♡♡♡
"Anak manusia?"
Tidak tahu kesialan apa yang menimpa Revan Pangeran Sanjaya. Cowok dingin ini terpaksa tinggal satu atap bersama cewek manja yang menyebalkan, Luvia Putri Dirgantara. Bahkan nama mereka seolah terhubung.
Apa boleh buat, orang tua Luvia tidak tega meninggalkannya sendiri di kota Jakarta yang luas ini. Jadi, mereka menitipkan pada teman terdekat mereka yaitu orang tua Revan.
Ditambah, pagi ini Revan dikejutkan oleh kebiasaan aneh Luvia yang sudah kelaparan setelah bangun tidur. Apalagi kalau ada roti tawar di dalam kulkas.
Revan menatap horror pada gadis yang berjongkok di pintu kulkas itu, kebetulan Ibunya lewat dengan membawa nasi panas. "Bun? Sejak kapan Revan punya adek?"
"Gak tau. Tiba-tiba keluar dari perut Bunda segede ini, lagi nguras isi kulkas pula," balas Clara seakan serius sembari meletakkan nasi tersebut di meja makan.
"Kalau dijual laku berapa?"
Clara nampak berpikir, "sayangnya ada undang-undang sih, kalau dijual ntar Bunda bisa dipidana."
"Gapapa Bunda. Ayah pasti punya koneksi kan? Kita jual di pasar gelap."
"Boleh juga, nanti Bunda obrolin sama Ayah."
Merasa dibicarakan, gadis itu memutar tubuhnya perlahan. Masih ada roti di mulutnya dengan polos berkata, "bentar. Kalian siapa ya? Aku siapa? Apakah kita saling mengenal?"
"Bunda, izin ulti Luvia."
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗥𝗘𝗟𝗨𝗩
Teen Fiction"Mau kemana lo?" "Ke hati Revan, dong!" "Ga ada tempat buat cewek manja di hati gue." "Bentar, emang Revan punya hati?" "..." ♡♡♡ Terjebak dalam zona pertemanan yang sederhana. Tapi, ternyata cukup rumit untuk Revan Pangeran Sanjaya dan Luvia Putri...