1

2 3 1
                                    

" Thanks Ray "

Ujar Lea , setelah dia dan Ray keluar dari area parkir yang mulai sepi karena bel masuk sudah berdering 10 menit yang lalu .

Lelaki dengan wajah tampan khas Mongoloid mengangguk-kan kepalanya , tangannya terlihat Ragu ragu mulai berhasil menyentuh rambut coklat Lea yang sedikit berantakan , dan perlahan-lahan mulai mengusapnya , yang tentu saja membuat Lea membeku dengan dadanya yang bergemuruh , ini pertama kalinya Ray menyetuh kepalanya .

" Pagiihh....."

Ray menarik kembali tangannya , begitu pun Lea yang berusaha menutupi pipi bulatnya yang sedikit memerah menahan rasa berkecamuk di dadanya , nasib orang kulit putih , dikit dikit , Pipinya yang memerah .

" Hmm..kalo gitu gue duluan "
Ray meninggalkan Lea dengan kedua cewek dengan ekspresi yang berbeda , Lea ingin mengejar Ray untuk berjalan bersama menuju kelas tetapi lebih mengurungkan niatnya, dia sedikit menarik bibirnya ke atas , memikirkan kemungkinan Ray malu kepergok dua sahabatnya saat dia menunjukkan touch love language kepada nya .

" Lo kenapa sih , udah gue bilang jangan di samperin , ganggu orang bucin aja "

Lea menatap bingung Sura yang menahan kekesalannya dengan nafas yang tak teratur .

" Hehe ...piece "

Ujar Naya sambil memberikan dua jarinya .

" Yukk ...gue gamau yaa Kalo sampe di hukum pak Bakri segala "

Sura menarik pelan pergelangan tangan Lea , mau tak mau Sura mengikutinya, begitu pula dengan Naya yang berusaha membuntuti kedua sahabatnya.

______________________

Sura celingak-celinguk ,dia menghembus nafas lega yakin keadaan mereka bertiga sudah aman ,

" Heh kalian bertiga "

Mampuss....

Badan mereka bertiga langsung membeku , Padahal sedikit lagi mereka sampai , membalikkan perlahan badannya ke belakang , menampilkan pria paruh baya dengan potongan rambut rapi , mata bulat , serta ukuran tubuh yang agak pendek , tapi jangan pikir itu guru yang lemah lembut seperti luarnya , nyatanya pria itu guru yang paling di hindari para siswa di sekolah pedofil ini , hanya karena hukuman tambahan dalam mapel yang dibinanya , yakni fisika .

" Selamat pagi pak "

Ujar mereka bertiga kompak layaknya anak kembar , pak Bakri menilai mereka dari ujung sepatu sampai ujung rambut , kemudian melirik jam yang bertengger di tangan nya .

Bergumam pelan , dan memberikan tas besar berisi proyektor kepada Naya , menyuruh mengikuti nya dari belakang , lalu berjalan menuju kelas XI MIPA 1 .

" Hmmm perasaan gue kok ga enak yaa"

" Sama " - Lea dan Naya

____________

Aku masih belum bisa untuk berhenti tersenyum , meskipun kejadian tadi sudah lama berlalu , mengingat betapa kerasnya hati
rayzi diyantara yang sudah lama ku incar sejak satu tahun yang lalu , sampai aku berhasil mendapatkannya pada Minggu lalu , meskipun dia belum membalas cintaku , tetapi aku sangat yakin suatu saat nanti dia akan mulai menerima ku , ahh ... memikirkannya mengingat kan ku saat aku pertama kali bertemu dengan nya ...

Flashback on :

Aku selalu ingin menjadi yang terbaik , entah dalam apapun itu apa lagi dalam masalah akademik , aku selalu berusaha mendapatkan nilai yang paling perfect , dengan harapan aku sebagai anak serta cucu pertama , bisa meneruskan agensi music yang tidak bisa di bilang kecil milik kakekku , serta beberapa toko kue kecil yang bersebaran di pinggir jalan kota xxxx punya orang tuaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang