chapter 003

2.7K 30 0
                                        

""Tidak... bisa! Kau harus melayaniku!" suara pria itu terdengar dingin saat ia menggenggam tangan Flora dari belakang.

Tubuh Flora menegang. Ia tidak bisa bergerak, dan air matanya mengalir tanpa bisa ia kendalikan.

"Menangislah... Aku menyukainya," bisik pria itu dengan nada penuh gairah.

Keesokan Paginya

Flora terbangun dengan kepala yang terasa berat. Saat matanya terbuka, ia terkejut menemukan seorang pria tidur di sampingnya.

"A-akhhh!!" ia menjerit panik, tubuhnya langsung terduduk tegak.

Pakaian yang ia kenakan sangat tipis, hampir tidak menutupi tubuhnya dengan layak. Ia menggigit bibirnya, mencoba memahami situasi ini.

"Siapa dia?! Kenapa ada pria di sini?! Dan... kenapa dia sangat mirip dengan pria sinting itu?!" pikirnya panik.

Flora buru-buru merapikan pakaiannya dan bangkit dari tempat tidur, berniat pergi dari kamar itu secepat mungkin. Namun, saat ia baru melangkah, tangan pria itu dengan cepat mencengkeram pergelangan tangannya.

"Kau... berapa hargamu?" tanyanya dengan nada meremehkan.

Flora membelalakkan mata. "Apa?! Hargaku?!"

Marah dan terhina, ia berusaha melepaskan tangannya. Pria itu hanya menatapnya dengan ekspresi dingin, lalu matanya melirik tubuhnya sekilas.

"Bajingan! Apa yang kau lihat?!" seru Flora, mendekap tubuhnya dengan kedua tangan.

Pria itu menyeringai tipis sebelum kembali bersandar di ranjang. Ia memainkan rambutnya dengan santai, seolah tidak terpengaruh oleh amarah Flora. "Tenang saja. Aku takut jika melihatmu terlalu lama, mataku akan tercemar."

Flora mengepalkan tangannya, menahan amarah yang membara di dadanya. "Hah! Mata kotor itu sudah menikmati tubuhku semalaman! Seharusnya kau merasa terhormat!"

Pria itu terdiam sejenak, lalu tertawa kecil. "Hahaha... Kau wanita yang menarik."

Dengan gerakan santai, ia mengambil sebuah cek kosong dan pulpen dari meja di samping ranjang. "Jadi, berapa harga yang kau inginkan?" tanyanya, mengisi cek itu dengan angka.

"Lima ratus ribu cukup?"

Flora membelalak. "Apa?"

Pria itu menaikkan alisnya. "Kurang? Baiklah, satu juta."

Ia melemparkan cek itu ke arah Flora tanpa melihatnya. Flora menatapnya, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Marah, ia mengambil cek itu dan menatapnya lama. Kemudian, senyum kecil terbentuk di bibirnya. Dengan gerakan anggun, ia mengambil pulpen dari meja dan menuliskan sesuatu di cek itu sebelum mengangkatnya ke hadapan pria itu.

"Ini nomor rekeningku. Kau bisa mengisinya dengan sebanyak yang kau mau."

Pria itu menyipitkan matanya, menatapnya curiga. Namun, sebelum ia sempat bereaksi, Flora merobek cek itu menjadi beberapa bagian di depan wajahnya.

"Oops... Sepertinya kau tidak berharga."

Flora mengambil uang kertas dari saku celananya dan memasukkannya ke dalam saku jas pria itu.

"Hm... Aku punya seratus ribu di sakuku. Sepertinya ini cukup untuk harga dirimu."

Wajah pria itu berubah dingin, tetapi Flora tidak peduli. Ia melangkah pergi, berhenti sejenak di ambang pintu, lalu berbalik dengan ekspresi mengejek.

"Ah, benar. Kemampuanmu tadi malam buruk sekali. Pria-pria yang tidur denganku jauh lebih baik darimu."

Setelah berkata demikian, ia berbalik dan keluar dari kamar hotel dengan langkah percaya diri.

Pria itu menatap punggungnya yang menghilang di balik pintu. Rahangnya mengeras, tetapi senyum samar terukir di wajahnya.

"Wanita itu... benar-benar menarik."

---

Di Dalam Lift

Saat pintu lift tertutup, keberanian Flora perlahan runtuh.

"Sial... Kenapa aku tadi bertindak begitu sombong?! Bagaimana kalau dia benar-benar mengambil uang dari rekeningku?!" pikirnya panik.

Ia memegangi kepalanya, ingin menangis.

Namun, saat pintu lift terbuka dan ia melangkah keluar, sesuatu tiba-tiba terlintas di benaknya.

"Tunggu... Aku seperti melupakan sesuatu..."

Flora terdiam sejenak sebelum matanya membelalak.

"MOTORKU!!"

Dengan panik, ia bergegas keluar dari hotel.

Cinta Yang Terlahir Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang