"Sepertinya, kami juga mendapatkan petunjuk baru tentang keberadaan tersangka utama kasus ini."
"Aku pergi saja dari sini." Kata Yoohyeon, kedua tangannya menggenggam telapak kanan Jiu dengan erat. "Aku udah nggak peduli ada yang ingat atau nggak sama aku. Ya?" Yoohyeon ingin menjauhkan Jiu dari ide memecahkan batu itu bagaimana pun caranya. Membayangkan Jiu harus berada di antara waktu yang menghilang itu, benar-benar hampa, tanpa apapun. Pokoknya, ia menentang keras keputusan apa pun yang melibatkan Jiu dengan telur itu.
Tanpa menunggu respon Jiu, Yoohyeon meraih tangan Jiu lembut dan menuntunnya. Ia membuka laci meja yang penuh dengan uang lembaran dan mencomotnya asal. Entah berapa jumlah uang yang ia ambil dari sana, tapi ia memasukkan cukup uang lembaran kusut untuk memenuhi tas milik Jiu. Seharusnya sih, uangnya cukup untuk membeli tiket kapal dan untuk bertahan beberapa lama. Yoohyeon menatap Jiu yang sepertinya masih belum luluh dengan bujukannya. "Aku nggak memaksa Kakak untuk ikut."
Jiu menarik napas panjang dan menimbang-nimbang sebelum membulatkan keputusannya. "Kakak udah janji buat nemenin kamu terus, kan?"
Senyum Yoohyeon mengembang begitu mendengar jawabannya. Ia menoleh ke luar jendela, mengecek langit terik yang sudah mulai mereda. "Sepertinya masih sempat kalau kita ikut kapal jadwal sore ini."
...
"Kami menemukan rumahnya!" Teriak seorang petugas yang berada di barisan depan memimpin pencarian. Setelah mengonfirmasi kepergian Jiu dari rumah bersama terduga pelaku, Detektif Kangwoo segera memerintahkan pencarian berskala besar. Area pencarian kembali diperluas mencakup keseluruhan hutan. Fokus mereka adalah menemukan rumah yang ada di galeri handphone Jiu, rumah yang sepertinya menjadi tempat persembunyian tersangka selama ini. Arahan utama yang diberikan oleh Detektif Kangwoo adalah untuk menemukan Jiu dan mengamankannya dari tersangka.
Segerombol tim pencarian yang dikerahkan tiba di depan rumah tua yang berada di tengah hutan. Setelah mencocokkan dengan foto yang mereka bawa, mereka dapat memastikan bahwa mereka telah menemukan apa yang mereka cari. Seorang polisi yang mengetuai pencarian mengangkat tangannya sebagai isyarat menahan yang lain. Baru ia memberi aba-aba yang lain untuk maju setelah ia memeriksa situasi sekitar. Tiap-tiap petugas mengacungkan revolver dan baton mereka sembari menyusuri seluruh ruangan.
"Aman, pak!" Seru petugas yang berada di masing-masing ruangan saling bersahutan.
Polisi segera memulai penyelidikan dan merentangkan garis polisi di sekeliling rumah tersebut. Tidak ada siapa pun di sana, tapi jejak-jejak sehabis ditinggali ada di sepanjang ruangan. Bekas makanan instan, baju yang ditaruh asal di sudut ruangan, dan tumpukan uang lembaran 5.000 won di dalam sebuah laci. Perhatian Detektif Kangwoo terpaku pada sebuah sisi dinding yang penuh dengan tempelan kertas. Puluhan kertas A4 itu memenuhi satu sisi dinding tersebut hingga membentuk sebuah potret tampak samping seorang anak perempuan. Ia menepuk pundak petugas yang ada di sebelahnya, "menurutmu ini apa?"
"Gambar seorang anak perempuan yang mirip Jiu?"
"Ya kalau itu aku juga tau," Detektif Kangwoo memukul bahu petugas itu, "maksudku, menurutmu ini menggambarkan apa?"
"Psikologis sang tersangka? Cara dia memandang korban yang masih di bawah umur." Ia berdeham sebelum lanjut berbicara. "Tapi, ini terlihat seperti gambar dari perspektif orang yang... mengagumi anak perempuan tersebut."
Detektif Kangwoo mengangguk puas mendengar jawabannya. "Terobsesi pada korban, bisa dibilang."
Pencarian rumah tersebut ikut melibatkan tim forensik untuk meneliti jejak yang ada di sana lebih dalam. Bekas-bekas yang bersisa di rumah tersebut hanya menunjukkan bahwa rumah itu hanya ditempati oleh satu orang. Mereka tidak menemukan kabar lebih lanjut mengenai keberadaan Sua dan Yoohyeon yang awalnya mereka kira juga disembunyikan di sini. Justru, tim forensik menemukan dua sidik jari berbeda yang tersebar di rumah ini. Satunya cocok dengan sidik jari milik Jiu saat mereka bandingkan, satu lagi seukuran orang dewasa milik seseorang yang tidak terdaftar dalam data penduduk di pulau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Hilang dan Kembali | Jiyoo au
FantasyEmpat anak pergi menyusuri bukit, satu anak kembali tak sadarkan diri dan satu anak lagi kembali setelah melawan hukum ruang-waktu. Looselessly based on 2016 film "Vanishing Time: A Boy Who Returned" tags: minor character death. fantasy.