04 - Messed up

1K 183 18
                                    

...

Terhitung sudah dua Minggu lamanya Anna dan sekeluarga tinggal di Seoul. Walaupun belum terbiasa mereka tinggal di kota ini, tapi mereka mulai beradaptasi dengan lingkungan baru mereka.

Ya, meskipun lingkungan di sini tampak jauh berbeda dengan kampung mereka dulu. Oh ya, Dasom juga memutuskan untuk memulai usahanya di sini. Dia membuka sebuah kedai roti di pinggir jalan, karena berhubung rumah mereka juga berada di pinggir jalan. Sedangkan Jackson sudah memiliki pekerjaan yang gajinya lumayan cukup untuk menghidupi kebutuhan mereka.

Walaupun kedai ini baru dibuka, tapi tidak sedikit para pengunjung yang berdatangan ke sini. Hal itu tentu membuat mereka senang, karena begitu banyak orang-orang yang menyukai kedai roti mereka.

Ting

Suara bel dari pintu masuk terdengar. Anna yang menyadari itu lantas bergegas untuk melihatnya. Oh, ternyata hanya seorang pengantar surat kabar. Seperti biasa, setiap hari Rabu si pengantar surat kabar akan selalu mengirimkan surat kabar ke setiap rumah di sini.

"Surat kabar untukmu, Nona," seru si pengantar itu dengan ramah.

Anna membalas senyum. "Terima kasih."

Setelah menyerahkan surat kabar itu, si pria itu langsung pergi dan melanjutkan tugasnya. Anna masih berdiam diri. Dia memperhatikan surat kabar itu seraya membolak-balik sampulnya. Hingga kemudian netra Anna menangkap sesuatu di sana.

'Jeon corporation berhasil memecahkan rekor sebagai pengusaha sukses di tahun ini.'

Mata Anna terus bergulir pada kalimat itu. Sekelebat bayangan tiba-tiba muncul dalam memorinya. Hal itu membuat Anna meringis sakit.

Jeon?

Aku seperti mengenalnya, tapi siapa?

Kenapa rasanya begitu akrab?

"Awh ..." Anna semakin meringis kesakitan. Dia menjatuhkan surat kabar itu ke lantai.

Tangannya terus meremat kepalanya yang terasa sakit. Bayangan-bayangan terus terlintas secara acak dalam kepalanya. Rasanya seperti ingin meledak. Setiap Anna mencoba mengingat nama itu, rasa sakit di kepalanya semakin besar dan menjalar hingga seluruh tubuhnya.

"Anna! Siapa yang—"

"Anna! Astaga, kau kenapa?!" Ucapan Dasom digantikan dengan nada panik saat melihat Anna tampak begitu kesakitan.

Dengan langkah cepat, Dasom menghampiri putrinya dan memeluk nya hangat. Tangan Dasom mengusap kepala Anna dengan lembut.

"Sayang, ada apa? Kau baik-baik saja?" tanya Dasom panik.

Anna masih meringis sakit. Rasanya dia tidak bisa menahannya lagi. "I-ibu, kepalaku sakit."

"Kepalaku pusing," lenguh Anna dalam dekapan ibunya.

Dasom semakin memeluk Anna erat. Dia terus menenangkan Anna yang meringis dalam pelukannya.

"Ibu sudah bilang jangan terlalu memaksakan diri. Kau seharusnya beristirahat."

Anna semakin meringis di tempatnya. Kedua matanya terpejam menahan rasa sakit itu.

"Jihyo!" panggil Dasom.

Seorang wanita lain dengan menggunakan apron datang menghampiri. Dia Jihyo— pegawai baru dari kedai mereka. Jihyo berseru terkejut begitu melihat Anna yang berada dalam pelukan Dasom.

"Astaga Ibu! Anna kenapa?" Jihyo memegang bahu Anna yang tampak bergetar. Dasom menatap Jihyo. Raut wajahnya masih tetap panik.

"Tolong bantu aku bawa Anna ke kamarnya," ujar Dasom.

Found You [✓]Where stories live. Discover now