Dua : Berkelana

28 14 42
                                    

" Lo dimana Yun?" Teriak orang di sebrang sana di pagi buta, siapa lagi kalau bukan riri.

"Astaga, santai anak konda. Ini masih pagi"

"Dimana Lo"

"Di rumah lah"

"Buruan mandi, Jangan sampe telat. Hari ini PCR"

" Oke kalem"

Tepat jam 4 subuh, Riri membangun Ayuni. Dengan embel-embel gamau telat karna hari pertama takut di cap jelek sama pihak RS.

Emang dasarnya dia gabut gaada kerjaan, ya begitu. Bayangkan mandi jam 4 pagi gimana rasanya, biasanya Ayuni mandi jam 5 an pas mau subuhan ini jam 4 pagi yang dimana air sedang dingin-dingin nya.

Pukul 6.15 Ayuni mulai otw ke rumah sakit untuk melakukan PCR, seperti tebakannya jalanan masih sepi dan udara masih dingin. Harusnya jam segini ia masih rebahan di kasur, hari ini harus berkelana ke rumah sakit.

Dari mulai semalam, badan Ayuni sudah tidak enak. Tidur nyenyak pun hanya dalam mimpi, semalam ia menangis karna demam dan badan nya ngilu semua. Entah ini efek kecapekan setelah gathering atau apa Ayuni pun tak tahu, ia berdoa semoga hasil  test PCR nya negatif.

Sudah satu jam Ayuni menunggu Riri, ia tak kunjung datang. Nah baru juga di omongin itu anak langsung nelpon.

" Dimana Yun?"

" Lo yang di mana anjir, gue 1 jam nungguin Lo ga nongol-nongol"

" Gue ketiduran, ini Lo dimana ? Gue di parkiran"

" Gue di lobi, masuk aja"

Sungguh gatal mulut Ayuni ingin menyemprot Riri, namun hari ini ia sedang tidak bertenaga untuk sekedar ngomong panjang lebar kali tinggi.

" Permisi mba, kalo mau PCR dimana ya ?" Tanya Ayuni pada salah satu satpam, " neng kepagian lab nya belum buka, dari sini lurus aja itu ruangannya yang pintu kaca ya" tunjuk Bu satpam

" Oke mba, makasi banyak ya"

Mereka langsung berjalan sesuai arahan dari satpam tadi , " RI, gue ga yakin deh mau PCR. Badan gue dari semalem udah ga enak, takut hasilnya positif" keluh Ayuni merasa khawatir.

" Engga, bismillah negatif "

" Gue takut anjir"

"Sugesti Lo jgn bilang positif Mulu, harus negatif lah"

Mereka masuk ke dalam lab, di sana mereka di perintahkan untuk memberikan KTP. Lalu setelah itu, mereka akan di arahkan ke kasir untuk melakukan administrasi.

"Anjir duit 300 gue melayang Yun" keluh Riri, Ayuni hanya terkekeh. Tak jauh beda dengan Riri ia juga merasa melayang uang yang nominalnya sangat besar itu.

" Ayuni Rahmadianti,"

" Saya Bu"

" Mari ikut saya" suruh wanita paruh baya itu dengan memakai apd,

Ini termasuk Pertama kalinya Ayuni melakukan test PCR, sakit ya memang sakit. Siapa yang tidak sakit hidung nya di colok gitu, gatel sakit kombinasi yang menjadi satu.

" Sakit banget RI sumpah" keluh Ayuni dengan mengeluarkan air mata, " anjir gausa nangis Lo, kaya bocil aja"

Hari ini mereka niatnya ingin mencari kost-kostan, karna jarak rumah masing-masing begitu jauh, sebenernya rumah Riri saja yang jauh rumah Ayuni masih bisa di tempuh dengan jarak 30 menitan.

"Gue ga sanggup cari kost an, panas banget anjir" keluh Ayuni, pasalnya di daerah ini terkenal dengan kegersangannya karna banyak teknik industri yang beroperasi.

" Sabar, orang sabar di sayang Allah Yun"

Lapar, haus, dan pusing menjadi satu. Ayuni rasanya ingin pingsan saja, kalau bukan sahabat nya ia langsung kabur mendinginkan badan di minimarket terdekat.

" Ri kostan disini ternyata mahal-mahal ya" keluh Ayuni, " iyaa anjir tidak ramah di kantong mahasiswa"

Bagaimana tidak mahal, sepanjang perjalanan mereka berkelana kost an termurah jatuh di harga 800 per kamar, mana WC nya luar lagi. Mereka tidak sanggup dan tidak merasa nyaman.

Sudah 2 jam mencari akhirnya pilihannya jatuh pada kost dengan harga 500 perkamar, fasilitas lengkap kamar mandi di dalam, kasur, dan kipas, lingkungan nya pun bersih.

" Jadi Lo mau pindahan kapan Ri? " Tanya Ayuni, " gatau anjir, keknya besok deh. Gue harus beres-beres dulu "

Setelah memberi DP ke ibu kost mereka langsung pulang ke habitat masing-masing.

Terlebih Ayuni, sepanjang jalan firasatnya sudah tidak enak. Badan ia panas dan linu semua, serasa perjalanan dari RS ke rumah itu bak api neraka saking panas nya.

"Yaallah gue pusing banget sumpah" keluhnya. Ia memutuskan untuk tidur sejenak karna di rasa badannya sedang tidak baik-baik saja.

Setengah jam ia tidur merasa sedikit enakan badannya, saat melihat ponsel ada notif dari kaprodi dengan mengirimkan surat hasil lab pcr tadi.

Drrtttt

" Assalamualaikum ibu"

"Iya waalaikumsallam, Yuni kamu isoman dulu ya selama 7 hari jangan kemana-mana tetap dirumah saja" perintah orang tersebut yaitu ibu kaprodi

" Maaf ibu, memangnya saya kenapa ya?" Tanya Ayuni merasa bingung, setaunya jika isoman itu terserang covid.

"Hasil pcr kamu positif"

Deg, rasanya tak pernah ia bayangan sebelumnya dengan hasil ini. Ia kira covid sudah tidak ada tapi ternyata ia terserang juga.

POSITIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang