11#

611 46 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
Akhir nya setelah perdebatan panjang dan rayuan maut Rena Sam mengijinkan nya pulang dan sekarang ia sedang berada di kamar milik mansion nya sendiri.

"Makasih udah bantu aku tadi nayah mungkin kalau tidak tanpa mu aku akan tetap berada di sana." Gumam Rena sambil menatap ke depan cermin salah satu cara agar ia bisa berkomunikasi dengan inayah jiwa nya yang lain :v yang biasa ia panggil nay, nayah, yayah, ataupun inayah.

"Santai saja itu sudah kewajiban ku." Ucap Inayah dengan senyuman nya?

Sekarang Rena berada di kamar mandi milik kamar nya yang berada di mansion nya walaupun ia tidak bisa mendengar kan apa saja perkataan oleh Inayah dan Sam tapi ia bisa melihat jelas apa yang terjadi di luar sana dan kalian tahu apa yang ia lihat !

Yang dia lihat adalah perubahan yang terjadi pada mata dan gerak- gerik tubuh milik Sam yang awal nya biasa saja dengan tubuh Rena di atas pangkuan Sam tiba- tiba saja pupil yang awal nya biasa saja samar- samar mulai berubah.

Dan saat ia lihat- lihat lagi pupil mata milik Sam itu benar- benar berubah menjadi love ♡, walaupun 'agak' curiga Rena tidak akan mempertanya kan itu mungkin?

"Huh. Baiklah aku akan pergi saja kalau gitu dah nayah." Ucap Rena lalu melenggang kan kaki nya pergi dari kamar mandi itu.

Dan untuk Inayah dia tersenyum menatap ke pergianRena dan menghilang seperti tidak pernah ada di sana.

Cklek..

Suara pintu terbuka dari arah kamar mandi dan memperlihat kan tubuh kecilseorang gadis yang tak lain adalah Rena.

"Eh abang kok ada di sini." Kata Rena saat melihat abang nya ada di kasur king size milik nya.

Alaska tidak bergeming dan lalu menepuk- nepukan kasur yang berada di samping nya agar Rena merebah kan diri nya di sana.

Rena yang paham akan kode pemberian Alaska pun tidur di samping Alaska tidak terlalu dekat dengan nya jadi ada beberapa jarak antara kakak beradik itu.

Alaska mengerinit kan dahi nyq lalu menarik Rena dalam pelukan nya, Rena yang di tarik pun hanya menghela nafas pasrah terhadap kaka nya ini lama- kelamaan mereka pun tidur dengan nyaman dalam peluk kan masing- masing yang saling menghangat kan.

***

Rena membuka mata nya karena reflek ada sesuatu yang berada di pipi gembul milik nya, karena dia membuka mata nya reflek tanpa penyuaian terlebih dahulu dia hanya bisa melihat samar- samar bahwa ada seseorang di samping nya.

Rena pun dengan cepat mengerejap kan mata nya agar bisa melihat dengan jelas siapa orang yang berada di samping nya.

"Euuh." Sebuah lengguhan terdengar dari Rena setelah dia mengerejap kan mata nya. "Oh abang hentiin dong bang tangan abang pipi Rena jadi sakit." Ucap Rena dengan suara serak

Alaska hanya terkekeh mendengar hal itu dan lagi lihat lah mata sayu itu, lihat lah pipi gembul itu yang terdapat samar- samr warna merah dan jangan lupa kan bibir tipis berwarna pink yang sedang mengerucut itu.

Huh sangat menggemaskan sekali rasanya ingin saja Alaska kurung Rena untuk diri nya sendiri.

"Kamu gak mau mandi?" Tanya Alaska ke pada Rena yang masih stay adem ayem di pelukan nya.

"Emang sekarang jam berapa." Ucap Rena serak dengan mata terpejam.

"Jam 07.30." Ucap Alaska santai tak ada beban karena diri nya udah mandi tadi sebelum menggangu adik tercinta nya ini.

Rena yang mendengar ucapan Alaska yang santai tak ada beban pun membelalak kan mata nya kaget lalu melepaskan pelukan antara nya dengan Alaska dan bergegas menyiapkan baju untuk dia pergi ke sekolah.

"Iih, abang kok Rena gak di bangunin sih ini 30 menit lagi kita telat loh bang." Ucap Rena sambil masuk ke dalam kamar mandi.

***

"MAMAHH." Teriak  Rena itu menggelegar seantereo mansion bahkan teriakan itu bisa terdengar sampai tukang kebun yang sedang berkerja di kebun.

"RENA JANGAN TERIAK- TERIAK SAYANG." Teriak mama Rena membalas perkataan Rena.

"MAMA JUGA TERIAK- TERIAK." Ucap Rena sambil menuruni anak tangga untuk menuju kedapur.

"HEH, kalian semua diam nanti tenggorokan nya sakit." Ucap ayah Rena menengahi karena telinga nya tak sanggup lagi mendengarkan perdebatan antara anak ibu itu yang suara nya sangat keras hingga terdengar seantereo mansiom basar milik nya ini dan untuk Rena? Dia hanya mengeluarkan cengiran saja tak lucu kan kalau nanti uang jajan nya di potong bisa gawat rencana nya ini.

"Hehe, mama." Ucap Rena terhadap mama nya dan di balas deheman dari sang ibu yang sedang bergelut dengan alat masak nya.

"Kok tadi Rena gak di bangunin sih." Ucap Rena cemberut.

"Bangunin? Orang masih jam 06.15 loh ini Rena kalo gak percaya liat tu papah kamu aja masih adem ayem di situ." Ucap mama Rena sambil menyajikan makanan ke atas meja makan dan tidak lupa menunjuk suami nya dengan lirik kan mata.

"HAH! Tadi kata abang Alaska udah jam 07.30." adu Rena ke sang mama. 'Cih abang sialan langsat banget dia, sabar nayah jangan sampai terpancing emosi ini kau pasti tahan percaya lah.'

"Ahahaha, pandai ngibul juga ya kaka mu itu." Ucap ayah Rena yang ikutan nimbrung dengan ke dua bidadari nya ini.

"Pagi." Terdengar suara Alaska yang sedang turun dari anak tangga menyapa mereka yang ada di tempat makan tadi.

"Pagi." Jawab mereka semua yang ada di meja makan.

Alaska duduk di samping Rena dan di depan mereka ada kedua orang tua mereka, saat Alaska ingin menyentuh Rena dengan sigap Rena menepis kasar tangan kekar kakak nya itu dan tidak lupa decihan di sertai nya.

Alaska yang heran akan kelakuan  Rena terhadap nya hanya mengangkat satu alis nya 'Hm ngambek ya ayo kita lihat siapa yang akan menyerah nanti." Batin Alaska menyeringai dengan seribu satu cara agar adik kesayangan nya ini luluh dan meminta maaf dengan nya aaah memikir kan nya saja sudah membuat hati Alaska menari- nari bahagia.

'Asem kok malah menyeringai sih ni anak gak tau takut apa.' Batin Rena dalam hati saat mata nya tak sengaja melihat wajah Alaska Rena menggelengkan kepala nya lalu melanjut kan acara makan nya dengan sedikit cepat.

Acara makan itu pun berlanjut dengan cuman suara sendok yang menyentuh piring tak ada suara orang berbicara yang keluar karena mereka sedang fokus dengan apa yang sedang di saji kan.

***

"Ayo turun abang antar ke kelas kamu." Ucap Alaska pada Rena.

Rena turun dari motor sekarang mood nya benar- benar sudah buruk ayah nya melarang nya untuk pergi sekolah sendiri menggunakan kiko untuk sementara takut hal yang sama akan terulang kembali.

Ayah Rena juga berterima kasih pada Sam karena telah menjaga Rena tetap selamat heh tidak tau saja dia kalau Sam lah orang di balik menghilang nya diri nya kemarin.

Setelah turun Rena melenggang kan kaki nya dan ada Alaska yang beraka di samping nya mengikuti dengan aura dingin sekarang kakak beradik itu menjadi pusat perhatian karena aura dingin yang mereka keluar kan karena sebelum ini ada Rena yang menjadi matahari untuk Abang nya ini bisa sedikit hangat terhadap orang lain.

Bisikan- bisikan terdengar sepanjang koridor akan kenapa Rena bersikap seperti itu dan mereka berharap agar Rena kembali ceria seperti dulu lagi heh semoga saja.
.
.
.
.
.
TBC...

The Antagonis Figuran {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang