Apakah kalian pernah membayangkan bagaimana kalau kalian meninggalkan dunia ini? Apakah ada yang menangisimu? Apakah orang-orang yang kau sayangi menangisi kepergianmu? Aku tidak tau, tapi aku sangat ingin meninggalkan dunia ini.
"Zoro, kau sudah meminum obatmu?" tanyanya seperti biasa, sebenarnya aku bosan mendengar kata-kata itu.
Tapi aku juga senang, karna dia begitu perhatian kepada ku.
"Hm"
"Jawab yang benar, aku tidak paham kalau kau cuman berdehem" lucu. Aku menyukai pria yang 6 bulan baru aku kenal ini.
"Ya, aku sudah meminumnya" jawabku, dia tersenyum dan mengusap kepalaku.
"Bagus, kau harus cepat sembuh. Bukankah kau bosan di rumah sakit ini? " tanya nya dan duduk di kursi disebelah ranjang ku.
"Ya, aku bosan selama 3 tahun ini berada disini. " jawabku, selama 3 tahun aku berada dirumah sakit karna penyakit yang aku derita, kalau bisa memilih aku ingin meninggalkan dunia ini.
Tapi untuk sekarang... Aku mengundurkan niatku, aku memiliki sedikit harapan saat pria ini datang 6 bulan lalu.
"Kau tidak pernah kepikiran untuk mengakhiri hidupmu lagi, kan?" tanya nya, aku memang sempat menceritakan kepadanya kalau aku sempat ingin mengakhiri hidupku. Toh buat apa aku hidup kalau cuman sebatang kara di dunia ini, walaupun memiliki banyak harta. Aku lebih memilih menyusul ibu ku.
"Tidak, aku tidak pernah memikirkan itu lagi. " bohong. Aku berbohong, aku masih sering kepikiran untuk mengakhiri hidupku.
"Kau tidak membohongiku kan? " tanyanya curiga, aku melirik nya sekilas dan membuang mukaku.
"Ck. Kau seperti kartun yang sering aku tonton dulu, banyak sekali bertanya" jawabku, aku tidak tau kenapa aku menjawab seperti itu, yang aku tau. Aku menyukainya saat dia memarahiku.
"Ck. Marimoooo sialan, kau itu Bla bla bla bla" ahaha aku hanya mendengar saat dia mulai memanggilku marimoooo, setelahnya aku tidak mendengar apa-apa kali. Karna penglihatan ku mulai menggelap.
"Zoro? Zo-zoro? ZORO? HEI BANGUN, KAU KENAPA?! ZORO, SIAPAPUN TOLONG... PANGGILKAN DOKTER" teriaknya kencang memanggil orang-orang.
Ahahaha apakah ini hari terakhir ku? It's hurts, sanji.
"Zoro, Zoro ada apa? Kau kenapa? " hah? Apa yang terjadi? Kenapa aku berada dikamar dirumah ku? Dan siapa pria ini?
"Maaf? Kau siapa? " tanyaku, pria itu tersenyum tapi matanya seperti menunjukkan kekecewaan?
"Ahaha, maaf sudah lancang memasuki kamarmu. Aku hanya seorang pelayan baru di rumahmu" ucapnya dan berlalu pergi.
Tapi ini aneh, aku seperti pernah melihatnya. Tapi dimana?
"Aneh? Aku seperti bermimpi sesuatu, tapi itu terasa nyata. Dan aku merasa kalau pria tadi berada di mimpiku. "
"Hey kau" panggil ku kepada pria yang memperkenalkan dirinya kemarin sebagai pelayan baru.
"Iya, ada apa, zor?" tanyanya seperti memang sudah akrab dengan ku.
"Zor? "
"Ah maaf, maksud ku tuan" ucapnya meminta maaf.
"Tidak apa-apa, panggil saja dengan namaku. Aku tidak terlalu suka di panggil tuan"
"Sekali lagi maaf, dan kenapa anda memanggil saya? " tanyanya
"Eiisshh, jangan kaku seperti itu. Bicaralah senyaman mu"