DUA

239 36 1
                                    


   Astrid melayangkan satu pukulan pada bola golf dihadapannya. Saat ini ia sedang bermain golf bersama dengan Miranda Lucia Kartadinata, sahabatnya. Di bawah teriknya sinar matahari Jakarta, Miranda mengajak Astrid untuk meluangkan waktunya agar dapat bermain golf bersama sambil bercerita tentang kegiatan mereka 1 minggu terakhir ini.

   "So, you met Jonathan Juanda?" ucap Miranda sambil memukul bola golf saat gilirannya.

   Astrid mengangguk. Astrid menceritakan kejadian kemarin saat bertemu Jonathan di Plaza Senayan.

   "Aneh banget masa dia begitu?"

   "Gue gak terlalu tahu banyak tentang dia sih, walaupun dulu satu SMP,"

   "Of course. The only guy you know is Gerald Joseph Djojokusumo, right?" ucap Astrid jahil.

   "No no no. Don't talk about him! Gue capek banget kenapa kayaknya my parents obsessed banget mau gue sama dia?" balas Miranda dengan kesal.

   Astrid hanya bisa tertawa. "Ya udah lah, terima aja nasib lo,"

   "Gue diminta buat ketemu sama dia minggu depan. Bantuin gue buat alasan, dong!"

   "Lah minggu depan bukannya bachelorette week kak Annie? Di Jogja, kan?"

   "Oh, iya! Akhirnya ada alasan! Thanks for reminding me, sis! Gue bisa tidur dengan tenang malam ini,"

   "Well, tapi nanti lo juga tetap harus ketemu dia lagi sih walaupun gak dalam waktu dekat ini,"

   "Setidaknya masih lama. Anyway, kalau lo mau kepoin di Nathan, coba tanya langsung sama Kim dan Renatta. Biasanya mereka lebih update daripada gue,"

   "Gak ada yang mau kepo disini, Miranda,"

   Miranda tertawa.

   "Siapa tau mau kepo."

   Permainan tennis di hari ini cukup melelahkan bagi Jonathan. Energinya sudah terkuras untuk bekerja pada hari senin hingga jumat, dan sekarang di hari sabtu ia harus meladeni para kawan-kawannya untuk bermain tennis.

   Dibawah terik sinar matahari, Jonathan meneguk setengah botol air mineral yang ia bawa. Ditengah kesibukannya, ia hanya sempat berolahraga seperti ini saat akhir pekan saja.

   "Kalian udah dapet undangan kak Annie & kak Josh, belum?" tanya Peter.

   "Bokap nyokap kayaknya udah. Bang Darrel harusnya udah juga," jawab Jeremiah sambil memukul bola tennisnya ke arah Raphael yang sedang bermain dengannya.

   "Ko Wilson juga harusnya udah. Bonyok gue gatau deh," ucap Raphael sambil fokus bermain.

   Peter menengok ke arah Jonathan.

   Jonathan membalas tatapan tersebut dengan tatapannya yang sudah lelah.

   "My brother is kak Josh's groomsmen,"

   "Gue lupa,"

   Jonathan hanya mengangguk saja membalas Peter.

   "Yaudah pokoknya nanti dateng aja deh yah, disuruh kak Annie,"

   "Did u prepare any speech for the wedding?" tanya Jeremiah ke Peter.

   Peter menggeleng.

   "Bingung bikinnya. Paling i'll ask kak Theo sih. Atau ga kalo mentok tanya Astrid,"

   "Adiknya kak Josh?" tanya Jonathan.

   Peter mengangguk sambil meneguk air mineral miliknya.

   "By the way, kemarin si Jonathan ketemu si Astrid,"

   "Dimana?" tanya Raphael sambil berjalan ke arah Jonathan & Peter.

   "PS. Lo kenal juga sama si Astrid?" ujar Jonathan.

   "Temen les bahasa Prancis dulu pas SMA kayaknya. Kenal juga dia kan sama Peter & Jere,"

   "So, I'm the only one who doesn't know her?"

   "Probably yes?" ujar Peter.

   "Lo kenal dari mana, Jer?"

   "Waktu itu nemenin nyokap ke acaranya keluarganya Peter, terus nyokap kenal sama nyokapnya si Astrid. Jadi gue juga kenalan sama Astrid,"

   "Are you curious about her?" tanya Peter.

   "Not really,"

   "Ah, yakin???" Goda Peter sambil disambut tawaan Raphael & Jeremiah.

   "Tuh kayaknya si Astrid disini juga deh. Tapi dia golf," ucap Raphael.

   Ketiganya menoleh ke arah Raphael.

   Jeremiah menepuk pundak kawan lamanya itu.

   "Start with a baby step aja dulu."

   Astrid baru saja memasuki pekarangan rumahnya dan memarkirkan mobilnya. Ia membuka telepon genggamnya karena mendapatkan panggilan telepon sebanyak 3 kali – yang tentunya tidak ia dengar – dari kakak laki-laki pertamanya, Joshua Leonard Suhansa dan juga 2 kali panggilan dari kakak laki-laki keduanya, Mark Ansel Suhansa.

   Ia mengetik pesan kepada kedua kakaknya mengatakan bahwa ia sudah berada di rumah sekarang. Lalu jari-jarinya beralih menuju instagram miliknya. Satu notifikasi dari instagram yang cukup membuat matanya melebar.

 Satu notifikasi dari instagram yang cukup membuat matanya melebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jonathanjuanda requested to follow you"

   Kaget? Tidak terlalu. Astrid mencoba membuka profil instagram milik Nathan namun instagramnya dikunci seperti miliknya. Astrid mampu melihat nama-nama teman-temannya dan orang-orang yang ia kenal sebagai orang yang mengikuti Nathan dalam instagramnya.

   Sedangkan Nathan di rumahnya sedang menikmati satu mangkuk ice cream bersama dengan adik perempuannya, Giannina setelah pulang dari kegiatan tennis bersama dengan teman-temannya. Ia melihat notifikasi yang ada dalam telepon genggamnya.

"astridsuhansa requested to follow you"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"astridsuhansa requested to follow you"

   Nathan tersenyum oleh notifikasi tersebut.

   One step has been made. Saatnya Nathan membuat pergerakan yang lebih lagi. 

Involved in [Jeno x Karina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang