Bagas lan Ayumi

32 1 0
                                    

Bagas Yogi Prawira : seorang tentara militer muda Indonesia, yang kala itu ikut berjuang mempertahankan Indonesia saat masa revolusi. Pemuda yang akrab di panggil Bagas ini adalah anak tunggal dari Maryanto dan Astuti. Bagas besar di Solo dan dipindah tugaskan ke Yogyakarta pada tahun 1946, tepat setahun setelah kemerdekaan indonesia.

Siti Ayumi : Ayumi yang biasa di panggil Ayu adalah seorang kembang desa di sebuah perkampumgan di Yogyakarta. Ayumi merupakan anak yatim piatu semenjak kedua orang tuanya meninggal pada pertempuran saat Ayumi baru menginjak usia 17 tahun.

Agustus 1948

Hari ini adalah hari terakhir cuti yang diberikan oleh kepala TNI kepada Bagas.
"Le, hati-hati yo. Mengko nek wes tekan, kandani bapak. Ayumi wes nunggu neng kono, sing rukun yo Le." ujar ayah Bagas, Maryanto.

"Inggih pak, mengko nek Bagas sampun tekan Yogya, Bagas ngendika bapak."

Bagas berjalan memasuki gerbong kereta dari Solo menuju Yogyakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas berjalan memasuki gerbong kereta dari Solo menuju Yogyakarta. Di dalam kereta, ia membayangkan yang terjadi setahun yang lalu, tepat di hari itu dan di kereta yang sama, Bagas dan Ayumi bertemu saat mereka melangsungkan perjalanan dari Yogyakarta ke Solo. Saat itu Ayumi sedang berjalan dari gerbong dua ke gerbong tiga untuk pergi ke kamar mandi. Bagas yang duduk di sebelah kanan kursi sebelah jalan pun terpana dengan kecantikan Ayumi 'mirip ibuk' batinnya, cantik nan betah dipandang. Bagas modus ala-ala untuk berkenalan dengan Ayumi dengan cara pura-pura menjatuhkan bolpoinnya ke jalan yang dilalui Ayumi. Seperti yang diharapkan, Ayumi mengambil bolpoin itu dan memberikannya kepada Bagas.
"Terimakasih" adalah sepatah kata yang sangat singkat yang terucap dari mulut Bagas, setelah itu keheningan terjadi selama beberapa detik dengan pandangan Ayumi yang tidak bisa terlepas dari mata Bagas. Setelah kejadian tersebut, Bagas memberanikan diri untuk mengajak Ayumi berkenalan.

*flashback on*

15 November 1947
dirumah Ayumi

Hari ini adalah hari dimana Ayumi dan Bagas menikah. Umur Bagas masih dikatakan sangat muda untuk menikah, saat itu Bagas baru berusia 24 tahun, dan Ayumi baru berusia 22. Karena orang tua Bagas sudah cukup tua, maka Bagas di beri wejangan untuk menikah muda agar orang tuanya dapat menimang cucu.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Bagas Yogi Prawira bin Maryanto dengan anak saya yang bernama Siti Ayumi dengan maskawin tersebut, tunai" kata Om Sadewa sebagai wali Ayumi.

"Saya terima nikahnya Siti Ayumi binti Darman dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

"Sah?"

"SAHH" seru para tamu undangan.

Setelah melangsungkan akad nikah, Ayumi tersenyum dengan air mata yang nenetes.
"Kenapa Yum? Kok menangis?" tanya Bagas.
"Rapopo mas, mung sedih aja. Keinget bapak lan ibuku. Seneng rasane bisa nikah sama mas, tapi yo sedih gaada bapak ibu hadir pas Ayumi nikah." Ucapnya dengan tersedu.
Mendengar itu, Bagas ikut merasa sedih, membayangkan yang dirasakan oleh istrinya. Ia segera menarik Ayumi ke dalam pelukannya.

*flashback off*

 Saksi Bisu Yogyakarta : Janur KuningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang