Episode 8

7 4 1
                                    

Esok hari tiba....
"Ah, lelah sekali mengapa harus masuk sekolah...padahal baru saja kemarin study tour" keluh salah satu teman Novan. "Iya, aku juga sangat lelah" ucap Arnan menanggapi perkataan temannya.Bell masuk kelas berbunyi.Ibu guru masuk ke kelas 8'3, kelas Shafina.Mereka menulis materi yang ditulis di papan tulis itu. "Setelah menulis, kalian kerjakan buku yang telah dibagikan" ucap ibu guru. "Ibu akan pergi rapat, kalian jangan berisik!!" ucap guru itu tegas.Kemudian guru itu meninggalkan kelas.

Setelah sekolah selesai, Shafina menghampiri Novan. "Hai" sapanya.Ia langsung menggandeng tangan Novan.Di saat semua siswa di sekolah itu sudah pulang dan hanya tinggal mereka berdua.Ia hanya pasrah, karena ia tidak bisa menghindari Shafina. "Lihat..kita memiliki perbedaan kulit namun tak membuatku tidak suka denganmu.Perbedaan bukan berarti kita tidak bisa bersatu" ucapnya meyakinkan Novan.

Ia seperti merasa tenang saat anak perempuan itu menggandengnya.Ia menjadi luluh.Sepanjang perjalanan, mereka bergandengan tangan. "Kenapa hatiku ini" batin Novan.Ia merasa sangat tenang dan tangannya tidak mau lepas dengan tangan Shafina. "Kamu nyaman, sampai sampai tidak mau melepas tanganmu" ucapnya tertawa. "Ah, tidak" ucapnya tersipu.Ia langsung melepas tangan anak perempuan itu.Shafina menuju rumahnya.Dan Novan juga pulang menuju desa Rambangan.

Siang itu Shafina pergi ke desa Rambangan.Ia akan bermain dengan Novan.Dan kebetulan juga rumahnya, sangat dekat dengan rumah sahabatnya Maya.Ia pergi sendirian.Sampai di rumah Novan, ia memanggilnya. "Novan...." ucapnya nyaring.Tidak ada yang menjawab.Dan beberapa detik kemudian, seseorang datang. "Yaa, siapa" ucapnya.Ia keluar untuk melihat siapa yang memanggilnya.Alangkah terkejutnya, Novan melihat anak perempuan yang menggandengnya tadi.

"Apa yang dilakukannya di sini" batinnya bertanya. "Boleh aku bermain denganmu" ucap Shafina.Anak itu hanya diam.Bibinya kemudian datang ke depan pintu. "Silahkan masuk, teman Novan ya" ucap bibinya tersenyum.Sebenarnya ia tidak mau Shafina ada di rumahnya.Tetapi apa boleh buat, bibinya menyuruh masuk.Karena ia tidak pernah membantah perkataan paman dan bibinya.

"Novan tidak menceritakan bahwa dia mempunyai teman secantik ini" ucap bibi memuji. "Ah bisa saja, aku hanya seperti anak yang lain" ucapnya.

Saat di sekolah Shafina terus mendekati Novan.Ia selalu mengikuti kemana pun ia pergi. "Kamu mau tidak jadi kekasih ku" ucap Shafina serius.Ia memegang tangan Novan. "Tapi aku tidak bisa menjagamu" ucapnya melepas tangan Shafina. "Tidak apa, ayolah... aku yakin kau menyimpan perasaan suka padaku juga kan?" ucapnya sangat yakin. "Aku ini jelek, kamu masih mau denganku yang buruk ini" ucapnya. "Cukup.....cukup aku tahu kamu selalu berkata seperti itu, tapi aku suka bukan karena wajahmu" ucapnya tegas.Ia menangis dan kemudian meninggalkan anak laki laki itu. "Hey, apakah aku salah" ucapnya menyesal. "Kejar dia! jika kamu tidak ingin menyesali....hargai dia yang sudah berjuang untukmu dan jangan pernah takut tentang orang yang tidak menyukaimu" ia menepuk pundak Novan.Anak laki laki itu tergerak hatinya, karena kata kata dari Arnan.

Ia mengejar Shafina yang sedang duduk di sebuah gazebo. "Jangan menangis, kau benar aku selalu nyaman didekatmu" ucapnya menghapus air mata Shafina. "Cantikmu akan pudar jika kau menangis, apa yang bisa ku lakukan untuk membuatmu tersenyum kembali" ucapnya panjang lebar.Baru kali ini ia berbicara sepanjang itu. "Yang ku katakan tadi" ucapnya menunduk. "Baiklah, jika itu maumu aku mau" jawabnya. "Apa?kau menjadi kekasihku?" tanya anak perempuan itu.Ia menganggukan kepala.Tak sia perjuangan Shafina meluluhkan hati Novan.Mereka sering berjalan bersama sampai membuat iri semua orang.

TAMAT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis Yang Mencintai Apa Adanya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang