JUAL DIRI [bagian duapuluhlima]

1K 96 16
                                    


Prang!!

Semua orang terkejut mendengar suara bantingan gelas yang dilakukan oleh Namjoon dalam melampiaskan amarah nya. Pria berdimple itu masih menatap tajam pada sosok Jimin yang berjingkat ditempat nya berdiri. Tangan yang digenggam oleh Jungkook pun semakin erat.

"Hamil?" Tanya nya dengan suara datar. Jimin menelan ludah nya sendiri dan menundukkan kepala tanpa mau bertatapan lagi dengan Kedua mata legam milik Namjoon.

"Iya hyung, maaf jika aku dan Jimin merahasiakan hal sebesar ini pada kalian. Tapi Jimin sudah hamil tiga bulan sekarang. Benarkan Sayang?"

Jimin mengangguk dalam diam. Namjoon mengumpat sembari berjalan menuju kearah mereka. Jungkook melunturkan senyum nya. Ia menahan sekuat mungkin genggaman tangan nya dengan Jimin. Namjoon yang melihat hal itu pun reflek meraih lengan Jimin dan menarik tubuh mungil itu sangat kuat hingga terlepas dari Jungkook.

"Hyung!"

Teriak Jungkook menggema seisi ruangan. Namjoon mengacuhkan nya. Ia hanya fokus pada Jimin. Pria manis itu kini menatap nya takut. Namjoon menggendong tubuh Jimin secara bridel style. Berjalan melewati semua orang tanpa terkecuali Jieun yang diam membisu melihat nya.

"H-hyung..."

"Diamlah Medusa.."

DEGH

Jieun mendengar nama itu disebutkan oleh Namjoon. Jadi Pria manis yang berada didalam gendongan nya itu adalah sosok Medusa yang selama ini dicari oleh suami nya.

"Hyung! Turunkan dia sekarang! Ingatlah kau sudah menikah dengan wanita ini. Jimin milik ku!"

Namjoon menghentikan langkah ketika akan menaiki anak tangga. "Sampai kapan pun Jimin—adalah milik Jeon Namjoon. Ingatlah itu"

Jungkook mengepalkan kedua tangan nya. Merasa sangat kesal melihat reaksi Namjoon yang tidak sesuai perkiraan nya. Kedua orang tua Jieun saling memandang satu sama lain. Mereka tentu merasa kecewa atas kejadian yang baru saja terjadi. Namun putri mereka hanya tersenyum memberikan sebuah gesture untuk tetap diam.

"Maafkan anak ku besan.. maaf" ucap Nyonya Jeon berkali-kali sembari membungkukkan badan. Jieun meraih kedua tangan Ibu mertua nya.

"Jangan minta maaf Ibu, aku tahu posisi ku pasti tak kan lama disini terlebih Namjoon sangat mencintai nya. Bukankah sejak pernikahan ku dengan Putra mu kau sudah memberitahu ku mengenai hal ini?"

Nyonya Jeon mengusap genggaman tangan menantu nya. "Maaf, sungguh Ibu minta maaf padamu nak..." Lirih Nyonya Jeon yang diangguki Jieun pelan.

"Jangan meminta maaf lagi Ibu, sudahlah tak apa. Kalau begitu aku pamit jangan khawatir aku pasti akan memberitahu kan soal ini pada kedua orang tua ku nanti"

Pipi Jieun dielus lembut oleh Nyonya Kim sebelum wanita berstatus sebagai menantu itu berlalu pergi membawa kedua orang tua nya yang masih terlihat syok atas kejadian tadi.

Sementara Jungkook membanting koper yang ia pegang ke lantai demi meluapkan emosi nya. Sang Ibu mendekat dan memegangi tangan Putra bungsu nya.

"Jungkook,"

"Lepaskan aku Eomma.."

"Tidak. Tidak akan Eomma lepaskan lagi. Tidak akan Eomma biarkan Putra bungsu Eomma ini pergi dari rumah ini. Eomma rindu Jungkook.."

Jungkook tak bergeming. Wanita itu terisak.

"Kenapa kau menyiksa Eomma mu Sayang, kenapa kau pergi tanpa pamit pada kami"

"Karena aku bukan bagian dari keluarga ini. Aku bukan putra mu"

"Siapa yang bilang, kau adalah putra Eomma. Putra kedua keluarga Jeon. Tidak ada yang bisa memisahkan mu dari eomma. Tidak ada Jungkook"

𝐉 𝐔 𝐀 𝐋 𝐃 𝐈 𝐑 𝐈 [NAMJIKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang