MESIN WAKTU

14 7 11
                                    

MESIN WAKTU

  --------

Saat ini Athar sedang pergi ke mall bersama mama dan adeknya, sebenarnya Athar tidak mau tapi ibunya ini memaksanya agar dia ikut, karena ia tidak tega dengan muka mamanya yang lesu itu, lantas ia menarik nafas panjang dan menganggukkan kepalanya

"Ata, ayo sayang kita ke mall, abang Athar mau ikut sama kita" seru rima

"Aban iyut?" tanya bocah yang baru 3 tahun itu, tapi jangan salah walaupun dia masih kecil ia sudah mengerti dengan semuanya, karena mamanya dan Athar selalu mengajarkan Atala

"Iya ta abang ikut" ucap Athar sambil mengelus rambut hitam Atala

Langsung saja mereka bertiga menuju ke mall, karena saat ini mereka sedang di supermarket

Saat sudah sampai, tak sengaja mata Athar melihat papanya yang sedang bersama neneknya itu

"Athar, kenapa sayang?" tanya Rima

"Hah, ngga mah. Itu aku ngeliat papa sama nenek" kata Athar yang terus menatap mereka

Asal kalian tau, Athar selalu di perlakukan buruk oleh neneknya, ntah Athar sendiri pun tidak tau kenapa ayah dan neneknya berperilaku seperti itu kepadanya

"Yaudah sekarang kita samperin papa sama nenek yu" ajak rima

"Papa cama nyenyek" tanya Atala

"Iya sayang ayo samperin" ujar Rima sambil berjalan

"Mah" sapa Rima kepada ibu mertuanya

"Rima" jawab marta-ibu Mahen

"Nek" sapa Athar sambil mengulurkan tangannya untuk salim kepada sang nenek, tetapi sang nenek tidak menanggapi nya, dia malah melihat ke arah lain, agar tidak melihat Athar, Athar yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum tipis, karena ini bukan sekali dua kalinya, langsung saja Athar menarik tangannya lagi

Rima yang melihat itu hanya menghela nafasnya, ibu mertuanya selalu berperilaku seperti itu, padahal Athar tidak pernah membuat kesalahan

"Rima kamu ngapain di sini" tanya mahen, sambil menatap wajah Rima

"Oh, ini mas aku lagi ngajakin anak-anak jalan, terutama Atala biar dia ga bosan di rumah" jawab Rima, Mahen pun hanya mengangguk saja, sambil melirik Athar sekilas

"Yasudah Mahen, Rima mama pulang dulu" ucap Marta

"Emm, nek Athar anterin pulang ya" ujar Athar

"Tidak usah, saya bisa pulang sendiri" jawab Marta yang sama sekali tidak melirik Athar

"Mah, udah gapapa di anterin Athar aja mah, di anterin sama cucu mama" ucap Rima sambil tersenyum

"Tidak sudi saya di antarkan pulang oleh pembunuh ini, dan satu lagi kamu itu bukan cucu saya, saya tidak sudi mempunyai cucu seperti anda" jawab Marta dengan omongannya yang pedas itu

Deg

Athar yang tadinya sedang menatap Marta kini ia menundukkan kepalanya ke bawah, dia hanya bisa tersenyum

MESIN WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang