Chapter 3

455 65 3
                                    

Mansion Kim.

Mobil yang dikemudikan Lisa sampai di depan gerbang Mansion Kim, Lisa mengemudikan lagi setelah Jennie berbicara kepada Penjaga.

Lisa kembali memberhentikan mobilnya di depan pintu masuk Mansion, Jennie pun menanyakan apakah Krystal mau mampir atau tidak, tetapi Krystal menolak karena hari yang hampir malam.

"Terima kasih Ital, Lis- A abang" Setelah mendapatkan jawaban, Jennie pun keluar dari Mobil.

Jennie melambaikan tangannya kepada Krystal yang ikut melambaikan tangan kepadanya, Jennie juga tersenyum manis membuat Lisa ikut tersenyum.

"Aargh, Jantungku. Kenapa rasanya detaknya lebih kencang?" Gumam Lisa dalam hati yang merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Lisa menjalankan mobilnya karena tidak mau berlama-lama melihat senyum Jennie, kalau terlalu lama bisa bisa ia akan mengurung Jennie agar senyum manisnya itu tidak diumbar kepada siapapun, kecuali kepada Lisa.

"Kak Ital, kenapa abang baru pernah melihat Kak Jennie?" Tanya Lisa.

"Iya, karena kita beda fakultas, bang."

Lisa pun mengangguk, lalu fokus kembali melihat jalan.

Mansion Ahn.

Karena hari mulai malam dan sudah waktunya untuk makan malam, Lisa pun langsung menuju ke Ruang Makan sedangkan Krystal menuju ke Kamarnya untuk membersihkan badan terlebih dahulu sebelum ikut berkumpul di ruang makan.

"Abang kenapa senyum-senyum gitu?" Tanya Irene yang melihat Lisa tersenyum sendirian.

Mendengar pertanyaan dari Irene, membuat pandangan seluruh keluarga Ahn menuju kepada Lisa.

Lisa yang tak tahan dengan tatapan yang di dapat dari keluarganya itu, hanya bisa menjawab dengan gelengan lalu menunduk. Membuat Krystal tertawa melihat Lisa yang terlihat malu-malu kucing.

"Yak, Krystal. kenapa tertawa?" Irene bertanya dengan pandangan yang mengarah ke Krystal, tidak hanya Irene tapi semua keluarganya pun melihat ke arah Krystal.

"Engga, hehe. Cuma lucu aja lihat Abang malu-malu kucing" Ujar Krystal.

Lisa hanya cemberut mendengarnya.

"Ah, aku tau kenapa tadi Abang senyum-senyum sendiri" Krystal kembali berbicara.

"Kenapa memangnya, Krystal-ya?" Tanya Mommy penasaran, ah bukan hanya Mommy tapi semuanya pun ikut penasaran karena tidak biasanya Lisa seperti itu.

"Tadi sebelum kita pulang, kita mengantar temanku dulu. Apa abang suka sama temanku?" Tanya Krystal.

"Temanmu? Siapa?" Sebelum Lisa menjawab, Jisoo lebih dahulu bertanya kepada Krystal.

"Jennie Kim, Kak."

"Jadi abang suka sama Jennie?" Sekarang Rosé yang bertanya setelah dari tadi hanya menyimak.

"Engga kok" Lisa menggeleng.

"Terus kenapa tadi pas Jennie tersenyum, abang melihat terus dan juga abang ikut-ikutan tersenyum?"

Pertanyaan dari Krystal membuat Lisa gelagapan, ternyata tadi Krystal melihatnya memperhatikan Jennie.

Lisa tidak bisa menjawab, membuat keluarganya jadi mengerti kalau Lisa menyukai Jennie. Mereka tak mempersalahkan itu, malah mendukung Lisa.

"Apa abang akan melupakan adek nantinya?" Tanya Lia dengan mata yang berkaca-kaca.

Lia tidak mempermasalahkan Lisa jatuh cinta, tapi Lia takut jika nantinya Lisa akan mengabaikannya.

Lisa yang melihat Lia akan menangis pun menghampirinya, lalu memeluknya sebentar. Lisa mengusap air mata Lia, lalu tersenyum manis kepada Lia, yang membuat Lia ikut tersenyum.

"Engga, Abang bakal selalu inget adek, selalu sayang adek, selalu jagain adek." Lisa mengucapkan itu dengan tulus.

Lia mengangguk, "Adek sayang abang" Setelah mengucapkan itu, Lia mencium kedua pipi Lisa.

Adegan keduanya pun membuat mereka yang melihat terharu, Lisa memang sangat menyayangi keluarganya.

~

Beberapa hari berlalu, Lisa, Rosé dan Lia yang melakukan kegiatannya yaitu bersekolah. Krystal dan Jisoo yang berkuliah, sedangkan Irene yang berkerja di Perusahaan milik sang Daddy.

Irene POV

Pagi ini, adalah hari minggu yang berarti akhir pekan. Aku yang baru selesai membersihkan diri, langsung keluar dari kamar. Saat sedang menuruni tangga, aku mendengar suara tawa dari arah ruang tamu.

Setelah sampai di ruang tamu, aku melihat semua anggota keluarga ku berkumpul. Mungkin mereka di sini sedang menungguku, untuk makan pagi bersama.

"Ah sepertinya seru sekali" Ujarku membuat semuanya melihat ke arahku.

"Kak irene, sini bergabung menonton TV" Lia mengajakku untuk menonton TV sambil menepuk nepuk sofa dipinggirnya, Lia tersenyum sangat manis.

Aku pun membalas senyum manis dari adikku itu.

"Ayo kita sarapan, nanti kita lanjutkan lagi nontonnya" Ajak Daddy, dan diangguki oleh semua.

"Ayo, Aku sudah sangat lapar. Makanan aku datang!" Ujar Rosé lalu berlalu dari ruang tamu.

Adikku Rosé, memang sangat bersemangat sekali, jika sudah menyangkut urusan makan.

"Ayo adek, nanti kita tidak kebagian makanan karena habis dimakan oleh chipmunk itu." Lisa berbicara dengan Lia yang ada di punggungnya.

Setelah berbicara kepada Lia, Lisa pun berlari kecil membuat Lia yang berada digendongan Lisa tertawa senang.

Lisa memang sangat manis terhadap semuanya, tetapi aku tau Lisa sangat menyayangi adeknya itu.

Eoh! berbicara tentang Lisa, aku tau banyak yang bertanya-tanya kenapa dia di panggil dengan sebutan Abang. Sebenarnya panggilan itu terjadi sejak Lisa berusia 4 tahun.

Lisa selalu menyebut dirinya sebagai Abang, jika sedang bermain dengan Lia. Dan jika Lia tidak mau menurut, Lisa akan menangis.

Akhirnya Lia pun memanggil Lisa dengan sebutan Abang, dan semenjak itu aku dan yang lainnya pun memanggilnya dengan itu.

-

Komen dong guys, mau tau pendapat kalian tentang cerita ini.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABANG (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang