Kesan gelap dan abu-abu mulai mewarnai hari-hari yang tampak seperti itu-itu saja dalam hidupku, semenjak aku yang mulai memikirkan kehidupan dalam keluargaku.
Aku tak pernah bertanya akan keberadaan ayahku sedari aku kecil. hingga saat aku duduk di bangku smp, aku menerima kabar seseorang mencari keberadaan keluargaku, dan mengaku sebagai suruhan ayahku. Hidupku seakan tak karuan dan menciptakan berjuta-juta pertanyaan yang siap meledakkan isi kepalaku. Namun dibalik itu semua ibuku dan saudara-saudaranya seolah menolak tau dan seperti tak terjadi suatu hal apapun.
--Aku sejak kecil tinggal bersama ibu dan seorang saudara perempuanku, dengan hari-hari yang sangat indah dan berwarna.
Setiap hari adalah hal baru untuk memulai sebuah karya, coretan gambar gunung dan sawah yang selalu menghabiskan waktu dan lembar-lembar buku, meskipun guru tak memberikan tugas itu untuk diselesaikan.
Tergambar jelas dalam ingatan, diriku kecil adalah seorang pemalu yang banyak karya dan keinginan.
setiap hari aku selalu melontarkan beragam pertanyaan yang terkadang memusingkan kepala ibuku.
Aku yang banyak tahu, tetapi selalu tak berani menunjukkannya di depan orang-orang. Entah bagaimana, mungkin tak pernah ada pelajaran mental untuk sang aku kecil.
Aku tumbuh dengan berbagai macam prestasi namun tidak dengan kepercayaan diri. Sejak kecil luka-luka dan ketakutan yang datang seringkali kusimpan sendiri, beberapa waktu menuangkannya dalam bentuk gambar ataupun tulisan.
Hingga aku pun beranjak menjadi seorang remaja yang biasa saja, pemalu dan tak terlalu banyak teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Patah Hati Yang Sama
Romanceharuskah menyalahkan diri sendiri atas perasaan yang tak benar-benar di mengerti. benarkah tujuan ini menjadi tempat tujuan, atau hanya singgah kembali?