BAB 2

8 1 0
                                    

Bel istirahat berbunyi yang langsung membuat Haza dan para antek-antek nya berlari kesetanan menuju kantin demi memperpanjang tagihan hutang mereka yang kemarin.

Sementara semua orang berlarian keluar, Lily memutuskan untuk tetap tinggal demi melihat satu-satunya makhluk paling sempurna yang kini membaca buku pelajaran FISIKA dibangku tengah.

Iyap, rasa lapar tidak akan mengalahkan rasa cintanya pada tuan muda Gerhana.
dia justru mengabadikan setiap moment itu dengan melukis wajah sang pujaan hati di atas secarik kertas yang agak lusuh.

Hidungnya mancung, kulitnya sebersih susu dan matanya bulat tajam berwarna coklat,  tubuhnya tinggi tegap sementara suaranya sangat berat.
Siapa yang tidak akan terbuai oleh pesona Gerhana?

"Jika kau punya ribuan fans, aku pasti yang paling menyukaimu diantara mereka" wajah Lily memerah ketika hampir menyelesaikan sketsa wajah gerhana dibagian mata.

Tok tok...
Seseorang mengetuk ringan pintu kelas Lily, lalu dengan senyum menawannya dia masuk, wanita cantik itu menyempatkan diri untuk menyapa Lily sejenak meski mereka tak terlalu mengenal.

Lalu dia beralih pada bangku milik Gerhana dan duduk disampingnya.

"Na, kamu sibuk ga?" tanya wanita cantik itu yang hanya dibalas dengan anggukan singkat.
Tentu saja Gerhana sibuk, dia kan sedang membaca.

Tapi meski begitu, si wanita ber tag name 'Claudia' itu malah dengan beraninya menarik buku sang pangeran secara perlahan dan menutupnya.

"Bicara diluar yuk" 

Pada awalnya Lily hanya memantau dan berharap  Claudia mendapat penolakan, tapi semua diluar ekspektasi, meski dengan wajah tak peduli Gerhana tetap mengikuti wanita itu keluar.

"Enak banget..."  Hal yang menyebalkan hingga membuat Lily melakukan sumpah serapah secara tidak jelas.

"Tapi cocok sih, primadona sama cowo famous. "

Terlalu lama melamunkan hal itu pada akhirnya membuat Lily kehilangan jam istirahat nya.
Tapi tidak apa-apa sih, toh waktunya dihabiskan dengan memikirkan sang pujaan hati, jadi tidak ada ruginya.

Ketika bel masuk tiba, Lily masih tidak bisa mengalihkan pandangan dari raga Gerhana yang telah menduduki bangkunya.
Kembali dia melanjutkan sketsa wajah yang sempat tertunda karena kehadiran Claudia.

Kini Pak Joko kembali memasuki kelas dengan wajah enggan, nampak sekali raut malasnya menghadapi para dedemit dedemit di IPA 2 ini.

"Loh! Si Haza mana? Kok ga ada" _Pak Joko

"Ya elah si bapak, gabut banget sampai nanyain keberadaan Haza, palingan dia bolos di kantin lagi"

Bisa pusing lama-lama menghadapi para muridnya ini. Jika bukan karena Haza anak kepala sekolah, sudah lama pak Joko menguburnya hidup-hidup.

"Yasudah, bapak akan pura-pura ga tau. Anggap saja keberadaan si Haza itu mistis" sontak kalimat itu membuat gelak tawa seisi kelas.

"Sudah-sudah! Malah pada ketawa. Lily!! Sini maju, kamu sekertaris kan? Tulis buku halaman 5 sampai 10 di papan tulis"

Dengan perasaan tak rela Lily terpaksa berdiri dan menuruti perintah sang wali kelas,

Singkat cerita Lily mencoba bertahan dengan tangannya yang sudah terasa mengkriting sejak menulis tanpa henti setengah jam lalu, dia mengutuk sang guru dalam hati karena sengaja menyuruhnya menulis untuk korupsi waktu, padahal kan ada soft file buku yang bisa di shere ke grup chat kelas!

Tepat disaat itulah tiba-tiba anak kelas sebelah berlari panik sambil berteriak

"ADA YANG MAU BUNUH DIRI!!! ADA YANG MAU LOMPAT!"
Teriakan para siswa mengelegar kepenjuru sekolah sehingga Pak Joko yang pada awalnya duduk bersantai langsung ikut berlari panik bersama gerombolan siswa lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY FIRST LOVE PARADISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang