BAGIAN 1

7 0 0
                                    

Mentari mulai meredupkan sinarnya, menandakan bulan akan segera datang menggantikannya. Terlihat juga lalu lintas ibukota yang sudah mulai dipadati dengan ribuan mobil motor. Ada juga yang sedang berdesakan memasuki busway atau kereta, raut wajah mereka sama saja. Kelelahan, memikirkan apa lagi tragedi yang akan terjadi hari esok. Ada juga yang sedang memikirkan keluarga di rumah, atau memikirkan perusahaan mana yang kira-kira akan ditempuh karena sudah bosan dengan perusahaan lama.

Ibukota kini penuh dengan manusia dengan segudang kelelahannya dengan langit sore yang sedikit mengusir kelelahan itu. Jalanan mulai macet dimana-mana, maka orang-orang yang sedang berkendara hanya dapat berkeluh kesah karena lelah mereka tak kunjung reda. Berbeda dengan salah satu mobil yang berisikan dua manusia, mereka diam. Bukan karena kemacetan itu, tapi karena hal lain.

Olivia namanya, lulusan dari salah satu universitas negeri yang cukup terkenal. Sekarang memilih untuk menjadi seorang budak korporat di sebuah perusahaan. Ia termasuk orang yang sedang menghadapi padatnya lalu lintas sore itu di dalam mobil bersama kekasihnya. Orang yang ia pacari sejak duduk di bangku menengah atas. Namanya Marko, memilih kampus bahkan jurusan yang sama. Sekarang ia memilih bekerja di perusahaan start-up sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kali ini setelah sekian lama berpacaran mereka dihadapi dengan peristiwa yang sulit.

"Ko? Jawab dong kok daritadi diem aja." Keluh Olivia

Sedang orang yang sedang diajak berbicara masih berkutat dengan pikirannya yang terus memikirkan perkataan kekasihnya.

"Ko, I don't want this. Tapi emang aku punya pilihan? Dia anaknya temen mama, dan sekarang dia udah di rumah nunggu aku. I don't have any choice Ko, aku udah beribu kali bilang sama mama jawaban dia tetap sama. I'm sorry Ko." Olivia hanya dapat melihat kekasihnya dengan penuh harap, ia berharap Marko akan mengeluarkan kata-kata yang dapat menenangkan pikirannya.

"Go for it Oliv, temui dia jangan buat mama papamu kecewa." Jawab Marko singkat, tatapannya masih melihat jalanan yang penuh dengan mobil. Sama seperti pikirannya penuh dengan berbagai masalah.

Olivia mendengus dengan kesal, bukan itu jawaban yang ia harapkan dari Marko. "Ko, kamu ini pacar aku atau bukan? Aku ni abis ini bakalan ketemu laki-laki lain Marko, kenapa biasa aja jawabannya?."

Sedetik dua detik berlalu, Marko masih memikirkan jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan kekasihnya. Ia juga heran, mengapa ia mengizinkan Olivia yang notabenenya masih berstatus sebagai kekasihnya. "Karena.... Aku belum jadi suami kamu."

Jika saat itu Marko tidak menyetir maka tak akan segan Olivia memukul kepala kekasihnya itu. Bertahun-tahun pacaran namun sifat Marko masih sama.

Marko terkekeh kecil, ia melihat dengan sangat jelas raut muka Olivia seperti anak kecil yang gagal dibelikan permen oleh ibunya. Maka ia memilih untuk menepi sebentar, takut jika ia tidak dapat berkonsentrasi mengemudi.

"Sayang, dengerin aku. Kita pacaran udah lama, 10 tahun sekarang. Bukan cuman orangtua kamu tapi orangtua aku juga udah sering nanyain kapan kita melangkah ke jengjang yang lebih serius. Tapi baik aku atau kamu kita berdua belum siap, aku menghargai kamu dan kamu menghargai aku. Soal pekerjaa juga sama, berulang kali papa mama aku minta aku pindah tapi aku gapernah mau, dan aku bersyukur bertemu kamu yang menghargai pilihan aku. Tapi itu kamu bukan orangtua kamu.

Sekarang aku gaakan heran kalau orangtua kamu pengen jodohin kamu sama orang yang mungkin lebih siap. Aku sedih? Jelas tapi aku juga gabisa ngapa-ngapain Liv, kalaupun sekarang aku datang ke orangtua kamu terus kamu ngarepin aku ngomong apa? Gaada yang bisa aku omongin. Jodoh tu biar Tuhan aja yang ngatur Liv, I trust you. Go ahead."

Pidato Marko berhasil membuat runyam pikiran Oliv, sama sekali tidak membantu pikirnya. "Makasih bapak Marko atas pidato yang sangat sangat tidak solutif." Sindir Olivia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang