Musim gugur telah tiba. Aku menyukai bagaimana perubahan dedaunan menjadi kuning kejinggaan dan mulai gugur perlahan-lahan dari atas ranting.
Angin berembus dingin, namun sekaligus terasa hangat. Kedengarannya memang aneh. Tetapi begitulah yang kurasakan. Dari jendela kamar loteng Quest Bookshop. Aku memandang ke area bawa rumah, tepatnya di trotoar.
Pagi pertama di tanggal 1 oktober. Cuaca cukup baik untuk beraktivitas di luar. Aku merapatkan mantel cokelat yang ukurannya jauh lebih besar dari tubuhku. Aku memang suka gaya fashion yang seperti ini. Tidak peduli apa kata orang bahwa gayaku sungguh kuno.
"Kau sudah siap?" Suara bariton itu terdengar dari arah kamar mandi. Pria bermata biru dengan aura sihir yang begitu fantasis. Beberapa hari lalu, setelah purnama 1000 tahun untuk para naga yang mencapai usia tersebut.
Naga hitam kesayanganku telah sepenuhnya memiliki kekuatan untuk berubah menjadi manusia.
Alatas awalnya hanya seekor naga yang kutemui saat masih jadi murid di Noetic Academia. Aku masih kesal dengan kejadian tempo hari. Setelah menjadi naga, dia tidak mau tinggal di istal dan minta tinggal bersamaku.
"Bagus, kah sudah siap," seruku takjub pada penampilan Alatas yang memukau. Setelan kasual itu begitu indah di tubuhnya. Tunik putih gading dengan area dada sedikit terbuka.
"Siap untuk apa?"
"Bekerja, Alatas. Kau jadi babuku hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Witchtober (End)
FantasyCerita ini berada dalam event WGAWeen yang di selenggarakan oleh Writers Generations Academy (WGA) Berkisah tentang seorang penyihir dalam musim gugur di bulan oktober. Oh, ayolah. Ini tentang diriku sendiri. Ahahah...