7

744 76 0
                                    

Chifuyu mendengus kesal. Dua telinganya sudah ia sumpal dengan headphone, ia juga menaikkan volumenya hingga maksimal sampai telinganya terasa berdengung.

Tapi suara yang dibuat oleh kakak dan teman lelakinya sekarang ini tak bisa hilang begitu saja.




Meski sudah menutup telinga, bayangan akan kegiatan yang sepasang manusia itu lakukan di kamar seberang membuat Chifuyu tak lagi dapat berdiam diri.

Ia berdiri sejenak, merenggangkan tubuhnya. Headphone ia lepas dari telinga untuk ia sampirkan di kedua pundaknya.



Kakinya dihentakkan sedikit keras saat melewati kamar kakaknya, hanya berusaha menegur tanpa harus berhadapan langsung dengan mereka.

Usahanya sedikit berhasil, dua orang di dalam sana berhenti bersuara. Chifuyu tersenyum lega.

Tapi setelah ia kembali masuk dan menutup pintunya, suara mereka kembali terdengar meski tidak senyaring sebelumnya.



Chifuyu mendesah kesal. Tubuhnya ia baringkan di atas kasur, kembali menutup kedua telinganya dengan headphone.

Matanya terpejam berusaha menghayati lagu elektronik yang ia pasang dengan volume maksimal. Hingga telepon genggamnya bergetar dan memberikan sebuah notifikasi.



Sebuah pesan telah masuk dari nomor yang tidak dikenal. Hanya mengucapkan kata sapaan tidak membuat Chifuyu penasaran.

Tapi pesan selanjutnya yang berisi informasi berupa nama pengirim, Chifuyu dengan baik hatinya membalas pesan tersebut dengan singkat.

Bukan bermaksud untuk menghindar, hanya saja mereka baru bertemu tadi sore, belum terlalu mengenal satu sama lain.


Sederet pesan masuk lagi, kali ini orang itu mengajak Chifuyu untuk pergi keluar demi menghilangkan penat dan sedikit bersenang - senang.




"Daripada disini..." gumamnya.




Mengambil jaket dan dompetnya, Chifuyu pergi keluar rumah bahkan tanpa mengabari kakaknya yang mungkin masih bergelut dengan temannya dikamar.






























Kepalanya menoleh kesana kemari. Tubuhnya ia sandarkan pada tembok gedung yang memang menjadi tujuannya.

Tapi karena beberapa alasan, ia tak ingin masuk seorang diri, jadi ia memutuskan untuk menunggu orang yang mengundangnya untuk keluar.



"Matsuno?" suara lembut perempuan mengalun lewat telinga kirinya.

Lelaki itu segera menoleh dan menemukan orang yang dimaksud.




"Mimori" Chifuyu menegakkan tubuhnya.



"Kau sering ke sini?" tanya lelaki itu. Perempuan yang ditanya tersenyum kecil terlebih dahulu sebelum menjawab.




"Tidak juga. Kadang kalau aku butuh hiburan saat sedang stress, aku akan datang ke sini untuk berdansa. Aku belum pernah minum kok"


Chifuyu mengangguk mendengar penjelasan itu. Ia mengeratkan jaket yang ia gunakan dengan kedua tangannya.





"Ayo masuk. Disini dingin loh"



Mimori mengajak lelaki itu untuk masuk ke dalam dengan memberi gestur melalui tangannya.

Chifuyu mengalihkan pandangannya pada gedung yang mereka tuju. Sebuah klub malam.

Reputasi tempat semacam itu di mata Chifuyu sudah terlanjur jelek.

Tapi apakah ia akan menjadi orang yang bijak jika hanya menilai sesuatu dari pendapat sebagian orang saja? Lalu bagaimana dengan pendapat sebagian orang lainnya yang mengatakan bahwa tempat itu merupakan tempat terbaik untuk menghilangkan kegundahan dan bersenang - senang?



Lelaki itu mengangguk kecil, akhirnya ia memberanikan diri untuk mencoba hal baru. Kakinya melangkah masuk mengikuti Mimori yang sepertinya sudah hafal dengan tempat ini.

Buktinya perempuan itu disapa dengan ramah oleh beberapa pekerja disana.





"Duduk disini ya. Kamu mau minum apa?"



"Mm..."


Karena tidak tahu apa saja yang ada di dalam tempat ini, ia tak bisa menjawab pertanyaan simpel itu.




"Bagaimana kalau soda?" tawar Mimori. Sepertinya ia paham dengan kebingungan yang melanda Chifuyu.


"Boleh"


Mimori tersenyum sebentar lalu pergi meninggalkan Chifuyu yang sudah ia arahkan menuju sebuah kursi dengan satu meja makan berbentuk bulat di depannya.


Lelaki itu hanya diam sambil memperhatikan keadaan sekitar. Menurutnya orang - orang yang ia lihat malam ini disini sangatlah berbahagia.

Mereka menari dan bercengkrama layaknya teman lama meski ia tahu kalau beberapa orang tadi baru saja berpapasan.






"Ini"

Satu nampan berisi dua gelas soda dan beberapa mangkuk kecil berisi camilan sudah tersaji. Chifuyu hanya mengangguk kecil sebelum mengambil porsi miliknya dan menenggak minumannya.



Mimori dengan tenang ikut menghabiskan makanannya. Matanya begitu terpaku pada lawan jenis dihadapannya yang terlihat sangat menarik.

Wajah yang terlihat manis dan sifatnya yang kalem cukup membuat Mimori tertarik. Ia ingin lebih dekat dengan lelaki itu.






Alisnya menekuk, bingung kala melihat Chifuyu yang bergumam tak jelas sehabis memperhatikan telepon genggamnya.







"Ada apa?" Mimori tak dapat menahan dirinya untuk bertanya.


"Bukan apa - apa" adalah jawaban Chifuyu. Tetapi raut lelaki itu membuat Mimori yakin kalau ia sedang tidak baik - baik saja.



"Hey, kau bisa cerita padaku loh. Aku ini pendengar yang baik"



Senyuman yang perempuan itu berikan seakan menarik Chifuyu untuk membuka mulutnya.

Tapi seketika otaknya bekerja dengan mengingatkannya bahwa hal ini akan menjadi cerita yang sangat memalukan dan mungkin tak lazim bagi sebagian orang.




"Sebenarnya aku tidak pandai mencari teman. Jadi tenang saja, ini akan menjadi rahasia kita"


Ia tersenyum sampai kedua matanya hampir menutup.



Seperti yang biasa ia ceritakan pada Keisuke, Chifuyu mulai menganggap kalau perempuan ini mungkin bisa menjadi tempat curhat dan mungkin bisa memberikan sedikit solusi untuknya.


Lagi pun ia tidak sebodoh itu untuk membocorkan bahwa perempuan yang ia ceritakan adalah kakak angkatnya. 

Only U | Matsuno ChifuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang