Sepasang mata indah itu menelisik persekitarannya disertai langkah kecil yang semakin mendekatkannya ke penghujung dermaga wilayah itu. Ini akan menjadi tempat barunya menghabiskan sisa umur yang entah kapan berakhir. Tidak siapapun menginginkan ini terjadi; ditinggalkan suami selamanya, lalu diasingkan ke dalam kelompok yang mereka sebut dengan Huin.
Dia telah menjadi janda di usianya yang baru menginjak 24 tahun, bahkan dalam usia pernikahan yang masih belum mencapai angka 6 dalam setahun. Sedih tentu saja, walaupun pernikahannya hanya berbentuk sebuah pengabdian tanpa landasan cinta sebab itu bukan opsi utama. Hidup sebagai kaum jelata dibawah kepemimpinan Kaisar Min pun juga bukan keinginannya.
Tapi untuk menjadi bagian dari kerajaan juga tak pernah terfikir bahkan tak masuk pula dalam daftar keinginannya. Petinggi akan selalu mendapatkan petinggi pula, begitupun baek-song akan mendapatkan baek-song pula. Tak satupun tercatat selama ratusan tahun seorang Kaisar, Raja atau Pangeran menikahi seorang jelata dan yang lebih buruk, mereka adalah kelompok Huin, yakni kelompok janda dari rakyat jelata yang ditinggal mati oleh suaminya.
Disebutkan juga kelompok Geomjeong yaitu sekumpulan janda yang bercerai dengan suaminya. 2 kelompok ini tak di perkenankan untuk menjalani pernikahan kembali bahkan dengan sesama baek-song sekalipun. Hidupnya akan diabdikan pada keluarga Kaisar dan Raja selama sisa umurnya. Menjadi pembantu, tabib, agasshi, atau juru masak.
Mereka yang melanggar dalam arti berhubungan secara diam-diam maupun terang-terangan akan mendapat sanksi berupa kurungan atau pengasingan ke wilayah terpencil dan mati disana. Sistem ini masih tertulis jelas dalam aturan kerajaan tanpa pudar barang sedikitpun.
"Sunhye eonnie, ibuku mencarimu."
Wanita yang disebut dengan nama Sunhye itu menoleh, memutus lamunannya dan memilih untuk mengikuti langkah Jira menuju tempat dimana Nyonya Kang tengah menunggunya. Ah, wilayah ini begitu kecil tanpa banyak belokan yang membingungkan. Tentu karena ini bukan tempat yang istimewa dan sedikit terasing dari masyarakat lainnya.
"Eomma?" Panggil Jira dengan lembut. Anak perempan berusia 7 tahun itu, bahkan harus ikut tinggal dalam kelompok putih sebab ibunya telah menyandang status janda saat usianya masih 3 tahun. Bukan masalah besar baginya, di wilayah itu banyak anak seusianya yang bernasib sama. Tidak, mereka tak berkewajiban untuk mengabdi pada Kaisar dan petingginya sebagaimana Huin semestinya.
Wanita muda yang disebut memalingkan pandangannya kepada Jira dan Sunhye. Dihentikannya kegiatan merajut yang sejak tadi dilakukan dan beralih fokus pada janda baru yang belum 1 jam resmi menjadi bagian dari kelompok mereka.
Sunhye membungkukkan tubuh 90 derajat sebagai tanda hormat pada wanita yang lebih tua darinya. Wanita itu adalah Jira versi dewasa, wajahnya begitu mirip hanya warna kulit saja yang berbeda. Jira memiliki kulit putih pucat, sedangkan Nyonya Kang sedikit tan.
"Kemarilah." Ucap Nyonya Kang selembut anaknya.
Sunhye menurut. Mungkin disini lebih damai daripada ditempat tinggalnya dulu. Orang-orang sangat brutal, pencurian, kekerasan dan pemaksaan acap kali terjadi sebab Raja jarang sekali memperhatikan kesejahteraan rakyat jelata. Apapun yang dilakukannya, mungkin hanya duduk dan mengelus-elus singgasana hingga lupa akan kewajibannya.
"Aku Kang Jinan. Kau bisa memanggilku Jinan saja." Ucap Jinan.
"Aku Cha Sunhye." Balas Sunhye.
"Kudengar, kau memiliki kemampuan dalam hal pengobatan. Apakah dulunya kau seorang dokter atau perawat?" Jinan memulai percakapannya dengan Sunhye. Penuturannya penuh dengan kelembutan, bahkan sebagai orang baru, itu terasa sangat akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING
Fanfiction[ NEW STORY ON GOING] Mature Content | Alternate Universe | Fiksi Kolosal 2 Putra Mahkota jatuh cinta pada seorang wanita yang berasal dari kelompok terlarang, dimana mereka tak diperbolehkan untuk berhubungan dengan siapapun termasuk rakyat jelat...