Amber melirik sekitarnya, matanya sibuk mencari dua orang. Beberapa saat, gadis itu tidak menemukan keberadaan keduanya. Amber memutuskan untuk mencari mereka. Amber melewati beberapa toko yang menjual pakaian renang, banyak sekali pakaian yang mirip dengan milik Celine tapi lebih sedikit terbuka. Dia bergidik ngeri hanya dengan melihatnya, tidak membayangkan jika harus mencobanya.
Matanya tak sengaja melirik salah satu toko dan menemukan dua orang yang dicarinya sedang berada di sana. Amber bergegas menghampiri mereka. Axelle yang menyadari lebih dulu kedatangannya. Pria itu melambaikan tangan ke arahnya namun justru diabaikan oleh Amber. 'Dari tadi siang, kenapa dia masih kesal saja denganku?' batin Axelle mendapat perilaku seperti itu dari Amber.
Amber berdiri di samping Celine yang sibuk memilih aksesoris unik seperti gelang dan kalung yang terbuat dari cangkang kerang. Gadis itu masih belum sadar kalau Amber sudah berada di sampingnya. Celine memberikan beberapa pilihan gelang kepadanya tanpa menatapnya. Amber hanya menerimanya dengan bingung.
"Cantikkan yang mana menurutmu, Axelle? Pilihkan satu yang bagus untukku," Ucap gadis itu yang masih sibuk memilih barang lainnya tanpa menengok orang yang dimaksud. Amber memberikan salah satu gelang tadi yang menurutnya cantik. Celine menerimanya tapi gadis itu langsung melayangkan protes. "Kenapa memilih yang ini? Bukankah lebih bagus satunya?"
"Tapi, aku suka yang ini karena warnanya lebih bagus dan menarik."
Celine terdiam sebentar dan langsung melirik ke samping kirinya. Amber yang berada di sana, bukan Axelle. Celine menatapnya kesal, Amber semakin bingung. "Aku tidak bertanya padamu, tapi pada dia. Kenapa malah kau yang jawab?!"
"Kau kan memberikan pilihan gelang ini padaku, bukan padanya. Jadi, apa aku salah?"
"Ck, sudahlah. Aku tidak mau membeli ini lagi. Aku mau beli kelapa muda itu saja!"
Amber dan Axelle saling berpandangan. Axelle mengangkat bahunya cuek. Celine meninggalkan mereka berdua menuju penjual kelapa muda. Amber dan Axelle mengekor di belakang gadis itu.
Axelle diam-diam mendekatkan tangannya ke tangan Amber, niatnya ingin bergandengan tangan, namun Celine langsung membalikkan tubuhnya menatap mereka berdua. Axelle menarik tangannya kembali dan berdecih pelan, terlihat kesal karena harus mengurungkan niatnya menggandeng tangan Amber.
"Kalian mau?"
"Aku mau satu."
"Aku juga."
Akhirnya mereka bertiga berjalan di tepi pantai dengan membawa kelapa muda di tangan masing-masing. Amber teringat kalau dirinya belum berganti baju, gadis itu hendak lari ke salah satu toko pakaian, namun Axelle segera mencegahnya. "Apa yang terjadi?"
"Aku lupa membeli baju untuk renang. Aku mau membelinya di sana, jadi tunggu sebentar."
"Tidak perlu."
"Kenapa? Celine bilang kalau orang pergi ke pantai memakai pakaian sepertinya dan coba lihat, orang-orang itu juga memakai pakaian sama seperti Celine."
"Iya, lebih baik kau tidak meniru mereka. Tetaplah memakai pakaianmu saat ini saja, itu sudah sangat cocok untukmu."
"Tapi Axelle, ak---"
"Percaya padaku atau kau tidak akan aman."
"Baiklah, kalau begitu."
Amber kembali duduk di pasir dan menatap orang-orang di sekitar yang terlihat gembira bermain pasir dan ada pula yang berselancar. Amber memejamkan matanya menikmati angin laut yang menerpanya, menerbangkan rambut panjangnya yang tergerai indah.
Axelle menatap Amber diam-diam. Entah apa yang dipikirkan pria itu hingga tatapannya berubah tajam. Dia tidak bisa membayangkan jika Ambernya memakai pakaian terbuka seperti orang-orang lain, pasti banyak mata lelaki yang akan menatap lapar pada gadis itu, dan tentu akan membuatnya terpancing emosi. Tidak akan baik-baik saja jika dirinya sampai kehilangan kendali di tempat umum seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBER and the vampire prince (END)
FantasyWARNING (18+)❗ Takdir mempertemukan Amber dengan makhluk yang selama ini di anggap manusia hanyalah sebuah mitos. Bahkan, dia sendiri lah yang telah menolongnya saat makhluk itu sekarat di tengah hutan. Dan menjadi rebutan vampir dan werewolf, sama...