MESIN WAKTU

41 11 26
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Hujan tidak pernah tau dia membasahi siapa, tapi air mata tau dia jatuh untuk siapa" lirih Athar

                             Mesin Waktu
               

                                  ------

Seorang pria yang masih terbalut oleh selimut tebalnya kini menggeliat karena sinar matahari, ya pria itu adalah Athar Putra Mahendra

"Athar bangun nak, sekarang sudah jam enam" ucap rima sambil membuka gorden kamar Athar -mama athar

"Lima menit lagi mah" gumam Athar sambil menarik selimutnya lebih atas

"Ga ada lima menit lima menit, ayo bangun sekolah, udah siang ini" kata rima sambil menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Athar

"Ck, iya, iya" gumam Athar sambil berdecak

"Mama tunggu di meja makan" ucap rima sambil berjalan keluar kamar

Athar turun dari kasur dan segera berjalan ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya

Setelah menghabiskan waktu lima belas menit di dalam kamar akhirnya Athar keluar dan segera turun untuk sarapan

"Pagi" sapa Athar kepada kedua orang tuanya dan adeknya

"Aban, aban, hali ni ata cekoyah don" ucap Alta-adek Athar

"Bangga amat Lo cil, sekolah doang juga" gumam Athar sambil menyendok nasi

"Aban jeyek, aban bancat" ledek Alta

"Anjirr, cil lo di ajarin siapa ngomong kek gitu" ucap Athar sambil menatap adeknya yang sedang menatapnya juga

"Kata aban, kemalen ata dengel aban biyan bancat ke temen aban" ujar Alta

"Athar kalo di depan adek mu jangan ngomong sembarangan" ucap Mahen-papa Atha dan Alta

"Iya Athar kamu kalo di depan adek mu jangan ngomong kasar, adek mu ini sering mengikuti apa yang orang lain omong" ucap rima sambil mengelus kepala Alta

"iy...

Omongan Athar di potong oleh adeknya sendiri, lalu Athar tercengang oleh perkataan adeknya

"Aban anjing"

"ATHAR" teriak rima

Athar langsung berlari keluar rumah, karena dia tahu habis ini pasti dia akan di omeli oleh mama dan papanya habis habisan

Athar langsung saja dia menancapkan gas, setelah itu dia membawa Ducati nya dengan lihai

                                      ------

Athar telah sampai di SMA Cempaka Putih, ya Athar sekolah di salah satu sekolah terkenal, Athar memarkirkan motornya di tempat ia dan kawannya memarkirkan motornya

Setelah memarkirkan motornya Athar melanjutkan perjalanan untuk masuk ke dalam kelas, tetapi di saat di tengah perjalanannya bahu Athar di tepuk oleh seseorang, Athar pun menolehkan kepalanya dan ternyata itu adalah kawannya yang kabur dari rumah sakit jiwa

MESIN WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang