🐾Prolog TCM🐾

21 9 14
                                    

.
.


"Hah? Cerita mitos?"

Gadis itu mengangguk, membuat temannya yang lain berdecak kurang yakin.

"Ini kita di suruh cerita soal dongeng anjir, lo kenapa malah pengen cerita soal mitos?"

"Karena gue bisa dapet alur keren-keren kalau soal mitos."

"Lah? Pasti lo bakal cerita tentang mitos SMA kita kan?" Tebak Ara sok tau.

Xia menggeleng "Mitos tentang sekolah kita mah udah banyak yang tau, mitosnya tentang penjaga kantin yang suka nyuri jualan-jualan di kantin. Tapi cerita mitos gue nggak mengarah ke dunia kita, pokoknya gue paling suka deh sama cerita mitos gue."

"Xia Maisy Orlin yang namanya kek jaman kuno, emang sekarang lo udah tau alur mitos yang bakal lo ceritain kayak gimana hah?" Tanya Alycia teman Xia yang wajahnya judes tapi aslinya perhatian.

Xia lagi-lagi mengangguk, "iyalah gue udah tau."

"Apa coba."

Xia tersenyum "Jadi ceritanya ada pulau nih yah......"

Dua temannya mengangguk sementara satunya hanya menyimak saja.

"..... itu pulau bukan pulau biasa,"

"Terus pulau apaan?" Tanya Ara, wajahnya serius seakan-akan perkataan Xia sangat masuk akal masuk di kepalanya.

"Itu pulau kucing."

Decakan sebal keluar dari bibir ketiga gadis di depan Xia.

"Anjirlah, kagak ada pulau lain apa selain pulau kucing? Pulau buaya kek, atau pulau ular? Kan di mitos-mitos kebanyakan tentang ular." Sahut Rarha dengan wajah malasnya.

"Atau pulau tanah jahannam?" Timpal Ara.

Xia balas berdecak "Elah, kenapa malah lo berdua sih yang nentuin temanya."

"Kita cuma nanya kampret." Balas Ara.

"Itu tandanya kalian nggak tau nyari tema."

"Iya deh si paling tau." Sindir Rarha.

"Btw Xi, kenapa lo kepikiran bikin cerita tentang pulau kucing? Bukan pulau buaya atau ular, monyet dan pulau lainnya seperti kata Ara sama Rarha?" Tanya Alycia yang tadinya cuma menyimak saja.

Xia menggerakkan jari telunjuknya dengan gestur ke kanan dan ke kiri "No...no...no... soalnya kan cerita yang bakal gue ceritain juga mitos doang, dan berhubung gue suka banget sama kucing jadi gue bikin alur kayak gitu deh..." jelasnya yang semakin menambah kekesalan ketiga temannya.

"Serah lo aja deh, terus apa lagi?" Tanya Alycia pasrah.

"Pulau kucingnya di bom?" Timpal Ara bertanya dengan wajah polosnya.

Xia mendengus "Ya nggak lah, kucing-kucing di pulau itu ternyata bisa berubah jadi manusia."

"Gila, makin ke sini makin ngadi-ngadi anjir alurnya." Komentar Rarha yang sudah tidak habis pikir dengan isi kepala Xia.

"Ngadi-ngadi gimana coba, orang ceritanya keren abis, iyakan Ly? Ra?" Elak Xia sembari bertanya pada dua temannya

Ara mengangguk saja sementara Alycia yang terdiam masih tak menjawab.

"Ly, lo kenapa diam? Ceritanya keren kan?" Tanya kembali Xia.

Alycia mengangguk kaku "He'em, keren banget." Balasnya dengan raut kurang yakin.

"Oke! Jadi fiks gue bakal bawain cerita mitos tentang pulau kucing." Sahut Xia dengan bangganya.

Ara mengangguk setuju sementara dua temannya lagi sudah geleng-geleng kepala.

The Cat MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang