Part 2

5 2 3
                                    


Assalamualaikum
Selamat Membaca
.
.
.
.

"Princess ini taro dimana?"

"Haduh. Taro di kolom meja, Eh..., jangan nanti gak keliatan, atas aja," Ucap Relbi pada kedua anak buahnya.

"Itu Apaan Rel?" Tanya Ririn teman kelas Qirol.

"He Ka! Princess, Bukan Rel." Tegasnya.

"Lah emang itu nama Lo," Ledek Ririn.

"Tapi Dia Princess. Lo gak tau ya Ka, Kita ini Geng Pearl Princess ( Putri Mutiara) kalo gak tau bahasa bule." Jelas salah satu teman Relbi.

"Eh Bocah tai mata! Gak usah ngikut-ngikut Lo pake punya Gang segala. Percuma, Gang Lo gak ada artinya ketimbang Gang Gue," Ucap Vialo Ketua Gang World Queen dengan pengikut sebanyak 5 orang.

"Dan Gue peringatin Lo ya. Berhenti Lo deketin Acok, Karna yang bakal jadi First love nya adalah Gue!" Sambungnya.

"Sorry ya. Gue gak selevel sama tante girang kaya Lo Ka." Balas Relbi anak kalas IPS 2 kelas X.

"Mulut Lo Ya!"

"Hajar mereka," Sambung Vialo. Kelima temannya maju mengacak-acak rambut Relbi and the gang. Sarapan untuk Qirol pun telah tumpah dimeja Qirol.

"Tukan. Ini gak Adil!" Dengan marah membara Relbi manarik tutup kotak di tangan Viola. Alhasil membuat nasi gorong itu juga bertaburan di meja Qirol.

"Kurang ajar Lo ya Bocil!"

"Lo yang mulai duluan."

"Lo!"

Rambut terurai rapai barusan telah rusak ter acak-acak. Siswa/i yang lain tak ada yang memisahkan kedua Gang itu. Malah mereka sesekali merekam kejadian itu.

"Woy Apapaan ni!" Suara tegas dari depan menghentikan pertengkaran di belakang pojok. Mata Qirol membulat melihat mejanya bertaburan dengan nasi.

"Bilang! INI PERBUATAN SIAPA?" Kesalnya dengan penuh menekanan.

Viola dan Relbi saling menunjuk.

"Kalian berdua bersikan!" Tegas Qirol.

"Viola,Relbi. ikut Ibu kekantor!" Tak disangka Ibu Pewi sang Guru BK tiba-tiba menyeret keduany.

"Lah..., Bu. Mereka bersihin meja Qirol dulu!"

Tak ada sahutan dari Sang Empu. Qirol menendang keras meja berbauh nasi campur itu. Baru saja Uma masuk, Qirol sudah melambaikan tangan padanya.

"Ada apa Qir?"

"Bersihkan. Jangan sampai ada bauh menempel di meja Gue!" Tegasnya. Seluruh penghuni kelas IPS 4 dikagetkan dengan Uma yang menurut saja tanpa ada bantahan. Apa Uma setakut itu?

"Itu tu. Sambalnya," Qirol mengawasi.

3 menit terlewatkan. Meja kembali bersih, tapi tidak dengan bauhnya.

"Kita tukan meja," Ucap Qirol. Uma hanya mengangguk.

"Ada apa ini?" Guru seni budaya masuk.

"Kenapa mejanya Acok?"

"Enggak Bu. Lagi di perbaiki," Alibinya. Alhasil Uma belajar pakai meja berbau sambal udang.

"Anak-anak. Hari ini Ibu gak ngasi catatan. Tapi tugas. Besok, Ibu mau kalian bawa makanan atau minuman yang kalian buat dari rumah. Setelah itu jelaskan didepan tutornya, serta bahan-bahan apa saja. Mengerti?"

UMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang