Jeno berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi. Kalau bukan karena turnamen futsal yang sebentar lagi akan dilaksanakan, ia males harus latihan dan pulang sore seperti ini. Tetapi, karena pelatih akan mengadakan pemilihan anggota kedalam pemain inti, mau tak mau Jeno harus giat latihan beberapa hari kedepan.
Sehabis latihan futsal di gedung futsal sekolah, ia kembali ke kelas untuk mengambil tas dan baju seragam yang ia simpan di loker kelas.
Pemandangan sekolah sore hari terasa aneh. Ia baru pertama kali berada di sekolah selama ini sampai mau menjelang Maghrib. Terasa sunyi tapi menyejukkan karena pemandangan senja sore hari yang sangat indah.
"Jeno!" Teriak seseorang yang membuat Jeno sedikit terkejut dan langsung melihat seorang gadis yang tengah berlari menuju ke arahnya.
"Loh... Kok belum balik, Rin?" Tanya Jeno.
"Biasa, kan tadi rapat ekskul. Terus pulang tapi makan dulu di kedai depan. Eh, totebag gua ketinggalan di ruang ekskul. Jadi ambil lagi deh kesini" ucap perempuan itu.
Jeno mengangguk.
"Yaudah yuk pulang bareng aja. Udah mau Maghrib juga" ucap Jeno
"Hehe iyaa tadinya juga manggil lo mau ikut nebeng. Abang gue gak bisa jemput soalnya"
"Yaudah yuk"
Mereka pun berjalan menuju parkiran mobil. Sesekali ngobrol panjang lebar masalah ekskul masing-masing.
"Tumben ya gerbang belum ditutup. Biasanya suka cepat ditutup"
"Ya kan akhir-akhir ini banyak kegiatan sehabis sekolah, Jen. Makanya ditutup sehabis maghrib"
"Rin, si Baejin ngajak nonton malam ini. Lo ikut gak?" Tanya Jeno
Karina, gadis yang sedari tadi bersama Jeno pun tampang memikirkan jawaban yang akan ia berikan.
"Gue ayo aja sih. Tapi jangan yang terlalu malem. Biar bisa ke angkringan depan komplek dulu." Ucap Karina
"Iyasih Lo baca aja di grup. Katanya ambil yang jam 7 malam"
Karina mengambil handphone milik yang berada di saku seragamny. Ia membaca pesan yang Jeno maksud. Dari grup mereka dan teman-temannya.
Jeno hanya terdiam saat ia melihat Karina yang nampak tertawa kecil. Jantungnya berdebar hebat.
"Heh. Ayo pulang. Nanti keburu malem. Renjun kan paling cerewet kalau ada yang telat." Karina memudarkan lamunan Jeno.
Jeno pun mengangguk dan menyalakan motor miliknya. Setelah itu, mereka pun meninggalkan parkiran sekolah.
Sepanjang jalan, Karina tak henti mengoceh tentang Yeji, teman sekelasnya yang ternyata mempunyai kucing sebanyak 5 ekor. Percakapan dilanjut dengan teman satu ekskul yang ternyata ada yang baru saja jadian.
Jeno menanggapi cerita Karina dengan senyuman yang pasti terlihat di spion motor. Sesekali ia menimpalinya dengan obrolan lain. Ia pun menceritakan tentang teman ekskul yang temenan tapi berakhir pacaran.
"Jen, ternyata mereka sudah temenan sejak lama. Kok bisa ya mereka jadi saling jatuh cinta. Kalau temen ya temen aja. Iya gak, Jen?"
Jeno hanya terdiam. Tak menanggapi ucapan Karina. Bukan karena tidak terdengar. Tetapi, karena ia merasa tersinggung.
"Jen? Lo jangan suka sama gue ya. Kita cukup temenan aja. Gue, Lo, Baejin, Renjun, sama Bomin. Gua udah seneng kalian jadi temen gue. Kalau ada yang suka sama gue, gue bingung pastinya gue bakal marah sih. "
Jeno hanya mengangguk.
Padahal, ia sedang menelan pahit kenyataan yang telah diucapkan Karina.
Bahwa, ia hanya teman biasa.
Tak ada kesempatan lebih buat Jeno.Just Friend.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
With J : Just Friend(?) [Lee Jeno × Karina]
Fanfiction"Kita udah sahabatan lama, Lo gak pernah suka sama gue kan?". Karina sangat yakin jika persahabatan dia dan keempat teman cowoknya itu bisa tak melibatkan perasaan sedikitpun. Baginya, keempat cowo itu sudah dianggap seperti saudara sendiri. Tetap...