangannya menyentuh dadanya, merasakan kesedihan yang dia alami.
Helaian nafas keluar dari bibir gadis itu. Dia mula menuju masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu balkoni yang menjadi segala saksi.
Katil dihempap lalu menerawang ke atas siling suci putih itu. Jarum pendek menunjukkkan lewatnya waktu berlalu. Matanya sayu dihanyut larut malam. Tidak lama kemudian, si gadis menerobos alam mimpi, mengharapi kisah mimpi yang indah.
●・○・●・○・●●・○・●・○・●
Loker ditutup lalu langkah kaki mengorak menuju ke kelasnya. Matanya tertuju salah satu objek, tempat duduknya yang menjadi persinggahan pertama. Beg diletakkan, ditarik kerusi lalu dikeluarkan sebuah diari hariannya sebagai pembuka rutinnya.
Gadis itu tekun mencatat setiap maksud yang tersorot dalam setiap perbuatannya. Matanya menelusuri setiap bait perkataan di atas kertas putih itu.
Gelak tawa dari arah pintu masuk itu mengganggu indranya. Kelihatan dua gadis berjalan ke tempat duduk masing-masing. Salah seorang daripada mereka mendekat ke arahnya.
Si gadis tahu sedang ada susuk manusia mula datang dekat ke arahnya lantas mengangkat wajahnya memandang gadis sedang tersenyum manis dihadapannya.
Tangan gadis itu menyeluk sesuatu dari tasnya lalu mengeluarkannya. Terlihat seperti permen manis.
"Here's something for you." ucap gadis mungil dihadapannya.
Keningnya berkerut, tidak mengerti. Gadis dihadapannya mendengus lalu tertawa kecil.
"Your face looks funny,” Gadis di hadapannya ketawa.
“Actually I earned this for you seeing your sweetest candy fall cause of me. Jadi, ini sebagai gantinya." gadis dihadapannya mengenyitkan mata lalu beredar dari situ.
Si gadis faham. Terbit senyuman kecil di wajahnya.
Dia memandang ke depan, menatap gadis tadi. Gadis itu imut seperti namanya, nama yang tidak lupa dari ingatannya dimana si gadis itu menjadi orang pertama yang menegurnya sewaktu semester pertama.
Gadis bernama Sara, gadis tercatat dalam diarinya dimana permulaan pertemuan sosok seorang teman pertama, walaupun bukan bersama dia.