Kajima!

93 12 3
                                    


Dengan langkah sedikit tergesa, Yeonjun menaiki tangga menuju ruangan pribadinya yang ada di lantai dua. Ruangan pribadi yang sengaja ia bangun dengan design seperti ruangan sebuah apartemen. Dimana di dalamnya terdapat bar mini, dapur bersih, ruang keluarga, dan satu kamar tidur. Bahkan akses pintu menuju ke ruangan pribadinya pun menggunakan kata sandi yang hanya diketahui oleh sang istri dan anak, serta ke enam sahabatnya. Siapa saja yang ingin masuk harus memencet bel layaknya sebuah apartemen sungguhan. Padahal ruangan tersebut hanya terletak persis di lantai atas restoran utamanya.

Restoran pertama yang ia rintis, yang hanya berdasar dari satu kegemaran pribadi, yakni sangat menyukai makanan Jepang. Tercetuslah ide untuk membangun sebuah tempat yang bisa memudahkan ia untuk memesan deretan menu kesukaannya.

Meski sempat tidak disetujui oleh kedua orang tuanya yang saat itu merupakan pemilik saham terbesar dari sebuah perusahaan ponsel yang sudah mendunia, tak meredupkan niatnya untuk mewujudkan keinginannya.

Beruntung, tepat di saat itu, ia bertemu dengan seorang wanita yang mempunyai kegemaran serta mimpi yang sama. Yeji, seorang anak Walikota setempat kala itu, langsung membuatnya jatuh hati. Hingga dukungan sang wanita pun tambah memacu semangatnya untuk membangun restoran impiannya.

Mereka menikah di usia yang masih sangat muda. Tepat satu minggu setelah peresmian restoran utama Yeonjun yang ia beri nama Umami House. Restoran yang kini tidak hanya tersebar di penjuru Korea Selatan, bahkan bisa ditemukan juga di berbagai tempat di Jepang. Total sudah ratusan cabang yang berhasil Yeonjun bangun.

Begitu pintu apartemen buatannya terbuka, Yeonjun langsung menghela nafas jengkel bersiap memberi protes.

"Kenapa bini gue juga harus ikut sih, Bang?"

Yeonjun, sang bungsu dari tujuh sekawan, langsung menyuarakan kejengkelannya pada ketiga sahabat, Seokjin, Taehyung dan Jungkook, yang kini tengah duduk santai menikmati sushi pesanan mereka di ruang makan. Sedang para istri yang sedang berbincang di ruang tengah, ikut menoleh melihat kedatangannya.

"Apa sih dateng-dateng udah protes aja. Sini duduk, makan dulu. Anggap rumah sendiri." celetuk Jungkook dengan mulut penuh yang masih mengunyah.

"Ente kadang-kadang. Emang ini rumah gue!"

Yeonjun dengan langkah gontainya berjalan menuju meja makan dan langsung menurut untuk ikut duduk dengan para sahabat.

"Yeji aja nggak protes. Tuh, malah seneng dia." Taehyung menjawab sambil menunjuk memakai dagunya ke arah para wanita.

Yeonjun pun melayangkan pandangannya ke ruang tengah, dan mendapati sang istri yang sedang tersenyum dengan begitu lebar ke arahnya.

"Aduh, kenapa senyumnya gitu sih? Aku jadi ga tega mau protes lagi lho, sayang." ucap Yeonjun dengan nada manjanya.

"Ih kamu mah, seminggu doang lho. Bukan sebulan. Enggak bakal lama, kok." jawab Yeji menenangkan sang suami.

Yeonjun kembali melangkahkan kakinya, kali ini menuju ke tempat para istri. Mendudukkan diri di samping Yeji, dan segera merengkuh pinggang sang istri sambil menyandarkan pipi di bahunya.

"Apanya yang gak lama? Seminggu itu tujuh hari, lho. Tega banget bikin aku tidur sendirian selama itu."

"Bocah bener, Jun. Bukannya seneng bini mo jalan-jalan. Malah protas-protes. Manyunin lagi gue timpuk pake gelas tu bibir." Irene menyela dengan tatapan tajam andalannya.

"Kenapa suami-suami gak ikutan juga? Masa istri-istrinya doang yang berangkat?" Yeonjun tetap pada keluhannya.

"Karena emang ini acara khusus wanita. Sebenarnya ini gak direncanain lho. Gue aja kaget pas kemarin dikasih tau sama Jungkook, katanya dia punya hadiah. Mana gue tau itu hadiah ternyata paket jalan-jalan sama tiket pesawat ke Paris buat enam orang. Katanya lagi itu emang khusus buat kita para istri." Jieun menjelaskan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Castle ClusterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang