chapter 007

1.4K 23 0
                                        

Flora berusaha menenangkan dirinya sejenak. Saat pengawal itu bertanya apakah ia baik-baik saja, ia hanya menatap dengan kesal dan berbalik menjawab, "Pantatmu baik-baik saja!" seraya mendorong tubuh pengawal yang menghalangi jalan.

Ia berlari tanpa tujuan, melupakan sejenak kenyataan bahwa ia sedang hamil. Keinginannya untuk keluar dari kastil ini mengalahkan rasa bingung dan takut yang menyelimuti hatinya. "Haha, aku memang wanita yang cerdas! Tidak mungkin aku tidak bisa keluar dari sini, kecuali... tempat ini benar-benar dikelilingi lautan!" pikirnya, dengan senyum nakal yang merekah.

Namun, saat ia mencapai pintu gerbang dan melihat ke luar, wajahnya langsung berubah. "Apa-apaan ini?!" pikirnya terkejut.

Di depan matanya terbentang lautan luas tanpa ujung. Tidak ada daratan yang terlihat. Semua yang ada hanya air yang bergelombang.

Flora merasa putus asa. "Sial... aku terjebak!" Keningnya berkerut, dan perasaan panik mulai menguasai dirinya. Namun, tiba-tiba, suara helikopter terdengar dari atas.

Flora segera menengadah, melihat helikopter yang mendekat, dan tanpa berpikir panjang, ia melambaikan tangan dengan harapan bisa mendapatkan perhatian.

"Halo!! Apakah Anda manusia? Tolong saya! Seseorang menculik saya!" teriaknya, berusaha meyakinkan orang di atas sana.

Helikopter itu mendarat dengan suara gemuruh yang mengguncang tanah. Flora berhenti, terkejut, dan melihat seorang pria turun dengan aura dingin yang mengelilinginya. Pria itu tampak sangat tampan, dengan wajah datar dan mata yang menunjukkan kesombongan.

"A-apa yang kau lakukan di sini?!" Flora menatapnya dengan tangan terangkat, hampir seperti bersiap menghadapi ancaman.

Pria itu mengernyitkan kening dan berkata dengan tenang, "Ini kastilku. Aku bisa melakukan apa pun yang aku suka."

Mendengar itu, Flora semakin kesal dan menyindir, "Brengsek! Kau menculik seorang wanita! Apakah kau tidak takut disebut penjahat?"

Pria itu hanya tersenyum kecil dengan ekspresi penuh percaya diri. "Siapa yang berani menilai? Di sini, aku adalah hukum."

Flora merasa terdiam sejenak, hampir ternganga mendengarnya. "Pria ini... bagaimana bisa aku menghabiskan malam dengannya?" pikirnya sambil merasakan wajahnya yang tiba-tiba menjadi kusam.

"Bajingan..." gerutunya dengan emosi yang membara.

Namun, dengan cepat pria itu mendekatinya dan menggendongnya tanpa ampun, seperti seorang putri. "Brengsek! Mesum! Brutal! Lepaskan aku!" Flora meronta, berusaha menendang atau meninju pria itu, namun tidak berhasil.

"Diam. Apa kau ingin aku jatuhkan?" suara pria itu tegas, dan Flora terdiam, tak berani membantah.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya mengejutkan Flora. Pria itu melintasi ruangan yang ia tempati sebelumnya dengan langkah tenang, seolah-olah tidak ada yang bisa mengganggu ketenangannya. Flora melirik ruangan itu sekilas, lalu menatap pria dingin itu.

"Kenapa dia tidak marah? Apa mungkin semua vas bunga ini palsu?" pikir Flora dengan wajah bingung.

Perasaan aneh mulai muncul dalam dirinya. Ia tidak bisa memahami pria ini, dan semakin lama ia terjebak dalam kastil ini, semakin banyak pertanyaan yang muncul.

Cinta Yang Terlahir Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang