AWAL

7 0 0
                                    

"Terkadang kita tidak perlu terlalu percaya dengan orang baru."
.
.
.
.
.
.
.

Aku pun memasuki kelas dan mulai mengenal kan diriku.

"Senna Miliona Sanjaya." Ucapku singkat.

"Hanya itu?" Tanya guru tersebut.

"Iya." Jawabku.

"Baiklah, sekarang kamu boleh duduk di samping Reno, Reno tolong angkat tanganmu." Ujar guru tersebut.

Aku pun melihat seorang pemuda berkaca mata yang mengangkat tangannya lalu aku pun melangkahkan kakiku menuju bangku kosong yang berada di sampingnya.

Terlihat dari penampilan nya pemuda tersebut termasuk anak yang dingin dan pendiam terlihat dari dia memandangku. Tapi aku pun tak acuh dengan hal tersebut dan kembali memfokuskan diriku ke guru yang sedang menjelaskan.

Tringg....Tringg (bunyi bel)

"Baiklah anak-anak untuk hari ini ibu akhiri dan jalan lupa pr nya dikerjakan, terima kasih." Ucap ibu guru.

"Baik bu." Ucap serentak para siswa.

Satu persatu mereka pun mulai keluar dari kelas. Aku pun melangkahkan kakiku di salah satu pohon yang ada di belakang kelas tersebut.

Pohon yang terlihat rindang dan beberapa buah yang ada di atasnya membuat diriku tertarik untuk duduk di situ.

Saat aku melangkah kan kakiku tak sengaja mataku melihat seorang  pemuda yang ada di samping pohon tersebut sambil memainkan gitarnya. Musik gitar kini mulai mengalun merdu di telingaku. Tanpa sadar aku pun mulai menikmati suara gitar tersebut sambil memejamkan mataku.

Angin yang lembut pun menyentuh kulitku. Membuat ku semakin terbuai.

Tanpa ku sadari pemuda tersebut kini terus memperhatikanku. Alunan gitar yang tadi terdengar di telingaku kini sedikit-demi sedikit mulai menghilang.

Aku pun tersadar akan hal itu. Kedua mataku pun terbuka. kini mataku dan mata pemuda tersebut pun saling bertatapan.

Pemuda berkulit putih, berhidung mancung, rahang yang tegas dan badan yang tinggi menambah poin plus pada dirinya.

"Jangan terlalu percaya pada orang lain tetaplah berwaspada." Ucap pemuda tersebut yang kini beranjak dari pohon membawa gitar yang tadi di mainkannya.

Aku termenung sesaat dan tersadar kembali saat melihat pemuda tersebut telah menghilang dari hadapanku.

Aneh, pikirku walaupun aku pun membenarkan perkataan itu.

Tringg-tringg (bel masuk)

Bel kini berbunyi kembali. Akupun beranjak dari pohon rindang tersebut dan melangkahkan kedua kakiku menuju kelas.

5 menit pun berlalu

Aku pun akhirnya sampai di kelas. Terlihat di kelas tersebut para siswa yang sadang menyiapkan bukunya.

Aku duduk di bangku ku. Guru pun masuk ke dalam kelas lalu kami pun memulai pelajaran.

Entah Kenapa pikiranku kini tidak bisa fokus pada pelajaran, otakku terus tergiang-giang akan perkataan pemuda tersebut.

"kenapa pemuda tersebut bicara begitu." Ujar benakku.

"Kamu kenapa?" Tanya pemuda yang ada di samping bangku yah pemuda itu adalah reno yang bisa ku bilang sebagai teman sebangku ku.

"Tidak, aku baik-baik saja." Jawab ku.

Sedangkan pemuda tersebut hanya mengangguk-nganggukan kepalanya lalu kembali fokus ke papan tulis.

"Oh ya gue reno satria." Ucapnya sambil menjulurkan tangannya.

"Gue senna miliona sanjaya." jawabku sambil membalas ulurannya.

"Anak-anak silahkan kalian buat kelompok yang masing-masing berisikan 3 orang."

Sreett....

Kepalaku sontak menoleh ke arah samping dan ku lihat melly yang sedang menyeret kursinya menuju bangku ku dan reno.

"Aku satu kelompok dengan kalian ya." Ujarnya.

Kulihat ke arah Reno yang saat ini juga melihat ke arahku seakan-akan meminta persetujuanku.

Aku pun menganggukan kepalaku sebagai isyarat atas kesetujuanku.

"Boleh." Jawab Reno kepada Melly.

"Kalian carilah hal-hal yang dapat merusak ekosistem baik di darat maupun di laut. Kalian kerjakan hari ini jika belum selesai boleh di kerjakan di rumah minggu depan di kumpulkan."

Kami bertiga pun mulai mengerjakan pekerjaan kelompok tersebut. Walaupun terdengar soal yang sangat mudah tetapi aku juga tidak memungkiri bahwa materi yang akan kami tulis ini sangatlah banyak.

Kami pun mengerjakan tugas tersebut dengan serius dan sesekali berdiskusi untuk materi tersebut.

Tak terasa jam menunjukan pukul 15:00 yang artinya berakhirlah sudah waktu pembelajaran.

"Anak-anak silahkan kalian lanjutkan pekerjaan kalian di rumah dan terima kasih."

Para siswa pun sedikit-demi sedikit mulai meninggalkan kelas termasuk diriku.

Aku pun terus melangkahkan kakiku sampai menuju ke halte bis.

Sesampainya aku di halte bis tersebut, aku melihat pemuda yang tadi siang bersandar di pohon.

Tit-tit...

Akhirnya bis yang aku tunggu pun datang. Aku pun menaiki bis tersebut di ikuti dengan pemuda itu.

"Bukan kah itu pemuda yang tadi ada di pohon itu."

"Mn entahlah lebih baik aku cari tempat duduk dari pada memikirkan pemuda itu."

Setelah mendapat tempat duduk yang aku cari, aku langsung menduduki tempat tersebut sambil memasang heandset pada telingaku.

Saat diriku sedang asik mendengarkan musik tiba-tiba ada yang menepuk bahuku sambil berkata.

"Boleh aku duduk di sampingmu?"






BUT WHY? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang