"Aku bukan pelakunya! Tuan Dave, bukankah Anda melihat sendiri saya menyusup ke dalam kereta. Bahkan, Anda juga melihat saat saya selesai memasak dan menyicipi hidangan-hidangan ini?"
Arletta memandang ke arah Dave penuh permohonan untuk membelanya atas tuduhan pembunuhan ini. Namun, alih-alih membelanya, ekspresi Dave saat ini tampak begitu kecewa dan marah kepada Arletta. Dia itu bersikap seolah retak benar-benar ikut terlibat dalam pembunuhan ini. Jelas Hal itu membuat Arletta begitu sakit hati. Seolah baru tersadar bahwa dirinya benar-benar sendirian di sini.
Sejujurnya jauh di dalam lubuk hati Arletta, wanita itu tidak masalah apabila dirinya dihukum mati. Namun, di sisi lain dia tidak akan terima bahwa hukuman itu dijatuhkan atas tuduhan pembunuhan yang tidak ia lakukan. Jika hukuman itu bisa menjadi penebus kelalaiannya sehingga membuat satu rumah ini belakang nyawa, maka Arletta bisa menerimanya.
"Anda melakukan gerak-gerik aneh beberapa waktu belakangan ini. Maaf, Lady Arletta, tetapi hukum harus tetap berjalan."
Bak disambar petir di siang bolong, sungguh tubuh Arletta terasa lemas tak berdaya. Dengan genangan cairan bening yang telah menumpuk di pelupuk mata, arlita memandang satu persatu wajah orang-orang yang ada di sekitarnya. Alaric dan semua prajurit di sana menetapnya dengan tajam. Jika boleh menjadi wanita ingin menjerit karena ia merasa begitu tertekan. Mengapa hidupnya selalu seperti ini? Merasa tertindas oleh orang-orang yang berkuasa di atasnya.
"Duke, aku sungguh, tidak melakukan ini," cicit Arletta berusaha menahan tangisan sekuat tenaga. Namun pada akhirnya meskipun sudah berusaha ia tahan sebaik mungkin, ternyata lelehan bening itu jatuh juga. Terletak berusaha menahan isakan, tetapi yang terjadi justru ia semakin terisak hingga membuat ia kesulitan berbicara.
Melihat arleta yang menangis membuat kepala Alaric menjadi semakin pusing. Mengapa para wanita menyelesaikan masalah dengan menangis? Oh, tidak, ini bukan menyelesaikan melainkan menambah masalah saja.
Menghela napas panjang, Alaric mendekati Arletta. Tubuh pria itu berputar sempurna hingga menghadang wanita itu. Dengan tubuh jagungnya yang memiliki selisih begitu jauh dengan Arletta, membuat hari harus sedikit membungkuk untuk bisa beradu pandang tepat di depan wajah wanita yang sedang menahan isakan dengan bibir bergetar itu.
Alaric sengaja mengangkat dagu Arletta hingga membuat wanita itu terpaksa harus menghadapnya. Mata mereka beradu tepat. Alaric dengan jelas bisa merasakan bagaimana tubuh Arletta menghilang ketakutan. Benar-benar wanita yang lemah. Entah mengapa pula ia harus menyetujui permintaan Elina untuk melakukan pernikahan konyol dengan wanita ini. Entah apa boleh yang dipikirkan kakak iparnya itu sehingga mengusulkan ide paling aneh di dunia.
Tentu saja Alaric akan menyuarakan protesnya nanti kepada Elina. Berhubung wanita itu sedang tidak ada di sini, maka untuk sementara Alaric harus menghadapi Arletta dengan berbagai tangisan khas wanita yang begitu ia benci.
"Jika kau memang tidak bersalah, maka buktikan!"
Begitulah hari itu berakhir dengan Arletta yang termenung setelah kepergian Alaric yang entah pergi ke mana. Matahari hitam menatap anak ke seluruh penjuru ruangan yang dipenuhi jasad dan banjir darah. Sungguh tragis nian. Hal itu membuat Arletta harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia tidak terlibat dalam pembunuhan ini.
Langkah pertama yang diambil Arletta adalah mencari daftar nama dalam hubungan perjalanan kali ini. Setelah mendapatkan daftar nama itu dari Dave, Arletta segera pergi menuju ruangan yang dipersiapkan untuk penyimpanan mayat.
Ketika memasuki ruangan itu, Arletta melihat beberapa tabib sedang mengotopsi mayat-mayat tersebut. Meski perutnya terasa mual karena melihat pemandangan yang mengerikan, tetapi karena Arletta memang terhalangnya mempelajari berbagai keilmuan tentang kedokteran, wanita itu bisa membantu sedikit banyak sembari mengumpulkan barang bukti ketidakterlibatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose The Villain Duke
FantasyArletta Davies kembali terbangun setelah dibunuh dengan keji oleh suami dan keluarganya. Demi membalaskan dendam pada kekejaman keluarga dan mantan suami di kehidupan sebelumnya, Arletta rela menjadi istri kontrak Duke Alaric Wilton, pria kejam dan...