2|A

6 0 0
                                    

Sudah setengah jam aku menghabiskan waktu untuk tenggelam bersama pemikiran sang penulis buku, tak ada kegiatan lain yang bisa kulakukan semua pekerjaanku telah selesai sampai Ibra mengantarkan gadis carmen itu tuk pulang. Aku sedikit tergelitik membaca sebuah narasi yang terkesan jenaka di dalam buku berbau politik. Yah.. aku dan Ibra memiliki hobi yang sama, hanya saja Ibra terlalu "gila" untuk hal seperti ini.

Aku memfokuskan diri kembali pada bacaan yang tepat berada di depanku sambil sesekali membetulkan posisi agar nyaman, namun ada hal yang mengganjal, satu satunya cahaya yang dapat membantuku membaca di tengah kegelapan kian lama kian meredup, merasa bahwa lilin akan segera mati. Aku bergegas menuju dapur membawa lilin baru untuk dinyalakan di atas perapian.

"Imelda...",

Suara itu, suara yang sudah lama tak kudengar. Tubuhku terpaku sejenak, berusaha mempertajam indra pendengaran dan penciumanku. Sudah lama diriku tak terlatih dalam posisi siaga seperti ini. Aku berjalan mundur dan mengambil sebilah pisau sebagai senjataku. Aku dapat merasakan hawa panas yang mendekat ke arahku, dan kini tepat disampingku.

"Peter.. saya akan membunuh kamu jika kamu berani mendekat satu inci lagi, kamu ingat kan saya ini lihai dalam memainkan senjata", ancamku pada pria yang kupanggil Peter

"Jam 12, ballroom universitas Manila, pakailah gaun yang cantik , saya menunggumu",

 ucap Peter, dan segera setelahnya aku merasa hawa panas itu mulai memudar,  kegelapan malam ini justru memancarkan sebuah cahaya dari balik jendela yang terbuka, menyisakan sehelai gorden menggantung di antaranya

Tepat setelahnya, aku dapat mendengar suara pintu yang terbuka menampilkan Ibra diantara terangnya lentera yang menggantung pada jari jemarinya. Ibra meletakkan coat di sebuah hanger yang terpajang tepat didepan pintu masuk. 

"Imelda.. apa yang sedang kau lakukan disana?", 

Ibra menatap kedua bola mataku aku pun membala tatapan itu dalam keadaan bingung dan takut bercampur menjadi satu, pertanyaan seperti 'apakah Ibra melihat diriku dengan Peter tadi ?' atau 'Apakah Ibra mendengar percakapanku dengan Peter?', 

Karena bagaimanapun juga, aku adalah seorang malaikat pencabut nyawa bagi...

Ibra....

.
.
.
.
.
.
.

12.04.1924, Manila Filipina

---------------------------------------------------------

Kontak mata (Contact eyes) adalah kejadian ketika dua orang melihat mata satu sama lain pada saat yang sama

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ibra....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang