Drrrtt drrrttt
Suara getaran ponselnya membuatnya mengalihkan fokusnya. Ia membuka pesan-pesan spam dari kakak kelasnya, siapa lagi kalo bukan Salsa.
Kak Salsa
• Ayna
• itu nomor adek gue
• jangan dianggurin aja
• ajakin kenalan ya
• siapa tau jodoh kanRean
•YaRean hanya membalasnya singkat, lalu fokusnya kembali pada bukunya dengan banyak rumus kimia yang memusingkan. Namun tidak untuknya karena dia cukup menyukai pelajaran itu.
Ponselnya masih tetap bergetar, kali ini ntah pesan dari siapa lagi yang masuk ke ponselnya. Mungkin dari grup kelas, grup ekstrakulikuler, grup OSIS, teman-temannya atau bahkan mungkin sang kakak kelas lagi. Tapi ia tak berminat meraih dan membuka pesan-pesan itu.
Tak butuh waktu lama akhirnya ia telah selesai dengan semua rumus-rumus memusingkan itu. Ia menutup bukunya dan meninggalkan nya begitu saja. Laki-laki itu merebahkan tubuhnya diatas ranjang, menatap langit-langit kamarnya.
Sekarang sudah pukul 21.00, namun matanya masih tetap enggan untuk tertutup. Akhirnya matanya menatap ponselnya yang sudah tak bergetar lagi sejak beberapa menit lalu.
Ia meraih benda persegi panjang itu dan kembali membuka pesan dari kakak kelasnya tadi. Laki-laki itu terus menatap kontak yang ia terima beberapa saat lalu lalu melirik jam dindingnya. Ia melakukan itu berkali-kali sampai akhirnya tangannya bergerak untuk mengirimkan satu pesan pada kontak asing itu.
Apa dia udah tidur ya?, Batin Rean bertanya demikian karena tak ada balasan untuk beberapa saat.
Drrrttt
Ayna
•iya?Rean
•Ayna kan? Gue ReanAyna
•iya:)
•salken ReanRean
•YaLalu tak ada lagi balasan dan laki-laki itu juga tak memulai percakapan lagi. Ia tak tahu bahwa ditempat lain gadis itu menunggunya untuk mengajaknya mengobrol lagi.
Bosan tanpa melakukan apapun membuat matanya perlahan menutup. Rasa kantuk menghinggapinya. Ia dibawa menuju alam mimpi hingga pagi pun datang membangunkannya kembali.
🖤
Aktivitas di sekolahpun dimulai kembali. Bahkan ini baru hari kedua setelah Minggu berlalu. Tak banyak perubahan yang dilakukan disekolah. Tetap seperti biasa, belajar, istirahat, belajar lagi dan begitu sampai bel pulang dibunyikan.
Setelah bel pulang dibunyikan, perlahan lorong kelas menjadi sepi. Hanya ada beberapa siswa yang masih terlihat karena harus mengikuti ekstrakurikuler. Begitu pula dengan Rean. Laki-laki itu ada latihan paskibra. Dan kegiatan itu mau tak mau membuatnya bertemu kakak kelasnya yang sedikit rewel itu, Salsa.
Salsa yang melihat Rean berjalan mendekat ke lapangan pun melambaikan tangannya. Mengisyaratkan Rean untuk menuju kearahnya. Rean yang melihat itu menghela napasnya malas. Tapi, ia tetap berjalan mendekat.
"Gimana kemaren malam?", Tanya Salsa penuh penasaran walau sebenarnya ia kurang lebih tahu bagaimana isi chat Rean dan juga Ayna.
"Ya gak gimana gimana."
"Dekatin lah! Gue dukung nih. Mau tanya-tanya tentang Ayna sama gue juga bisa."
"Gak dulu deh kak.", Balasnya.
"Lah kenapa? Adek gue gak cantik emang?", Tanya Salsa heboh.
"Cantik tapi, gue gak tertarik.", Jawaban Rean membuat Salsa kebingungan harus membalas apalagi. Jika sudah tidak ada ketertarikan maka akan susah.
"Lo sukanya yang gimana?", Tanya Salsa lagi setelah beberapa menit diam.
"Yang pasti bukan cewek yang berisik apalagi manja."
"Pas banget Ayna itu ceweknya gak manja apalagi berisik, tapi kadang-kadang suka rese juga sih.", Bujuk Salsa sekali lagi.
"Gak dulu deh kak."
"Atau jangan-jangan Lo udah ada pacar ya?", Curiga Salsa.
"Pacar apaan! Gue gak ada pacar kali kak.", Bantahnya cepat.
"Terus kenapa nolak adek gue? Tapi ya wajar sih kalo Lo udah punya pacar."
Rean menghela nafas. Kali ini ntah apalagi maksud perkataan dari kakak kelasnya itu.
"Alah gak usah pura-pura gak tau deh. Tuh Lo liat anak-anak kelas X yang baru daftar ke paskibra itu rata-rata cewek semua."
"Apa hubungannya sih kak?", Tanya Rean berusaha untuk tetap sopan pada kakak kelasnya itu.
"Mereka itu daftar biar bisa interaksi sama Lo."
"Kebetulan aja kali yang minat paskibra kebanyakan cewek."
"Mereka mah bukan kebetulan minat ikut paskibra tapi kebetulan Lo adanya di paskibra."
"Kalo Lo emang gak minat pdkt sama adek gue, mending dekatin aja mereka."
"Salsa! Rean! Ayo sini ngumpul dulu!", Panggil salah satu anak paskibra yang seangkatan dengan Salsa.
Percakapan mereka pun harus terputus tanpa Salsa bisa menyelesaikan ucapannya. Rean pun sudah berjalan meninggalkan Salsa. Jika ia bertahan lebih lama maka akan banyak lagi ucapan Salsa yang membuatnya malas untuk dengarkan. Dan pastinya berisi bujukan untuk Rean mengenal Ayna atau bahkan mendekati salah satu dari adek kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rean
Teen Fiction"Dia terlalu rewel dan berisik." ~Rean~ "Saat orang lain datang, aku bersikap dingin. Tapi saat kamu yang datang, sikapku berbanding terbalik saat bersama orang lain. Menjadi rewel dan berisik, maaf bila itu mengganggu mu" ~Ayna~ (Cerita ini mungkin...