🖤Rean🖤

1 1 0
                                    

Pagi yang begitu indah, dengan cuaca sedikit mendung dan penyampaian amanat yang begitu singkat. Upacara bendera yang selalu dilakukan setiap hari Senin itu berjalan dengan cepat. Benar-benar indah bukan?

Seorang remaja laki-laki duduk di depan kelasnya, dengan sebuah kertas dan pensilnya. Menggores tiap bagian kertas. Kegiatan paling menyenangkan untuknya selagi menunggu guru masuk dan mengajar.

"Woi! ngegambar apaan lagi sekarang? Permintaan gue mana?"

Suara tak asing itu membuatnya sedikit terkejut. Dan dia tahu siapa si pemilik suara tanpa harus mengalihkan pandangannya.

"Bentar lagi selesai. Pulang sekolah nanti gue antar ke kelas.", Jawabnya cepat tanpa menoleh.

"Ohh okey. Eeh Lo udah punya pacar belum?"

Pertanyaan itu menarik perhatiannya. Kenapa sang kakak kelasnya ini menanyakan hal itu secara tiba-tiba? Ia mengalihkan pandangannya, menatap kakak kelasnya itu dengan kening berkerut bingung.

"Bukan gue!" Ucapnya begitu cepat dan tegas, menerka isi kepala sang adik kelasnya itu.

"Gue ada kenalan di sosmed. Gue iseng kemarin buat ngenalin teman-teman cowok gue ke teman segrup gue. Terus dia bilang mau dikenalin juga buat nambah teman. Ya gue kepikiran aja buat ngenalin ke Lo. Kalian seumuran kok. Dia adek gue. Orangnya baik. So, gak mungkin kan gue kasih dia cowok fiksi.", Jelas Salsa~ sang kakak kelas.

"Jadi gimana Rean? Lo mau gak di kenalin sama dia?", Tanya Salsa lagi.

"Gak tau.", Gumamnya laki-laki itu yang namanya adalah Rean.

"Pilihannya mau atau enggak. Bukan gak tau. Yaudah deh nanti malam gue kirimin nomornya."

"Jangan lupa gambar yang gue minta ya? Gue balik kelas dulu.", Rean hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

Salsa benar-benar pergi meninggalkan laki-laki itu tenggelam sendiri dengan fokusnya. Ia kembali memfokuskan mata dan tangannya pada kertas putih yang sudah sebagian penuh dengan gambar yang dibuatnya. Sampai sang guru yang mengajar berjalan menuju kelasnya.

🖤

Jam pelajaran dan istirahat terus berjalan bergantian hingga bel pertanda pulang dibunyikan. Semua siswa siswi SMA Ardies perlahan bergerak keluar kelas, meninggalkan sekolah.

Rean berjalan menuju kelas XII IPA, kelas Salsa. Ia berniat mengantarkan gambar permintaan sang kakak kelasnya itu.

"Wow wow ada cogannya SMA Ardies.", Godaan itu berasal dari teman-teman Salsa.

"Sa, ada cogan nih. Buruan keluar.", Panggil temannya yang lain.

"Apa nih? Nungguin Salsa? Wah ada couple baru kah?"

Rean yang mendengar celotehan teman-teman dari Salsa hanya diam memainkan Ponselnya. Tak berniat menanggapinya sama sekali, toh nanti ada Salsa yang akan menyanggahnya. Lalu untuk apa dia repot.

"Apaan sih Lo pada?! Rean itu cuma adek gue doang kali. Ntar mau gue kenalin sama adek cewek gue.", Dan benar saja Salsa langsung keluar kelas dengan kesal pada teman-temannya.

"Nih.", Rean menyerahkan kertas bergambar sesuai permintaan Salsa. Tapi gadis itu tidak langsung mengambilnya, ia malah sibuk dengan ponselnya.

"Ngomong lagi coba!", Pinta Salsa sambil menyodorkan ponselnya dengan perekam suara yang telah diaktifkan.

Laki-laki itu mengernyitkan dahi bingung. Apa yang ingin dilakukan kakak kelasnya itu dengan perekam suara yang telah aktif?

"Buruan iih! Gue mau kirim ke adek gue, biar dia bisa dengar suara cowok yang mau dikenalin ke dia itu kek gimana.", Paksa Salsa.

Agar bisa pulang dengan cepat akhirnya ia mengalah, ia berbicara di dekat perekam suara itu sambil menyerahkan kertas yang telah berisi gambar permintaan Salsa. Salsa mengambil kertas itu dan menatap senang adek kelasnya itu.

"Udah kan? Gue pulang.", Ucapnya.

"Okey, thanks!", Salsa menyimpan ponselnya yang telah merekam suara Rean kedalam tasnya.

"Eeh Lo balik naik apa?", Tanya Salsa yang berjalan beriringan dengan Rean menuju gerbang sekolah.

"Motor, kenapa? Mau nebeng?"

"Kagak lah. Gue bareng pacar."

"Oiya ntar malam gue kirimin nomor adek gue. Jalan lupa di chat ya.", Tambah Salsa sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Rean sendirian.

ReanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang