Happy reading
Jangan lupa vote and coment untuk lanjut ke chapter berikutnyaSesampainya dirumah sakit mereka langsung berlari ke ruang oprasi setelah bertanya di resepsionis.
Selang beberapa jam oprasi pun selesai, dokter keluar dari ruangan
"Dok bagaimana keadaan papah saya?" Tanya darren tidak sabaran
"Oprasi berjalan dengan lancar namun kaki pasien lumpuh sementara akibat benturan"Mendengar itu darren langsung jatuh ke lantai, ia tak sanggup. Apakah ini hadiah ulang tahunnya?
"Apakah sudah bisa di jenguk?" Tanya ayah
"Setelah kami pindahkan ke ruang perawatan kalian dapat menjenguk pasien, namun harap tidak ribut dan bergantian" jelas dokter.••••••🌵🌵•••••••
Darren membuka ruangan sang papah, ia masuk dan duduk di kursi samping brankar
"Bangun pah.... kata ayah papah ada suprize untuk darren" lirih darren menatap tubuh sang papah yang di penuhi alat medis.
Sungguh ia tidak kuat melihat nya.Ayah,zayden dan vio yang melihat itupun tak jauh berbeda dengan darren. Ayah mengelus bahu ponakannya guna menenangkan.
"Darren janji bakal jagain papa lebih ketat setelah ini, darren gak mau kejadian ini keulang lagi" ucapnya setelah itu ia berpindah duduk ke sofa yang tersedia di ruangan tersebut.
Vio dan zayden keluar untuk membeli minum dan cemilan. Kini di ruangan itu tinggal ayah dan darren.
"Yah... darren mau ngomong"
"Ngomong apa boy?" Tanya ayah"Aku tidak ingin papah seperti ini lagi, aku sayang papah bolehkah aku menjadikan papah bayi ku?" Tanya darren yakin
"Apa maksud perkataanmu barusan darren"
"Aku ingin papa menjadi bayiku" jawabnya"Huft... sebenarnya ayah pun menginginkan papa mu menjadi bayi boy, jadi... ayah mengizinkannya. Ayah akan membantu dengan memberikan beberapa racikan obat yang pernah ayahbbuat" jawab ayah yakin
"Benarkah ayah, terimakasih" ucap darren dengan penuh binar."Eyyy kami ketinggalan apa nih" kata vio yang baru masuk bersama zayden membawa sekantong belanjaan berisi minum dan cemilan.
"Tidak ada apa apa, ini sudah malam sebaiknya kalian tidur kita lanjutkan besok" ucap ayah.Mereka pun akhirnya berpencar untuk tidur. Ayah dan zayden di kasur yang tersedia, sedangkan vio dan darren tidur di sofa yang cukup lebar.
Tak terasa matahari kini sudah berada di atas kepala, dengan malu malu menyelinap masuk melalu celah gorden.
Yang pertama terbangun adalah darren, ia bangun dan langsung membersihkan diri setelah itu ia duduk di kursi samping brankar dan mulai mengajak bicara sang papah.
Tak lama kemudian ayah,vio dan zayden pun bangun. Mereka melakukan hal yang sama yaitu bersih bersih.
Setelah itu zayden dan ayah pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli sarapan sedangkan vio ia pulang untuk mengambil baju ganti.
•••••••🌵🌵••••••••
Menjelang siang dokter dan beberapa perawat masuk untuk memeriksa keadaan zefran.
"Keadaannya sudah stabil, kemungkinan beberapa jam kedepan pasien sudah akan siuman" jelas dokter setelah itu pergi di ikuti perawat yang juga selesai melaksanakan tugasnya.
"Yah, ayo lakukan rencana kemarin sebelum baby ze siuman" ucap darren
"Mau perlahan atau langsung boy" tanya ayah
"Langsung saja yah" jawab darren.Zayden dan vio yang memang sudah mengetahui rencana ini pun santai saja karena mereka berdua pun setuju.
"Ayah akan pulang mengambil obat dan beberapa keperluan lainnya"
"Aku dan vio akan berbelanja keperluan papah eh maksudnya baby ze" ucap zayden sumringah.
"Baiklah aku akan mengunggu disini, cepatlah kembali."Bay the way kamar rumah sakit ini milik gatravic pribadi jadi nggak khawatir kalo mereka mau ngelakuin apapun.
Satu jam kemudian ayah kembali ke ruangan membawa peralatan dan obat yang di maksud. Darren langsung mengunci pintu dan bersiap siap.
Ayah melepas pakaian yang di kenakan papa dan darren mulai menyuntikkan obat pelumpuh di infus papa, setelah itu ia menyuntikkan obat penghancar di anal papa. Di rasa semuanya sudah selesai ayah membenarkan letak tidur papa tanpa memakaikan kembali pakaian paoa dan membereskan peralatan yang baru saja di gunakan.
Darren kembali membuka ruangan itu dan ternyata zayden dan vio sudah kembali membawa beberapa peralatan seperti popok dan pakaian.
"Kalian hanya membeli ini?" Tanya darren
"Tidak tapi sebagian sudah kami taro di rumah" jawab vioDarren mengambil pakaian yang di bawa vio. Ia mengelap tubuh baby ze dengan lembut, tak lupa ia melepaskan selang cateter urine dan selang ngt yang tadi masih menempel pada tubuh baby ze. Ia mengoleskan cream anti ruam dan minyak telon di area kemaluan baby ze, kemudian ia memakaikan diapers di lanjut satu setel pakaian berbahan halus tak lupa kaos kaki dan sarung tangan.
Darren memekik gemas dan merasa puas dengan apa yang telah ia kerjakan.
"Sebaiknya kita makan terlebih dahulu sembari menunggu baby ze siuman" ucap ayah datang dari luar.
"Iya ayah" jawab mereka bertiga.Selesai makan mereka duduk santai sambil berbincang ringan. Hingga mereka mendengar suara leguhan dari brankar pasien.
Langsung saja mereka mendekat, darren langsung mengechek ke adaan baby ze.
"Eunghhh"
"Baby sudah bangun hm" ucap darren
"Ini dimana?" Tanya baby ze dengan suara lirih
"Ini di rumah sakit, kemarin kamu kecelakaan saat akan pulang" jawab ayah.Zefran langsung mengingat kejadian kemarin.
"Happy birtdday anak papa" lirih zefran, ingin mengelus rambut darren namun tangannya terlampau lemas"Baby ze sebaiknya istirahat agar cepat sembuh dan bisa pulang" ucap darren membuat zefran mengernyit bingung
"Siapa baby ze?" Tanya zefran
"Tentu saja kamu" jawab ayah
"Aku bukan bayi kak kenapa kalian memanggilku seolah aku bayi" kata zefran, ia sungguh pusing baru bangun sudah di kejutkan dengan panggilan keluarganya yang tidak masuk akal baginya."Shttt sebaiknya baby ze istirahat" darren naik ke brankar zefran dan memeluknya erat sembari mengelus punggung sempit zefran.
Tak lama kemudian zefran terbuai dan tertidur di ikuti darren yang juga sebenarnya mengantuk
Tbc
Segini dulu ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY IS MY BABY!
Short StoryMenjadi bayi? Tidak pernah mengira jika ia akan menjadi bayi lebih tepatnya di jadikan bayi. Ini tentang zefran, seorang pria berumur 27 tahun yang di jadikan bayi oleh anak yang ia adopsi 10 tahun lalu. Katakan padanya bahwa ini mimpiii.... Akiba...