♡♡♡
Motor besar itu membelah jalanan. meski santai, terkadang menyalip kendaraan lain. Awalnya perjalanan pulang sekolah mereka ini sangatlah tenang, bahkan tak ada obrolan. Tapi, tak lama ...
"REEVV, BERHENTIII!!"
Revan yang mendengar teriakan Luvia tanpa aba-aba langsung mengerem. Beruntung ia dapat mengendalikan motornya dan berhenti di pinggir jalan raya ini.
"Astaga, Luvia! Kenapa sih?! Bahaya tau gak?!" sentak Revan membuka kaca helmnya.
Tanpa menghiraukan amarah Revan, gadis itu turun dan pergi ke selokan. Dengusan kesal terdengar dari pemuda itu, hanya memperhatikan tingkah Luvia tanpa berniat mengikutinya. Tidak minat pada apa yang ditemukan gadis menyebalkan tersebut.
"Ya ampun, kamu lucu banget. Kok bisa disini?" ucap Luvia pada seekor kelinci yang terjebak di selokan itu.
Tangan pendek Luvia tak cukup sampai untuk menggapai kelinci. Ia pun menaruh tas di tanah dan menggulung lengan, hendak turun ke selokan untuk mengambil sang kelinci.
Sebelum itu, Revan lebih dulu menahan lengannya mungilnya, "mau ngapain lo?"
Luvia mendongak, "itu Rev, kasihan. Luvia mau ambil," balas Luvia melepaskan tangan Revan, hendak turun.
Revan kembali mencegahnya, "gak usah, kotor."
"Ya ampun, Revan. Kasihan itu!" kesal Luvia menunjuk kelinci putih yang sudah tak lagi putih, pemuda ini tega sekali.
"Udah sore Luvia!" tekan Revan.
"Yaudah, sana pulang! Luvia bukan anak kecil, Luvia juga punya hp buat liat map, bisa pulang sendiri!"
"Fine!"
Revan melepas tangan Luvia dan pergi meninggalkannya begitu saja. Seolah melupakan kalimatnya bahwa ia akan kerepotan jika kehilangan gadis bergigi kelinci itu. Luvia hanya mampu menatap kepergian Revan dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
♡♡♡
Hari sudah gelap, tapi gadis itu belum juga menampakkan wajah menyebalkannya. Revan tak peduli. Salah gadis itu sendiri yang keras kepala. Revan menolak memikirkannya, memilih bermain game mobile.
Sudah hampir pukul delapan, tak ada tanda-tanda kemunculan Luvia. Entah ia harus bersyukur atau tidak, Clara sedang tidak ada di rumah. Bisa saja ia sudah dicoret dari kartu keluarga karena meninggalkan anak temannya itu.
Revan mengacak rambutnya frustasi, "sh*t!"
Revan mengambil kunci motor. Namun, saat sampai di pintu rumah, sudah lebih dulu dibuka oleh seseorang.
Deg..
Mereka saling menatap sesaat, terkejut bersamaan.
"Ngapain Revan di depan pintu? Awas!" ketus Luvia menerobos masuk.
"Darimana lo?" cekal Revan.
"Dari ditinggalin cowok nggak bertanggungjawab!" sinisnya.
Revan menghela napas, melepaskan tangan gadis itu perlahan, "sorry."
Luvia pun meluluh, mengatakan hal yang sama, "Luvia juga. Harusnya gak bilang kayak tadi."
Luvia menunjukkan kelinci putih yang sedang ia gendong, "nih kelinci tadi, udah bersih. Lucu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗥𝗘𝗟𝗨𝗩
Teen Fiction"Mau kemana lo?" "Ke hati Revan, dong!" "Ga ada tempat buat cewek manja di hati gue." "Bentar, emang Revan punya hati?" "..." ♡♡♡ Terjebak dalam zona pertemanan yang sederhana. Tapi, ternyata cukup rumit untuk Revan Pangeran Sanjaya dan Luvia Putri...