Tangan Maria menarik kenop pintu rumah, sudah malam dan ia baru saja pulang dengan banyak belanjaan di tangannya, tapi ia tidak lupa memberi kabar pada Reghita kalau ia akan pulang terlambat dengan alasan vitamin yang ia butuhkan tidak ada di apotik biasanya, tapi sekarang justru Alice yang menyambutnya dengan tatapan tajam.
"Kenapa baru pulang, Maria lupa kalau disini tuh Maria kerja jadi Suster Alice harusnya Maria selalu ada untuk Alice." oceh Alice kesal, dan Maria malah mengabaikan dengan berlari ke dapur
"Maria kenapa enggak denger Alice!" protesnya dengan nada yang meninggi membuat Maria meletakkan belanjaannya dan menatap Alice
"Aku sudah minta izin pada Mama mu akan pulang terlambat dan dia tidak mempermasalahkan hal itu," jawab Maria singkat yang kembali berlalu pergi membuat Alice kembali mengejarnya
"Tunggu Maria, terlepas dari hubungan kerja Maria harus jelasin ke Alice kemana seharian ini Maria pergi." kesal Alice, dan lagi lagi Maria tidak menggubrisnya
Maria berlalu ke kamarnya. Setelah mendengar semua penjelasan Ghatan tadi saat di rumahnya Maria terkejut akan perbuatan Mamanya yang tega berselingkuh di tengah kebahagiaan keluarga mereka dulu, dan ternyata hal itulah yang memicu masalah bermunculan di keluarga mereka, akhirnya Maria menemukan satu orang yang akan ia usut.
"Stop bicara! Ku mohon kali ini saja aku tidak memberi mu penjelasan, cobalah belajar mengerti Alice." tegas Maria membuat Alice menangis seperti bayi seketika
"Ikss... tidak mau, tidak mau. Alice tidak suka Suster seperti Maria!" teriak Alice menangis, membuat Maria menghela nafas kasar
"Kemarialah. Akan aku ceritakan seperti dongeng tidur semua penjelasannya, asal Alice berhenti menangis." bujuk Maria merentangkan kedua tangannya, meminta Alice datang ke pelukannya
Alice menyeka air matanya kasar, dan berlari ke pelukan Maria seperti balita besar."Ayo cerita." rengekannya manja
Maria membawa Alice ke tempat tidurnya, menjadikan sebelah tangannya bantalan untuk Alice, dan ia menghadap ke arah Alice persis seperti seorang Ibu yang sedang menidurkan anaknya. Maria mulai menceritakan semuanya, tapi ia mengarang semua cerita yang ia katakan pada Alice, karena tidak mungkin Maria harus membeberkannya begitu saja, mengingat usia Alice yang masih kecil untuk tau hal berat itu.
"Sudah puas mendengar semuanya. Sekarang Alice harus tidur." perintah Maria begitu selesai membuat penjelasan bohong untuk Alice
"Maria memangnya kita tidak bisa-" Alice ragu untuk melanjutkan perkataannya, tapi ia sangat ingin kembali merasakan kehangatan Maria
"Kita bisa melakukannya kapapun, tapi tidak sekarang sayang, ini sudah malam dan besok Alice harus masuk sekolah," balas Maria yang mengerti ke inginan Alice
"Humm. Salah Maria pulang terlambat." kesal Alice yang berbalik memunggungi Maria
Maria mencoba tenang agar tidak membuat Alice menangis, karena bagaimanapun Alice tidak terlibat dalam masalah hidupnya, harusnya Maria bisa perpesional dan tidak mencampuri urusan masalalunya dengan hubungannya dan Alice. Maria menarik tubuh Alice agar kembali menghadapnya, dan langsung mendaratkan bibirnya di bibir manis Alice.
"Satu ronde, dan setelahnya berjanji Alice akan tidur." kata Maria, membuat mata Alice berbinar bahagia
"Iya, asalkan durasinya harus lama." tawar Alice, membuat Maria terkekeh pelan
"Bagaimana bisa bocah seperti mu otaknya sangat mesum." ejek Maria, setelah mendengar perkataan Alice
"Itu ulah Suster Maria, bagaimana bisa Suster membuat Alic sangat mesum!" tuduhnya, lagi lagi membuat Maria terkekeh
Gemas melihat tingkah Alice membuat Maria langsung menindihnya juga melumat bibir Alice sedikit agresif, membuat suara desahan halus terdengar dari bibir manis Alice, Maria menarik kasar Piyaman terusan yang Alice pakai hingga terbuka, dan beberapa kancingnya terlepas.
"Maria terlalu agresif membuat piyama Alice rusak!" gerutunya, dan bibirnya langsung kembali Maria terkam tidak membiarkan Alice banyak bicara
"Bermain sedikit agresif dan kasar akan lebih menyenangkan, sayang." bisik Maria, yang melumat daun telinga Alice, membuat Alice semakin bergairah
Maria meremas payudara Alice yang begitu menyembul, karena sejak awal Alice hanya menggunakan Piyama tanpa bra dan celana dalam, membuat putingnya sejak awal menggoda Maria, puas meremasnya, Maria mengulum putingnya, memberi gigitan gigitan nakal di sana, membuat Alice menjeri, dan Maria langsung membekap mulutnya.
"Maria nakal...!" kesal Alice, dan maria hanya tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya
"Tapi Alice suka." kata Maria, bibirnya semakin turun ke arah perut Alice, sampai berhenti di area vagina Alice yang sudah basah
"Kita belum mulai sayang, dan milik mu sudah sangat basah." pipi Alice memerah mendengarnya, bagaimanapun Maria selalu membuatnya bergairah
"Maria jangan banyak bicara, Alice gugup nantinya," balasnya, pipinya sudah benar benar merah seperti terbakar
Maria hanya tersenyum mendengarnya, kembali fokus pada kegiatannya, Maria melumat cairan yang membasahi bibir vagina Alice, juga mengisap dalam vagina Alice, membuat tubuh Alice melengkung ke atas merasakan kenikmatan yang begitu dalam. Puas melihat Alice menjeri, Maria melucuti pakaiannya, dan menindih tubuh Alice, mempertemukan intimnya dengan milik Alice, dan menggeseknya perlahan, bibirnya melumat bibir Alice, satu tangannya memainkan puting Alice.
Sepanjang malam itu suara desahan memenuhi kamar Maria yang sempit, dan tentu saja keduanya tidak bermain satu ronde.
...
Maaf yah, jarang banget update chapter baru, bukan enggak mau nyelesain ceritanya, tapi kebetulan akun lama aku bisa kebuka lagi, dan readersnya masih banyak yang suka cerita aku, jadi aku mau nyelesain cerita di akun lama ku dulu.
Ini akunya
Cek yah, siapa tau mau baca cerita ku yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MY BABBY SISTER {GxG}
Romance"Suster Maria, Alice mau di mandiin, terus pake baju pink yang Alice suka." Alice Gretta Anathan Maria Keylle Elvaro, Anak konglomerat kaya yang akhirnya terjebak dalam kehidupan Alice, gadis manja yang tidak bisa melakukan hal apapun sendiri. Mari...