bab 2

14 5 9
                                    

Keesokan harinya Zahra di suru mama ayu untuk pulang cepat, katanya calon suami Zahra akan datang,

"uh gimana sih padahalkan Zahra pengen ngehindar dari mereka, Mana ketemuannya di rumah lagi" ucap Zahra dalam hati

"Zahra pulang" ucap Zahra malas tampa melihat ada dua orang asing yang sedang duduk, mama ayu menatapnya dengan tajam.

"Hehe maksudnya assalamualaikum"
Cengir Zahra seraya meringis,
"Waalaikumussalam" balas mereka bersamaan.

"Ra ayo duduk di sini" panggil mama, dengan ogah-ogahan Zahra pun duduk disebelahnya

"Nak Zahra perkenalkan nama umi Farida dewi dan ini Abi Harim darmawan, kita ke sini ingin membahas perjodohan kalian" ucap umi dewi

Zahra tersenyum kikuk, tapi kok mereka cuma berdua, si ustadz mana?

Umi dewi yang faham dengan gelagat Zahra pun langsung berujar

"putra umi sedang di perjalanan, tadi dia sedang mengurus pesantren"

Zahra mengangguk dan tersenyum, jujur Zahra tengah gugup setengah mampus,

" Mba Dewi maaf ya Zahra anaknya emang pemalu karna baru kenal"
Ucap mama, umi dewi tersenyum menanggapinya,

" Gkpapa nanti juga terbiasa" balas umi, sungguh Zahra bisa menebak jika umi dewi ini adalah seorang wanita cantik di balik cadarnya...

"Umi" panggil Zahra, ia menoleh
"Ada apa nak?" Tanyanya lembut
"Umi yakin mau menjodohkan aku dengan putra umi? Aku aja gk pake jilbab, apa putra umi mau sama aku?"
Yap inilah pertanyaan yang bersarang di otaknya sejak kemarin.

Umi dewi tersenyum di balik cadarnya,lalu mengenggam kedua tangan Zahra,

"Nak semua orang bisa berubah, umi yakin putra umi bisa membimbing kamu, percaya atau tidak dulu umi persis seperti kamu, namun semenjak bertemu dengan abi, umi jadi berubah" balas umi dengan lembut,

Zahra bahkan sampai tergiur mendengar suaranya yang bak kapas sutra itu.

"Assalamualaikum"ucap seseorang tiba-tiba.

"Waalaikumussalam" ucap mereka bersamaan, Zahra mendongak menatap pria tersebut.

"Ustadz rayyan?" Beonya, Zahra mengingat cowok ini, beberapa hari lalu sempat ada insiden, dimana Zahra hampir saja terserempet motor dan untungnya ustadz tampan itu membantunya, walau dia agak takut-takut menyentuh Zahra

"Zahra" gumamnya, Zahra Masi bisa mendengar,ingat ini, pendengarannya sangat tajam!

Sebentar.......

Jangan bilang?

GAK MUNGKIN DONG? MASA USTADZ RAYYAN YANG BAKAL DI JODOHIN SAMA ZAHRA

"Wah kalian udah saling kenal" girang mama, Zahra hanya menatapnya jengah.

"Nah nak Zahra ini anak umi, namanya rayyan" ucap umi,

Lagi-lagi Zahra membulatkan bola mata lebar, ganteng sih tapi ustadz ini sikapnya kaku dan dingin, gimana kalau nikah? Sangat tak cocok dengan Zahra yang gemar bercanda.

Zahra tersenyum canggung, dan menatap ustadz rayyan yang tengah menatapnya juga.

Satu...

Dua...

Tiga...

Hanya tiga detik mata keduanya saling menatap, setelah itu ustadz langsung memutuskan kontak matanya dan kembali menunduk.

Mungkin takut zina mata?

Heh jangan kira Zahra gak tau ya apa macam-macam zina, gini-gini nilai agamanya paling tinggi, ya karna nyontek si hehe😅

Readers//ngebuk Zahra

"Jadi gimana Zahra kamu menerima perjodohan ini?" Tanya umi lagi

"Aku sih tergantung ustadz aja"balas Zahra santai,

Tiba-tiba mama ayu mencubitnya pelan, Zahra mendengus

" Zahra sih terserah mas rayyan aja" ralatnya lagi.

" Saya setuju" balas ustadz,

Lagi dan lagi Zahra membulatkan bola matanya, kenapa dia malah setuju sih? Arghh pusing.

" Hmm mas bisa ngomong sebentar di belakang" tanya Zahra kaku, dia mengangguk, lalu Zahra berjalan ke arah belakang, ustadz rayyan pun mengikuti langkahnya.

"Mas rayyan, aku panggil mas pakai sebutan ustadz aja yah?" Ucap Zahra membuka suara, dia hanya membalas dengan deheman.

"Ustadz kok mau si dijodohin sama saya? Saya kira ustadz bakal nolak tadi" ucap Zahra sebal, padahal Zahra sudah membayangkan ustadz rayyan tidak menerima perjodohan ini, namun ekspresi tak semanis realita.

"Saya gk mau mengecewakan umi, karna dia yang memilihkan kamu untuk saya, saya yakin pilihan umi sudah yang paling benar dan baik" balasannya, waww dia berbicara banyak hari ini yuhuu!!

"Tapi ustadz saya gk mau di poligami" rayyan terkekeh,eh? Dia ketawa? Gila sejarah baru!!

"Saya juga gk mau nikah lebih dari satu kali" Zahra memicingkan matanya menatap ustadz rayyan,

"Biasanya ustadz-ustadz doyang poligami, aku gk mau ya  ustadz di poligami" serkasnya, istri mana yang mau di poligami? Walau banyak sih istri yang di poligami, namun maaf seribu maaf, mental Zahra gak sekuat mereka.

See you next part

"Bay Bay lopyu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum ustadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang